Gengs, pernah dengar atau bahkan pernah melakukan donor apheresis? Untuk Kamu yang sering melakukan kegiatan donor darah, pasti sudah tidak asing lagi dengan nama “apheresis”. Namun untuk Kamu yang awam dengan kegiatan ini, mengejanya saja rasanya susah, bukan? Nah, sebenarnya apa sih donor apheresis itu? Apakah nama lain dari donor darah atau jenis donor yang lainnya?

 

Apa itu donor apheresis? 

Donor apheresis merupakan jenis lain dari kegiatan donor darah. Sebenarnya, terdapat berbagai jenis donor darah tergantung dari bagian mana yang didonorkan. Bersumber dari donordarah.info, berikut adalah jenis-jenisnya:

  • Trombaferesis atau donor trombosit.

  • Eritraferesis atau donor sel darah merah.

  • Leukaferesis atau donor sel darah putih.

  • Plasmaferesis atau donor plasma.

 

Apheresis sendiri memiliki arti sebagai kegiatan dari penerapan teknologi medis yang melakukan proses pengambilan salah satu komponen darah melalui alat apheresis. Maksudnya, pendonor hanya memberikan salah satu komponen yang ada di dalam darahnya, kemudian komponen lainnya akan dikembalikan lagi ke dalam tubuh.

 

Apa perbedaan donor darah dengan donor apheresis?

Secara garis besar, donor darah maupun donor apheresis merupakan kegiatan yang serupa. Bedanya, donor darah dilakukan dengan mendonorkan seluruh komponen darah tanpa memilahnya. Sedangkan donor apheresis, dilakukan dengan mendonorkan trombositnya saja. Perbedaan lainnya adalah:

  • Waktu donor. Saat Kamu melakukan donor darah, entah melalui Palang Merah Indonesia (PMI) atau melalui lembaga lain, rata-rata setiap donor darah dilakukan selama 10-15 menit. Sedangkan donor apheresis dilakukan rata-rata 1,5-2 jam.

  • Rentang waktu donor. Biasanya ada rentang waktu sekitar 3 bulan untuk dapat melakukan donor darah kembali. Sedangkan donor apheresis bisa dilakukan kembali 2 minggu kemudian.

  • Kualitas donor. Setiap 1 kantong trombosit yang didonorkan ternyata memiliki kualitas serupa dengan 10 kantong donor darah biasa.

  • Alat donor. Donor darah pada umumnya hanya membutuhkan jarum dan alat pendukung lain yang sederhana. Lain halnya dengan donor apheresis, kegiatan ini membutuhkan bantuan alat “berat”. Pasalnya, hanya alat apheresis yang dapat memilah trombosit dari komponen darah lainnya.

  • Komponen darah. Donor apheresis biasa disebut sebagai donor trombosit. Dalam pelaksanaannya, donor apheresis memang hanya mengambil trombosit saja. Berbeda dengan donor darah biasa yang mengambil seluruh komponen dalam darah.

 

Mengapa harus donor apheresis?

Donor apheresis atau donor trombosit awalnya dipopulerkan oleh rumah sakit kanker. Jika di Indonesia, khususnya Jakarta, rumah sakit yang menerapkan donor darah jenis ini adalah Dharmais. Mengapa populer di rumah sakit khusus kanker? Dilansir dari tribunnews.com, pasien kanker lebih membutuhkan donor trombosit ketimbang donor darah biasa.

 

Trombosit berfungsi untuk mengikat keping-keping darah, sehingga tidak banyak darah yang keluar saat terjadi perdarahan. Selain itu, trombosit dapat berfungsi sebagai peningkat daya tahan tubuh. Namun tidak hanya penderita kanker, beberapa kondisi berikut juga membutuhkan donor trombosit, yaitu seseorang yang mengalami gangguan pada sistem pembekuan darah akibat terlalu sering terkena radiasi, kemoterapi, leukemia, kelainan darah, dan penderita Demam Darah Dengue (DBD).

