Si Kecil yang masih balita selalu menangis histeris setiap kali Dads harus ke kantor? Anak tiba-tiba panik dan menjerit mencari-cari Mums di rumah, yang sebenarnya hanya sedang berada di dapur? Sepertinya ada yang mengalami separation anxiety, nih.

 

Sebenarnya, separation anxiety disorder masih terbilang wajar terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun. Seorang anak dikatakan mengalami kondisi ini bila menunjukkan gejalanya selama kira-kira 4 minggu. Namun, sebaiknya jangan terlalu lama dibiarkan ya, Mums. Bagaimana cara mengatasi separation anxiety disorder pada anak?

 

Intinya, si Kecil merasakan kecemasan saat harus berpisah dengan Mums dan Dads, atau siapa pun yang ia sayangi. Gejalanya ditandai dengan anak menangis histeris, merengek, hingga terus mencari-cari sosok yang meninggalkannya.

 

Ada yang hanya berlangsung selama beberapa waktu sebelum akhirnya mulai terbiasa dan tidak gelisah lagi. Namun, ada juga anak yang mengalami fase ini sejak bayi, balita, hingga saat masuk sekolah TK. Makanya, bila sudah termasuk separation anxiety disorder, anak harus mendapatkan bantuan agar hal ini tidak menjadi hambatan dalam hidupnya serta hidup Mums dan Dads kelak.

 

Cara Mengatasi Separation Anxiety pada Anak

Sesungguhnya, fase separation anxiety pada anak merupakan hal yang normal. Ini adalah reaksi alamiah si Kecil saat harus berpisah dari Mums, Dads, atau siapa pun yang memiliki ikatan emosional dengannya. Agar tidak sampai berlarut-larut, Mums dan Dads bisa mencoba beberapa cara ini secara bertahap:

 

  1. Berlatih proses berpisah

Tinggalkan si Kecil dengan pengasuhnya di rumah dalam waktu singkat dulu. Secara bertahap, tambahkan waktunya. Bila anak sudah mulai terbiasa dengan kehadiran pengasuh dan tidak begitu rewel saat Mums pergi, barulah Mums bisa pergi sebentar dengan tenang.

 

  1. Jadwalkan proses berpisah sesudah tidur siang atau makan

Anak lebih rentan dan mudah rewel menghadapi perpisahan saat ia lelah atau lapar. Hindari berlatih mendekati 2 waktu ini agar si Kecil lebih kooperatif.

 

Baca juga: Penting, Mums! Ini 11 Jenis Permainan untuk Perkembangan Anak!

 

  1. Buat ritual perpisahan secara efektif dan efisien

Contohnya, Mums meniupkan kecupan selamat tinggal dari jauh atau melambai dari jendela mobil. Jangan lupa senyum agar si Kecil tidak terlalu gelisah.

 

  1. Pamitlah tanpa banyak ribut

Jangan tampak ragu atau malah memutuskan untuk kembali. Si Kecil bisa merasa bingung dan malah akan memperparah kegelisahan yang ia rasakan.

 

  1. Tepati janji pada si Kecil

Tepati janji pada si Kecil soal kepulangan Mums. Misalnya, bila Mums janji akan pulang sore hari, jangan lantas jadi malam hari. Anak akan merasa lebih aman bila percaya bahwa Mums selalu menepati janji.

 

  1. Pertahankan lingkungan sefamilier mungkin bagi si Kecil

Biasanya, setiap Mums akan pergi, selalu ada pengasuh yang sama yang akan menjaga rumah dan mengurus si Kecil. Pastikan rutinitas tersebut tidak pernah berubah.

 

  1. Buatlah lingkungan baru terasa lebih familier

Ini berlaku bila si Kecil diajak pergi liburan dan harus menginap di tempat lain. Minta ia untuk membawa barang favoritnya di rumah, misalnya boneka atau mainan kesayangannya.

 

  1. Pastikan si Kecil punya pengasuh tetap

Selain dengan orang tuanya sendiri, anak biasanya tidak mudah percaya dengan orang lain, begitu pula dengan pengasuh. Pastikan si Kecil punya pengasuh tetap saat Mums dan Dads sedang tidak di rumah. Pastikan juga pengasuhnya adalah sosok yang sudah dikenal dan disukai anak.

 

  1. Hindari tontonan seram untuk si Kecil

Tontonan seram semakin membuat anak gelisah. Jadi, sebaiknya jangan biarkan si Kecil menonton film ini bila Mums akan berpamitan.

 

  1. Jangan mudah menyerah

Pastinya, proses ini harus dilakukan secara bertahap agar si Kecil bisa mengurangi kegelisahannya setiap kali Mums dan Dads berpamitan. Bersabarlah, Mums. Tahu-tahu tanpa terasa anak sudah lebih berani dan tidak lagi mengalami separation anxiety.

 

Baca juga: Si Kecil dan Benda Kesayangannya

 

Bagaimana Bila Si Kecil Ternyata Mengalami Separation Anxiety Disorder?

Sekilas gejalanya mirip dengan separation anxiety biasa, sehingga sulit terdeteksi. Namun, gejala ini tidak boleh dibiarkan karena sudah termasuk gangguan emosional dan membutuhkan penanganan terapis anak. Agar tidak salah mengira, inilah beberapa gejala si Kecil memiliki separation anxiety disorder:

 

  1. Khawatir kejadian buruk akan menimpa Mums dan Dads saat pergi

Setiap kali perpisahan terjadi, si Kecil mendadak jadi ‘ratu atau raja drama’. Ia selalu khawatir sesuatu yang buruk akan menimpa Mums dan Dads, seperti sakit, terluka, kecelakaan, hingga meninggal.

