Bagi Mums yang menyusui, memerah ASI adalah tantangan besar namun harus dilakukan demi pertumbuhan dan perkembangan si Kecil. Tidak semua ibu dapat memberikan ASI secara langsung, misalnya karena bekerja. Maka rutinitas memerah atau memompa ASI bisa menjadi jalan keluar bagi Mums. Selain Mums harus bekerja, ada pula kondisi yang membuat bayi mengalami kendala untuk menyusui secara langsung, yaitu tongue tie.

 

Namun memerah ASI juga dapat dilakukan Mums yang tidak bekerja, dan dapat menyusui langsung si Kecil. Saat payudara telah penuh, sementara bayi sudah kenyang menyusu, maka Mums dapat memerah ASI untuk mengurangi bengkak dan nyeri di payudara. Lalu, apa saja hal-hal penting yang perlu diperhatikan oleh Mums terkait cara penyimpanan dan penyajian ASI perah? 

Baca juga: Ibu Menyusui Ingin Berpuasa? Coba Konsumsi 10 Makanan Ini!

 

10 Tips Menyimpan ASI Perah

Saat memerah ASI dan menyimpannya, ada beberapa hal yang perlu Mums perhatikan, yaitu:

  1. Pastikan Mums mencuci tangan dengan bersih menggunakan sabun dan air mengalir sebelum memerah ASI, maupun menyimpannya.
  2. Siapkan wadah penyimpanan ASI yang harus dipastikan bersih. Mums dapat menggunakan botol kaca atau kontainer plastik dengan tutup yang rapat dengan bahan bebas bisphenol A (BPA). Hindari pemakaian kantong plastik biasa maupun botol susu disposable karena wadah-wadah ini mudah bocor dan terkontaminasi. 
  3. Jangan gunakan kantong yang bukan khusus difungsikan untuk menyimpan ASI, karena jenis plastik biasa dapat pecah ketika dibekukan di dalam freezer.
  4. Bersihkan botol atau wadah dengan air hangat dan sabun khusus, kemudian bilas sampai bersih dengan air hangat atau disterilisasi dengan merebusnya seperti halnya mempersiapkan botol susu biasa, lalu biarkan kering secara alami. Berhati-hatilah untuk merebus tempat berbahan plastik, karena hanya plastik berlabel BPA-free yang aman bila terkena panas.
  5. Simpanlah ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.
  6. Pastikan wadah ASI telah diberi label berisi nama si Kecil dan tanggal ketika ASI diperah.
  7. Tanggal kapan ASI diperah perlu dicantumkan untuk memastikan bahwa ASI yang dipakai adalah ASI yang lebih lama.
  8. Jangan mencampurkan ASI yang telah dibekukan dengan ASI yang masih baru pada satu wadah penyimpanan yang sama.
  9. Jangan menyimpan sisa ASI yang sudah dikonsumsi untuk pemberian berikutnya.
  10. Putarlah botol atau plastik khusus penyimpan ASI agar bagian yang mengandung krim pada bagian atas tercampur merata. Akan tetapi, hindari mengocok ASI, karena dapat merusak komponen penting dalam susu ya, Mums. 
Baca juga: Tanda-tanda Bayi Cukup ASI

 

Tips Membekukan ASI Perah

Perhatikan juga aturan berikut ini saat membekukan ASI di dalam kulkas atau freezer.