 

Sebenarnya mereka bisa saja menggunakan darah biasa, tetapi akan terlalu banyak kantong darah yang digunakan. Sedangkan 1 kantong trombosit kualitasnya setara dengan 10 kantong darah biasa. Terbayang kan jika 1 kantong trombosit saja dapat menolong nyawa 1 orang penderita kanker? Lain halnya dengan 10 pendonor darah biasa yang hanya dapat menolong 1 orang penderita kanker. Jauh lebih efektif donor trombosit, bukan?

 

Siapa yang diperbolehkan melakukan donor apheresis?

Sama halnya dengan donor darah biasa, pendonor apheresis juga harus memenuhi beberapa kriteria yang diberikan oleh pihak ahli medis, seperti PMI (Palang Merah Indonesia). Namun ada sedikit perbedaan, seperti dijelaskan di bawah ini:

  • Pria dengan berat badan minimal 55 kg dan wanita minimal 60 kg.

  • Memiliki kadar Hb 13-17 gr.

  • Tekanan darah sistole antara 110-150 mmHg dan diastole antara 70-90 mmHg. Jika tekanan darahmu 120/80, maka angka 120 merupakan sistole dan angka 80 merupakan diastole.

  • Rentang waktu donor apheresis minimal 2 minggu, eritraferesis minimal 8 minggu, dan plasmaferesis minimal 1 minggu. Mengapa rentang waktunya berbeda-beda? Hal tersebut disebabkan komponen darah yang diambil pun berbeda- beda. Pada donor darah biasa, tidak ada pemisahan komponen darah seperti apheresis yang hanya diambil trombositnya saja. Alasan lainnya, trombosit dalam tubuh lebih cepat pulih ketimbang darah seutuhnya. Pada kondisi normal, seharusnya trombosit sudah dapat pulih dalam waktu 2x24 jam setelah melakukan donor. 

Baca juga: 5 Cara Menaikkan Trombosit Secara Alami dan Cepat

  

Bagaimana prosedur melakukan donor apheresis?

Sebelum melakukan donor darah, apapun itu jenisnya, pasti Kamu akan diminta melalui beberapa prosedur demi keamanan tubuhmu. Meskipun Kamu telah dinyatakan lolos untuk mengikuti donor, bukan berarti prosedurnya dapat Kamu lewati begitu saja. Jika Kamu telah yakin untuk melakukan donor apheresis, berikut adalah prosedur yang harus Kamu lewati:

  1. Skrining untuk mengetahui adanya Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) pada tubuh pendonor. Biasanya tes skrining ini hanya berlaku untuk jangka waktu 1 bulan. Jadi, pendonor harus melakukan tes skrining ulang setelah melewati masa berlakunya. Tes ini juga merupakan penentu apakah seseorang dapat melakukan donor apheresis atau tidak.

  2. Pengambilan sampel darah sebanyak 3-5 mL untuk pemeriksaan Hematologi.

  3. Setelah semua hasil pemeriksaan keluar, pendonor akan diminta untuk mengisi formulir informed consent.

  4. Melakukan pemeriksaan medis dan diberikan penjelasan seputar persiapan untuk donor apheresis.

  5. Setelah itu, melakukan donor apheresis selama 1,5-2 jam.

  6. Jika sudah selesai, pendonor diminta untuk beristirahat sejenak atau sekitar 10 menit di tempat tidur. Pendonor juga diminta mengonsumsi beberapa menu, seperti susu dan larutan ion.

  7. Hasil donor apheresis tersebut kemudian dikirim ke rumah sakit untuk diberikan kepada pasien yang membutuhkan.

 

Nah, setelah mengetahui apa itu donor apheresis, apa perbedaannya dengan donor darah biasa, dan apa manfaatnya untuk orang lain, apakah Kamu tertarik untuk melakukan donor ini? Selain membantu hidup orang lain, rutin melakukan donor darah juga bermanfaat baik lho untuk tubuhmu. Tubuh jadi lebih fit serta dapat meningkatkan performa kerja. Tunggu apa lagi? Yuk, donorkan darahmu! Tanpa Kamu ketahui, 1 tetes darahmu dapat menyambung hidup orang lain dan membahagiakan keluarga mereka! (BD/AS) 

Baca juga: Manfaat Donor Darah Rutin!