Apa yang dapat Mums dan Dads lakukan jika anak bertanya bagaimana cara untuk menjadi seorang bintang? Jawabannya, adalah dengan cara menggugah si Kecil untuk menelusuri kekuatan-kekuatan bakat yang ia miliki. Semua anak berkesempatan untuk menjadi bintang, hanya bila orangtua memberi ruang terhadap impian mereka. Semakin orangtua mendukung dan memotivasi bakat anak-anak, semakin besar kelak peluang bagi mereka untuk mencapai kesuksesan. Inilah landasan utama yang harus Mums miliki, bila ingin si Kecil tumbuh bahagia dalam mewujudkan impiannya. Terapkan pola didikan yang mendorong si Kecil untuk leluasa mengenali bakat dalam diri sejak usia dini. Tujuannya, agar apa yang menjadi impian si Kecil dengan kenyataan yang ada tidak terlalu jauh berbeda.

 

Informasi pengasuhan anak tersebut disampaikan oleh Roslina Verauli, Psi., M.Psi. Psikolog remaja, anak, dan keluarga dalam acara ajang pencarian inspirasi bakat terbesar di Indonesia bertajuk “Impian Sang Bintang” pada 24 Februari 2018 lalu, Psikolog yang kerap dipanggil Vera ini menuturkan, “Setiap anak memiliki impian tersendiri. Peran orangtua sangat penting untuk membantu anak membangun impian yang sesuai dengan potensi dan bakatnya masing-masing. Kemudian, orangtua pun perlu memfasilitasi kebutuhan bawaan anak untuk mengembangkan potensi diri, sehingga impiannya dapat tercapai secara optimal. Anak dan orangtua, tentu saja membutuhkan inspirasi dalam membangun impian bersama.”

 

Simak yuk, hasil wawancara GUESehat bersama beliau seputar impian anak-anak generasi alfa.

Baca juga: Pentingnya Menetapkan Impian dan Tujuan Hidup pada Tahun Ini!

 

Pentingnya Mendukung Impian si Kecil

Carl Rogers, seorang pakar pengasuhan anak mengembangkan sebuah teori bahwa setiap individu sudah memiliki dorongan untuk mengembangkan potensi dalam diri sejak ia dilahirkan. Inilah sebabnya, menurut Vera, mengenali bakat anak, harus dimulai dari orangtua. Mums dan Dads harus berusaha untuk memberikan dorongan secara maksimal yang tidak bersifat pemaksaan kepada si Kecil. Sejak usia 2 tahun pun, Mums sudah bisa menerka, bakat si Kecil kira-kira tersimpan di bidang apa. Mums bisa mengamati dari hal-hal yang paling sering si Kecil lakukan atau permainan apa yang biasanya paling ia sukai.  Selain itu, perhatikan pula apakah si Kecil lebih menyukai tipe kegiatan yang melibatkan banyak orang atau lebih nyaman beraktivitas di kesendirian.

 

Saat orangtua mau mencoba peka untuk mengamati, mereka pasti mengerti impian yang si Kecil miliki. Sebaliknya, jika orangtua yang tidak mau melihat, mereka pasti melewatkan bakat besar anaknya. Vera menambahkan, sebenarnya, tidak ada orangtua yang perlu membawa anaknya ke pakar psikologis untuk sekedar menemukan bakat dan impian anak, jika saja orangtua mau meluangkan waktu untuk mengenali potensi anak sendiri.

Baca juga: 6 Hobi untuk Menambah Kecerdasan dan Menyehatkan!

 

Tips untuk Menggali Talenta si Kecil

Cara-cara berikut ini bisa diadopsi oleh orangtua agar si Kecil tergugah untuk menemukan bakatnya.

  1. Ciptakan kesempatan-kesempatan untuk si Kecil mengeksplor diri. Setiapkali Mums mengikuti forum seminar atau acara yang berhubungan dengan pengasuhan anak, giring si Kecil untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang disediakan oleh penyelenggara. Misalnya, jika panitia acara menyediakan area edukasi, maka ajaklah si Keci untuk memilih stan permainan apa yang ingin ia coba. Dari situ, Mums bisa melihat potensi, minat, dan bakatnya.
  2. Jangan ragu untuk beraksi. Jika si Kecil sudah mulai menemukan keterampilan yang ia minati, cobalah dukung si Kecil untuk menekuninya. Bakat tidak akan terasah sebagaimana halnya impian tidak akan menjadi nyata, jika kita tidak tergugah untuk merealisasikannya.
  3. Tuntun si Kecil untuk menikmati prosesnya. Proses ini bisa menjadi semakin menarik bagi si Kecil, bila Mums dan Dads berkomitmen untuk menunjukkan antusiasme terhadap bakat dan impian si Kecil.

 

Mengembangkan Bakat Generasi Alfa

Siapa saja yang disebut generasi Alfa? Bila Mums dan Dads menjadi orangtua pada generasi millennial, maka si Kecil layak disebut generasi Alfa. Secara teknis, generasi Alfa adalah anak-anak yang terlahir diatas tahun 2010. Generasi ini berkesempatan besar untuk menjadi generasi yang paling terdidik, dikarenakan kedekatannya dengan teknologi. Karenanya, langkah utama yang harus dilakukan oleh orangtua sebelum mengembangkan potensi anak-anak dari generasi Alfa, adalah dengan mengenal terlebih dahulu profil mereka.