 

  1. Khawatir bahwa perpisahan ini akan berlangsung selamanya

Anak bisa saja khawatir diri ia jatuh sakit, meninggal, atau bahkan diculik, sehingga tidak bisa bertemu lagi dengan Mums dan Dads.

 

  1. Tidak mau sekolah (bagi anak yang sudah masuk TK)

Anak akan melakukan apa saja untuk dibolehkan tinggal di rumah pada saatnya harus sekolah, misalnya pura-pura sakit. Hal ini dilakukan karena ketakutan hal buruk akan terjadi bila ia harus sekolah.

 

  1. Tidak mau atau sulit tidur

Anak jadi sulit tidur karena takut bermimpi buruk mengenai perpisahan atau tidak akan terbangun lagi.

 

  1. Sering sakit kepala atau sakit perut

Kedua gejala fisik ini lazim diderita anak dengan separation anxiety disorder.

 

  1. Terlalu lengket dengan Mums

Si Kecil jadi gemar terlalu menggelendot dan tidak ingin membiarkan Mums sendiri, meskipun hanya pindah ke ruangan lain di dalam rumah.

 

Baca juga: Anak Selalu Minta Ditemani, Apa Solusinya?

 

Beberapa Penyebab Separation Anxiety Disorder pada Anak

Separation anxiety disorder tidak terjadi dengan sendirinya, Mums. Ada beberapa penyebabnya, seperti:

 

1. Perubahan lingkungan

Misalnya, saat pindah rumah, ke sekolah baru, atau tempat penitipan anak baru. Stres tidak hanya terjadi karena perubahan lingkungan, melainkan juga akibat peristiwa-peristiwa lain. Misalnya, perceraian orang tua atau meninggalnya anggota keluarga terdekat.

 

2. Orang tua yang terlalu protektif

Anak adalah peniru sempurna orang tua. Bisa jadi separation anxiety disorder yang diderita akibat Mums dan Dads terlalu protektif sebagai orang tua.

 

Menurut para ahli, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh kombinasi faktor biologis dan lingkungan. Anak dapat mewarisi kecenderungan untuk mudah cemas. Ketidakseimbangan 2 bahan kimia di otak, yakni norepinefrin dan serotonin, juga kemungkinan berperan besar dalam masalah separation anxiety disorder.

 

Cara Mengatasi Separation Anxiety Disorder

Banyak beberapa kasus sebenarnya terjadi karena trauma. Untuk itu, Mums harus bekerja sama dengan terapis anak untuk membantu si Kecil mengatasi masalah ini. Selain itu, inilah beberapa hal yang bisa Mums dan Dads lakukan:

 

1. Pelajari tentang masalah ini

Ini masalah gangguan emosional serius yang harus dipelajari, bukan sekadar ulah si Kecil yang mencari drama.

 

2. Dengarkan dan hargai perasaan si Kecil

Anak yang sudah merasa terisolasi dengan perasaan gelisah ekstrem butuh didengar dan dihargai. Cara ini juga berefek menyembuhkan, meskipun secara bertahap.

 

3. Siap mengantisipasi pemicu kegelisahan si Kecil

Bila sudah mengetahui penyebab si Kecil cepat gelisah, saatnya mengantisipasi. Contoh, bila anak lebih berat saat berpisah dengan Mums, mintalah Dads untuk mengantarnya ke sekolah.

 

4. Tetap tenang

Selama Mums bisa tetap terlihat tenang, biasanya si Kecil akan tenang juga saat berpisah.

 

5. Dukung si Kecil untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan

Sebagai pengalihan dari rasa gelisahnya, dukung anak untuk ikut beragam kegiatan bersama teman-temannya di sekolah. Biasanya, bila anak sudah mulai punya teman, kelekatannya dengan Mums akan berkurang.

 

6. Pujilah usaha si Kecil

Jangan lupa puji usaha si Kecil saat berhasil mengatasi rasa gelisahnya. Misalnya, mau pergi tidur tanpa rewel, bersikap baik di sekolah, dan usaha-usaha baik lain yang dilakukannya.

 

7. Ciptakan rutinitas harian

Rutinitas harian, seperti jadwal tidur, makan, dan lain-lain, akan membuat si Kecil merasa aman. Bila suatu saat ada perubahan, misalnya hari Minggu depan pergi ke rumah nenek alih-alih ke playground, beritahu anak dari jauh-jauh hari. Bila anak sudah bisa membaca kalender, tandai hari tersebut sebagai hari khusus.

 

8. Berikan pilihan

Berikan pilihan di saat-saat tertentu agar si Kecil mempunyai sedikit rasa kendali dalam hidupnya. Misalnya, memilih tempat berpisah saat diantar ke sekolah hingga mainan apa saja yang ingin dibawanya ke tempat penitipan anak (day care centre). (AS)

 

Baca juga: Cara Menghibur Anak saat Hewan Peliharaan Meninggal

 

Referensi

HelpGuide: Separation Anxiety and Separation Anxiety Disorder

Healthychildren.org: How to Ease Your Child’s Separation Anxiety

Raisingchildren.net.au: Separation anxiety in babies and children