Berita duka datang dari politikus Cyril Raoul Hakim atau akrab disapa Chico Hakim. Istri dari pria yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Indonesia Muda itu meninggal pada Rabu, 14 Juli 2021. Hingga artikel ini diturunkan, masih belum diketahui secara pasti penyebab kematian sang Istri, Citra Soeroso. Namun, disebutkan bahwa Citra sempat terpapar Covid-19.

 

Citra tengah mengandung dan meninggal setelah melahirkan anak keduanya. Berdasarkan status media sosial kerabat mereka, sebelum kepergian Citra, Chico yang pernah berumah tangga dengan mantan artis Wanda Hamidah, sempat meminta tolong dicarikan donor ASI untuk sang Bayi.

 

Mungkin Mums sering mendengar atau melihat permintaan donor ASI untuk bayi berseliweran di media sosial karena ada kondisi tertentu pada ibu kandungnya. Nyatanya, tidak mudah mencari pendonor ASI dan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan donor ASI untuk bayi. Apa sajakah itu?

 

Fasilitas Donor ASI untuk Bayi di Indonesia Belum Mumpuni

Seperti diketahui, tidak semua ibu dapat menyusui bayinya karena berbagai alasan, mulai dari masalah kesehatan hingga ASI tak kunjung keluar. Perihal dalam pemenuhan nutrisi bagi bayi, World Health Organization (WHO) sendiri merekomendasikan beberapa cara sesuai urutan, yakni bayi menyusu langsung dari ibu, bayi mendapatkan ASI perah dari ibu, bayi mendapatkan donor ASI dari wanita selain ibunya, dan bayi mendapat susu formula.

 

Di negara-negara maju, sudah banyak tersedia Bank ASI untuk memfasilitasi donor ASI untuk bayi. Mums tinggal mencari Bank ASI terdekat dari lokasi domisili serta mencari tahu syarat dan ketentuan untuk mendonorkan ASI atau mendapatkan donor ASI.

 

Baca juga: Sudah Teruji! Menyusui Meningkatkan Kualitas Bonding Mums dan Si Kecil

 

Setelah itu, Mums akan diminta untuk mengisi formulir donor asi untuk bayi. Di sini, Mums harus jujur menceritakan kondisi kesehatan Mums dan gaya hidup, seperti apakah merokok, minum alkohol, atau mengonsumsi obat-obatan. Kebanyakan bank ASI juga akan meminta hasil tes darah dan mengecek kondisi ASI yang akan didonorkan, apakah sesuai dengan kualifikasi. Bahkan, ada pula yang meminta surat rekomendasi dari dokter apakah Mums bisa mendonorkan ASI atau tidak.

 

 

 

Sayangnya, Bank ASI belum banyak tersedia di Indonesia. Hanya RSCM yang memiliki fasilitas Human Milk Storage atau tempat menampung donor ASI. Alhasil, donor ASI kerap dilakukan antar individu tanpa di bawah pengawasan ahli.

 

 

Donor ASI untuk Bayi Tidak Boleh Sembarangan

ASI merupakan makanan utama dan satu-satunya yang masuk ke dalam tubuh bayi usia 0-6 bulan. Karenanya, kualitasnya tentu harus sangat diperhatikan. Jika Mums membutuhkan donor ASI untuk bayi, penting untuk memperhatikan bagaimana kondisi calon pendonor ASI. Berdasarkan keterangan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), ada beberapa tahapan seorang ibu untuk melakukan donor ASI untuk bayi lainnya, yakni:

 

Tahapan pertama

  • Memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan.
  • Kondisi tubuhnya sehat dan tidak memiliki kontraindikasi menyusui.
  • ASI yang dimiliki berlebih, dalam artian sudah memenuhi kebutuhan bayi kandungnya sendiri.
  • Tidak menerima transfusi darah atau transplantasi organ/jaringan dalam kurun waktu 12 bulan terakhir.
  • Tidak mengonsumsi obat-obatan atau suplemen tertentu, di antaranya insulin dan hormon tiroid. Periksakan ke dokter terlebih dahulu apakah obat-obatan atau suplemen yang dikonsumsi selama ini aman bagi bayi.
  • Tidak memiliki riwayat penyakit menular, seperti hepatitis, HIV/AIDS, dan HTLV2.
  • Pasangan atau suami tidak menderita penyakit HIV/AIDS, HTLV2, hepatitis B/C, tidak menderita hemofilia yang rutin menerima komponen darah, tidak menggunakan obat-obatan terlarang, tidak merokok, dan tidak minum minuman beralkohol.

