Nyeri di ulu hati, perih, panas disertai kembung, begah dan terus-menerus sendawa memang sangat menyiksa ya. Apalagi saat Kamu berada di situasi rapat penting misalnya.

 

Kumpulan gejala tadi merupakan kondisi yang disebut sindroma dispepsia. Orang awam mengenalnya dengan "sakit maag". Sindroma dispepsia adalah gangguan pada saluran cerna bagian atas mulai dari esofagus (kerongkongan), lambung, dan usus dua belas jari.

 

Apa yang dilakukan banyak orang ketika serangan “sakit maag” datang? Mudah saja, tinggal beli obat warung untuk sakit maag, baik yang berbentuk tablet kunyah, larutan, atau tablet, di apotek atau warung terdekat. Tinggal glek, gejala akan segera reda.

 

Tetapi jika gejala selalu datang kembali, apakah minum obat warung untuk sakit maag menjadi solusi yang baik? Apakah ada dampak jangka panjang mengandalkan obat warung untuk sakit maag terus menerus saat maag kumat?

 

Baca juga: Hati-hati, Keluhan di Lambung Tidak Selalu Sakit Maag


Obat Warung untuk Sakit Maag

Obat warung adalah obat yang dapat dibeli secara bebas di apotek, toko obat, bahkan warung kecil, tanpa resep dokter. Beberapa jenis obat warung untuk sakit maag dapat dibeli kapan saja dan di mana saja.

 

Sesekali minum obat warung untuk sakit maag tidak ada salahnya. Namun terkait pengobatan sakit maag atau sindrom dispepsia tidak kunjung sembuh, seharusnya dokter lah yang bisa menentukan obat yang paling tepat untuk mengatasi keluhan sakit di saluran pencernaan bagian atas ini.

 

Dijelaskan oleh dr. Hendra Nurjadin, dokter spesialis penyakit dalam, konsultan gastroenterologi dari Rumah Sakit Pondok Indah-Puri Indah, dalam diskusi tentang “Gangguan Pencernaan” di Jakarta belum lama ini, bahwa minum obat warung untuk sakit maag bebas juga ada aturannya.

 

“Sudah jelas aturannya, yakni jika sakit berlanjut hubungi dokter,” jelasnya. Menurut dr. Hendra, ada konsekuensi minum obat warung untuk sakit maag terus-terusan.

 

Sebelumnya, Kamu perlu tahu jenis-jenis obat yang biasa digunakan untuk mengatasi gejala sakit maag, terutama yang terkait dengan produksi asam lambung berlebihan.

 

Baca juga: Gangguan Asam Lambung Akibat Pola Hidup Tidak Sehat

 

 

Jenis-jenis Obat Maag dan Aturan Pakainya

Ada tiga jenis pereda asam lambung yang biasa diberikan untuk mengatasi “sakit maag”, yaitu:

 

1. Antasida

Antasida berfungsi menetralkan (mengurangi) asam lambung yang berlebihan sehingga gejala seperti perih di lambung bisa dikurangi. Antasida juga bisa meredakan nyeri akibat tukak (luka) di usus dua belas jari (duodenum). 

 

Beberapa antasida mengandung simetikon, yang berfungsi mengurangi gas. Contoh-contoh antasida yang bisa dibeli tanpa resep adalah Promag, Mylanta, Polysilane, atau antasida generik. 

 

Dokter biasanya akan merekomendasikan obat antasida ini sebagai salah satu pengobatan pertama untuk dispepsia. Tetapi, jika gejala tidak membaik, ada baiknya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter. Jangan meneruskan obat tanpa konsultasi terlebih dahulu.

 

“Sebagian antasida mengandung logam berat seperti magnesium sehingga dapat berpengaruh pada kesehatan ginjal. Sehingga tidak disarankan mengonsumi terus menerus jika gejala tidak membaik. Lebih baik ke dokter,” jelas dr. Hendra.



2. Antagonis reseptor H-2

Obat dari golongan ini juga berkerja dengan mengurangi kadar asam lambung, namun efeknya bertahan lebih lama daripada antasida. Hanya saja antasida memiliki keunggulan karena bekerja lebih cepat.  

 

Contoh obat antagonis reseptor H-2 adalah simetidin, ranitidin, famotidin, dan nizatidin. Sebagian antagonis reseptor H-2 ini diresepkan dokter tetapi ada yang bisa dijual bebas di apotek.c 

 

Obat ini cukup efektif dan aman. Beberapa orang mungkin mengalami efek samping seperti mual, muntah, konstipasi, diare, dan sakit kepala setelah meminumnya. Efek samping lain mungkin termasuk memar atau pendarahan.



3. Penghambat pompa proton (Proton pump inhibitor/PPI)

Penghambat pompa proton tidak untuk mengobati sakit maag, tetapi lebih ke gejala GERD atau refluks asam lambung. Ini adalah kondisi di mana isi lambung naik ke kerongkongan secara berulang. Gejala utamanya adalah heartburn, atau rasa terbakar di ulu hati.

 

Contoh penghambat pompa proton adalah omeparzole, lansoprazole, rabeprazol, pantoprazol, dan esomeprazol. Obat ini dapat mengurangi asam lambung lebih kuat dari antagonis reseptor H-2. Tentu saja obat ini sebaiknya tidak dibeli bebas tetapi bicarakan dengan dokter tentang kemungkinan efek samping.

 

Baca juga: Mengatasi Sakit Maag karena Stres Tanpa ke Dokter


Obat maag yang mudah didapatkan dan cepat meredakan gejala memang bisa sangat membantu. Namun seperti dikatakan dr. Hendra, jika gejala sakit maag terus menerus datang, sebaiknya tidak hanya mengandalkan obat maag warung. Lebih baik cek ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya, sehingga dapat diputuskan pengobatan yang tepat.

 

Selain itu tambah dr. Hendra, maag bukanlah penyakit kronis yang menetap. Gejala maag atau dispepsia dapat disembuhkan dengan mengurangi stres, mengubah pola makan, dan melakukan gaya hidup sehat. Simak video di bawah ini tentang bagaimana mengatasi sakit maag dengan benar! (AY)

 



Referensi:

Medical News Today. What to know about indigestion or dyspepsia

Cleveland Clinic. Heartburn Treatment.