  1. Kencangkan tutup botol atau kontainer pada saat ASI telah membeku sepenuhnya.
  2. Segera dinginkan ASI dalam waktu kurang dari 1 jam setelah dipompa dari payudara.
  3. Sisakan ruang sekitar 2,5 cm dari tutup botol karena volume ASI akan meningkat pada saat beku
  4. Jangan menyimpan ASI pada bagian pintu lemari es atau pintu freezer.
  5. Berilah label tanggal dan jam penyimpanan supaya mudah diingat.
  6. Cara menyimpan ASI yang baik adalah dengan membaginya dalam jumlah sedikit. ASI perah yang tidak habis sebaiknya dibuang saja karena tidak baik bila disimpan kembali.
  7. Jangan mencampur ASI yang baru dengan ASI yang sudah didinginkan sebelumnya.
  8. Selalu letakkan ASI pada bagian belakang kulkas atau freezer, karena bagian ini memiliki suhu yang paling dingin.  Bila waktu penyimpanan sudah lewat, jangan gunakan ASI tersebut lagi.
  9. Pada dasarnya dengan cara menyimpan ASI yang tepat, ASI dapat tahan selama 6-8 jam bila suhu ruangan kurang dari 25°C. Bila kurang dari suhu tersebut, ASI harus disimpan di dalam kulkas atau freezer.
  10. Untuk Mums yang bekerja di kantor, ASI dapat dipompa pada pagi hari lalu di simpan di dalam kulkas untuk kebutuhan bayi selama Mums bekerja. Bila disimpan pada kulkas bersuhu 4°C, ASI dapat disimpan maksimal selama 5 hari.
  11. ASI juga dapat dipompa ketika Mums berada di kantor. Simpan di dalam kulkas kantor hingga waktunya Mums pulang ke rumah. Gunakan termometer kulkas untuk selalu memantau suhu kulkas atau freezer selama menyimpan ASI.
  12. Ada kalanya, Mums juga perlu menyimpan ASI dalam jangka waktu yang lebih lama. Keuntungannya, bila dibekukan pada freezer bersuhu -15°C, ASI dapat disimpan selama maksimum 2 minggu.

 

Tips Menghangatkan ASI Perah yang Telah Dibekukan

 

  1. Cek tanggal pada label wadah ASI. Pilihlah ASI yang disimpan paling lama.
  2. Bila ASI dibekukan di bagian freezer, pindahkan wadah kemasan ASI tersebut ke lemari es selama 1 malam atau ke dalam baskom berisi air hangat, sebelum digunakan. Naikkan suhu air perlahan-lahan hingga mencapai suhu pemberian ASI.
  3. Untuk ASI yang disimpan dalam kulkas, Mums bisa hangatkan wadah ASI dalam bak berisi air hangat atau air dalam panci berisi air panas selama beberapa menit. Namun, jangan menghangatkan ASI di dalam panci berisi air yang diletakkan di atas api kompor secara langsung, ya Mums.
  4. Jangan menaruh botol atau plastik kemasan ASI dalam microwave. Microwave tidak dapat memanaskan ASI secara merata dan justru dapat merusak komponen ASI. Bila ASI dipanaskan dalam microwave, ASI dapat membentuk panas yang berisiko melukai bayi. Botol juga dapat pecah bila dimasukkan ke dalam microwave dalam waktu lama.
  5. Setelah ASI dihangatkan, goyangkan botol ASI dan teteskan pada pergelangan tangan terlebih dahulu untuk mengecek apakah suhu sudah hangat.
  6. Berikan ASI yang dihangatkan dalam waktu 24 jam. Jangan membekukan lagi sisa ASI yang sudah dihangatkan.

 

Mums, ASI yang telah dihangatkan kadang terasa seperti sabun karena hancurnya komponen lemak. Namun, tenang saja. ASI dalam kondisi ini masih aman kok, untuk dikonsumsi. Jangan cemas bila terendus bau anyir dari ASI yang Mums perah. Bau ini terjadi karena tingginya kandungan lipase (enzim pemecah lemak). Solusinya agar bau anyir lenyap? Hangatkan ASI hingga muncul gelembung pada bagian tepi. Hentikan proses pemanasan sebelum ASI mendidih. Lalu, dinginkan ASI sebentar, kemudian segera bekukan di dalam freezer. Cara ini dapat menghentikan aktivitas lipase pada ASI. Hebatnya, dalam kondisi semacam ini pun, kualitas ASI masih lebih baik dibandingkan dengan susu formula. Semangat menjalani momen menyusui bersama si Kecil, Mums! (TA/AY)

Baca juga: Cerdas Berkomunikasi dengan si Kecil