 

Baca juga: Inilah 8 Tanda Mums Hamil di Masa Menyusui

 

Tahapan kedua:

  • Harus menjalani skrining terlebih dahulu, meliputi tes HIV, human T-lymphotropic virus (HTLV), sifilis, hepatitis B, hepatitis C, dan CMV bila ASI akan diberikan kepada bayi prematur.
  • Tes bisa dilakukan per 3 bulan untuk meyakinkan sang Ibu dalam kondisi sehat.
  • ASI yang diberikan juga harus melalui proses pemanasan agar tidak mengandung virus maupun bakteri.

 

Mums juga akan gugur dalam kualifikasi jika merokok, mengonsumsi minum-minuman beralkohol, mengonsumsi obat-obatan terlarang, dan baru-baru ini bepergian ke negara-negara tertentu.

 

Baca juga: Mums, Ketahui Pentingnya IMD untuk Kesuksesan ASI Eksklusif

 

ASI yang Didonorkan Harus Melalui Proses Sterilisasi

Supaya lebih meyakinkan ASI bersih dari segala penyakit dan kuman, ASI yang didonorkan harus melalui proses sterilisasi terlebih dahulu sebelum diberikan kepada bayi. Dilansir dari situs AIMI dan IDAI, ada 3 proses pemanasan yang bisa dilakukan, yaitu:

 

  1. Pasteurisasi Pretoria
  • Tuangkan ASI sekitar 50-150 ml ke dalam wadah kaca ukuran 450 ml.
  • Tutup rapat wadah kaca lalu letakkan ke dalam panci alumunium ukuran 1 liter.
  • Tuangkan air mendidih sebanyak 450 ml ke dalam panci atau hingga permukaan air mencapai 2 cm dari bibir panci.
  • Dapat ditambahkan pemberat di atas wadah kaca agar yakin tidak ada air masuk.
  • Tunggu selama 30 menit, pindahkan ASI ke wadah lain, lalu dinginkan.
  • ASI bisa diberikan kepada bayi atau disimpan di freezer.

 

Baca juga: Cara Menyusui Bayi Prematur

 

  1. Flash Heating
  • Tuang ASI sebanyak 50-150 ml ke dalam wadah kaca ukuran 450 ml.
  • Letakkan wadah berisi ASI ke dalam panci atau hart pot (pemanas susu) berukuran 1 liter.
  • Tuangkan air 450 ml ke dalam panci.
  • Didihkan air. Bila sudah muncul gelembung air, segera angkat wadah berisi ASI dan dinginkan.
  • ASI bisa langsung diberikan kepada bayi atau disimpan di freezer kulkas.

 

  1. Pasteurisasi Holder

Cara yang satu ini biasa dilakukan di Bank ASI serta dibutuhkan pengukur suhu dan waktu yang akurat. ASI akan dipanaskan dalam wadah kaca tertutup dalam suhu 62,5°C selama 30 menit sebelum dikonsumsi oleh bayi.

 

Itulah hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan jika ingin mendapatkan donor ASI untuk bayi Mums. Semoga bermanfaat ya, Mums.

 

Seiring tingginya tingkat penularan Covid-19 di Indonesia, sebaiknya hindari dulu keluar rumah dan berinteraksi dengan banyak orang ya, Mums. Semoga Mums dan keluarga selalu diberi kesehatan. (AS)

 

Baca juga: Ini yang Mums Perlu Tahu tentang Menyapih Anak!

 

 

Referensi

AIMI: Donor ASI: Membantu VS Bumerang Bagi Ibu Menyusui

WebMD: How to Donate Breast Milk

IDAI: Donor ASI

RSCM: Pelayanan Neonatologi