 

  1. Profil anak-anak generasi Alfa ini dipenuhi sosok anak-anak yang antusias dan kritis terhadap segala hal. Inilah sebabnya mereka selalu penasaran untuk mengetahui beragam materi pelajaran, informasi, hingga permainan terbaru.
  2. Anak-anak generasi Alfa selalu terbuka dengan semua cara pembelajaran dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang cepat. Saat melihat gadget baru, mereka ingin tahu. Setiap ada informasi terkini, mereka kerap menunjukkan respons seakan harus menjadi orang yang pertama kali tahu.

 

Adanya profil umum ini, dapat dijadikan manfaat tersendiri bagi Mums dan Dads. Mengingat tingginya antusiasme yang dimiliki anak-anak generasi alfa terhadap informasi baru, maka sebaiknya orangtua membantu mereka untuk menemukan keterampilan-keterampilan spesifik yang bisa dikembangkan sejak usia dini. Kelak, di era mereka, keahlian khusus ini akan mampu membuat si Kecil unggul di bidang yang mereka minati. Karenanya, orangtua pun membutuhkan edukasi diri untuk memahami tahapan usia, potensi bakat, dan fasilitas kompetisi yang sesuai dengan kepribadian anak di era digital.

 

Prinsip dasar untuk mengembangkan bakat anak-anak generasi Alfa adalah rentang usia. Sesuaikan usia mereka dengan jenjang pengembangan bakatnya. Misalnya, saat si Kecil masih berusia 2 tahun, biarkan dia mengeksplor segala hal yang kira-kira ia minati. Pada usia 3-5 tahun, bila ia masih tampak menyukai bidang yang sama, bimbing si Kecil untuk mengenal berbagai macam konsep. Pengenalan konsep ini diharapkan bisa menggugah si Kecil untuk tekun menggeluti keahlian yang ia sukai. Untuk usia 6 tahun ke atas, jika ia sudah mulai berani untuk berkompetisi, dukung si Kecil semaksimal mungkin agar dia menemukan dimana potensi bakatnya. Jika Mums sudah menerapkan hal-hal ini, kelak di usia remaja, anak akan semakin paham apa yang ingin dia lakukan demi memaksimalkan bakatnya.

 

Sejauh Apa Orangtua Harus Mendukung Impian Anak?

Mums dan Dads sudah mendukung si Kecil dengan maksimal. Namun ternyata ada saja momen kegagalan yang menjadi kendala bagi si Kecil saat menjalani proses untukmengembangkan bakatnya. Lalu, apakah yang harus dilakukan?

 

“Ketika anak punya impian apapun, selalu tanyakan apa yang ia ingin capai dari impian tersebut,” demikian saran utama yang dianjurkan oleh Vera. Bila anak menemukan kegagalan, tetap besarkan hatinya dengan menanyakan apa tujuan yang ingin diraih dari komitmennya menggeluti bidang tersebut. Apakah untuk eksitensi diri akibat ikut-ikutan teman?  Apakah dia ingin terampil? Ataukah karena hobi tersebut memang hasrat jiwanya?

 

Dari pembicaraan tersebut, Mums akan menemukan cara untuk tetap menyemangati si Kecil. Ajak si Kecil untuk mengevaluasi bakat dan impiannya. Bila ia masih tetap termotivasi untuk berkompetisi, Mums bisa mengarahkannya untuk mengikuti lomba lain. Bila ia merasa memiliki landasan ilmu yang masih kurang memadai, dukunglah ia untuk mengembangkan wawasan. Pilihan metode belajar di era digital ini pun semakin beragam. Bila terbentur dengan biaya pendidikan formal, Mums bisa mendampinginya untuk mengikuti seminar pelatihan bersertifikat, kursus singkat, ataupun belajar via internet. Bila si Kecil ingin rehat sejenak dari rutinitas hobi yang ia sukai, berikan ia waktu untuk mencerna seluruh prosesnya. Anak yang setia pada impian, akan selalu menemukan jalan untuk kembali menyelami bakatnya.

 

Vera pun menghimbau para orangtua untuk tidak gampang mematahkan impian anak-anak. Berilah ruang seluas-luasnya pada mereka untuk mencapai impian yang positif. Kalaupun anak berminat pada aktivitas outdoor yang dianggap berbahaya oleh orangtua, tetap dukung dan bekali dia dengan skill motorik yang bisa melindunginya.

 

Impian seorang anak setelah dewasa, pasti memiliki rekam jejak dan benang merah yang terus berlanjut dengan masa kecilnya. Ketika anak melanjutkan impiannya sampai ia dewasa dan orangtua mendukung impian baik tersebut, anak akan memiliki kepribadian yang utuh dan spesial. Keutuhan inilah yang membuatnya bersinar. Karenanya, bila Mums dulu merasa didukung penuh oleh orangtua, maka mantapkan diri Mums untuk mendukung bakat dan impian si Kecil agar hidupnya berubah secara spesifik dan terus berkembang positif. (TA/AY)

Baca juga: Yuk, Bantu Anak Menemukan Bakatnya melalui Hobi