Masa kanak-kanak adalah masa yang seharusnya diisi dengan kebahagiaan. Namun, nyatanya anak juga bisa mengalami stres di masa tersebut, lho. Apa sih penyebab dan tanda stres pada anak?

 

Ada banyak hal yang bisa menyebabkan anak stres, seperti pindah rumah atau lingkungan, kehadiran adik baru, kematian hewan peliharaan atau keluarga dekat, atau terpisah dari Mums dan Dads.

 

Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak tidak bisa menjelaskan tentang apa yang mereka rasakan. Inilah kenapa Mums harus peka dengan perilaku si Kecil. Mums perlu mendeteksi apakah ada perubahan dalam perilakunya. Apa saja sih tanda anak mengalami stres? Berikut penjelasannya!

 

Baca juga: Cara Alami Menurunkan Demam Anak dengan Memanfaatkan Bahan Herbal
 

Tanda-tanda Anak Mengalami Stres

Berikut tanda umum anak mengalami stres:

 

1. Terlalu Lengket atau Manja dengan Mums

Kalau si Kecil berteriak dan menangis setiap kali Mums mau pergi atau jika sebelumnya ia baik-baik saja jika terpisah dari Mums, tetapi tiba-tiba selalu menangis jika Mums mau pergi, maka kemungkinan besar si Kecil mengalami gangguan kecemasan perpisahan (separation anxiety).

 

Strategi ini bisa membantu meredakan stres yang dialami si Kecil jika Mums mau pergi:

  • Sesi berpamitan dengan si Kecil jangan terlalu lama.
  • Jelaskan secara spesifik kepadanya kapan Mums akan kembali.
  • Bantu si Kecil agar terbiasa akan kepergian Mums dengan cara mengingatkannya beberapa kali sebelum Mums pergi.
  • Alihkan perhatian si Kecil dengan memberikannya mainan.
  • Berikan si Kecil sesuatu yang mengingatkannya kepada Mums, misalnya foto Mums atau semprotkan parfum Mums ke benda kesayangannya.

 

2. Sulit Tidur

Anak-anak bisa mengalami gangguan tidur karena banyak hal, misalnya sedang sakit atau tumbuh gigi. Namun, perubahan pola tidur yang terjadi secara tiba-tiba bisa menjadi tanda-tanda anak mengalami stres.

 

Anak-anak yang merasa cemas berlebihan biasanya sulit tidur atau sering terbangun tengah malam. Jika hal ini terjadi, coba bantu si Kecil mengikuti rutinitas malam hari yang menyenangkan. Jangan berikan si Kecil camilan manis setelah waktu makan malam. 

 

Baca juga: Selama Pandemi, Buat Rutinitas Baru agar Anak Tidak Bosan dan Sedih
 

3. Regresi Perilaku

Hal besar dalam hidup, seperti pindah rumah atau kehadiran adik bayi, bisa membuat anak kembali melakukan kebiasaan yang sudah seharusnya tidak ia lakukan, misalnya ngompol atau mengisap jari.

 

Untuk mengatasi stres dan membantu si Kecil beradaptasi terhadap perubahan adalah dengan cara membuatnya merasa penting dan dibutuhkan. Misalnya, Mums bisa memberikan si Kecil tugas baru sebagai kakak jika stres yang dialaminya akibat kehadiran adik. Tugas baru yang dimaksud antara lain menyanyikan lagu di waktu tidur adik atau membantu adik minum susu.

 

4. Melakukan Perilaku Berulang

Salah satu tanda anak mengalami stres adalah melakukan perilaku berulang. Anak yang merasa stres biasanya menenangkan dirinya dengan perilaku berulang, seperti menggigit kuku atau menggaruk kulit.

 

Kalau Mums menyadari si Kecil melakukan kebiasan-kebiasaan seperti itu, jangan memarahinya. Pasalanya anak kecil belum memiliki kontrol diri yang sempurna. Yang bisa Mums lakukan adalah mengulik apa yang mengganggunya. Mums bisa menanyakannya ketika si Kecil sedang santai. Jika anak mengalami trauma yang cukup serius, sebaiknya konsultasikan dengan ahlinya. (AS)

 

Baca juga: Uji Coba Vaksin Covid-19 untuk Anak di Bawah 12 Tahun, Hasilnya Tahun Depan

 

 

 

Referensi

What to Expect. 4 Signs Your Toddler May Be Stressed. November 2021.
Very Well Family. How to Spot Signs of Stress and Anxiety in Your Toddler. Januari 2020.