Tes HIV digunakan untuk menentukan jika seseorang terinfeksi human immunodeficiency virus atau HIV. Prosedur tes HIV dilakukan menggunakan sampel darah, saliva, atau urine. Geng Sehat perlu tahu tentang prosedur tes HIV, mengingat semakin meningkatnya kasus HIV/AIDS di dunia maupun Indonesia. Berikut penjelasan lengkap tentang prosedur tes HIV!

 

Baca juga: Stigma Negatif Sebabkan Orang Enggan Lakukan Tes HIV/AIDS

 

Prosedur Tes HIV, Apa Tujuannya?

Centers for Disease Control Prevention merekomendasikan setiap orang berusia 13 - 64 tahun melakukan tes HIV setidaknya satu kali, sebagai bagian dari rutinitas pemeriksaan kesehatan.

 

Prosedur tes HIV juga direkomendasikan untuk wanita hamil, sebagai upaya mencegah virusnya menular ke anak yang di kandungnya. Sementara itu, tes satu kali atau dua kali setahun direkomendasikan untuk orang yang berisiko tinggi terkena infeksi HIV.

 

Orang-orang yang memiliki risiko tinggi terkena infeksi HIV di antaranya:

  • Pria yang aktif secara seksual, khususnya dengan sesama pria.
  • Orang yang menggunakan obat-obatan terlarang menggunakan suntikan.
  • Setiap orang yang suka berganti pasangan seksual.
  • Siapapun yang seringkali melakukan hubungan seks berisiko tinggi, termasuk seks tanpa kondom.
  • Orang yang memiliki pasangan yang terkena infeksi HIV.

 

Jenis Prosedur Tes HIV

Ada jenis prosedur tes HIV yang bersifat langsung ataupun tidak langsung. Jenis prosedur tes HIV yang tidak langsung tidak mendeteksi virusnya, melainkan protein atau antibodi yang diproduksi oleh sistem imun sebagai respon terhadap virusnya.

 

Sementara itu, jenis prosedur tes HIV langsung mendeteksi antigen protein di permukaan virus) atau RNA (material genetik virus). Ada beberapa pilihan prosedur tes HIV, dengan kecepatan dan akurasi yang berbeda-beda:

 

Rapid point-of-care test: tes ini bisa memberikan  hasil awal drkitar 20 menit. Tes ini kemungkinan membutuhkan sampel darah dari jari tangan, swab oral dari gusi, atau sampel urin.

Standard point-of-care test: tes laboratorium yang hanya mendeteksi antibodi HIV. Tes ini juga disebut HIV ELISA. Tes ini membutuhkan sampel darah. Hasilnya biasanya baru keluar 5 - 10 hari kemudian.

Rapid at-home test: tes ini menggunakan saliva dan bisa dilakukan di rumah. Hasil tesnya bisa keluar dalam waktu 20 menit.

Nucleic acid test (NAT): tes yang menggunakan sampel darah untuk mendeteksi HIV RNA.

Home collection kits: peralatan tes ini juga bisa dipesan secara online. Tes antibodi ini membutuhkan tetesan darah pada kartu tesnya, yang kemudian dikirim ke lab. Kamu bisa menerima hasilnya lewat telepon ataupun secara online, satu hari setelah sampelnya sampai.

Nucleic acid tests (NAT): prosedur tes HIP ini mendeteksi HIV RNA. Meskipun mahal, NAT bisa mendeteksi HIV lebih cepat ketimbang jenis tes lainnya. 

Jika hasil dari tes-tes ini positif, maka diperlukan tes kedua untuk mengonfirmasi dan memastikan diagnosisnya tepat. 

 

Tingkat Akurasi Prosedur Tes HIV

Tes HIV biasanya sangat akurat jika dilakukan dengan benar. Namun, beberapa jenis tes lebih akurat ketimbang yang lain. Penyimpanan sampel yang tidak tepat juga bisa memengaruhi tingkat akurasi tes. 

 

Untuk prosedur tes HIV, tes point-of-care jauh lebih lebih akurat ketimbang tes yang bisa dilakukan di rumah. Sementara itu, tes darah cenderung lebih akurat ketimbang tes saliva atau urin.

 

Ada pula beberapa penyakit yang bisa membuat hasil prosedur tes HIV keliru, menjadi positif atau negatif. Penyakit yang bisa memicu hasil tes yang keliru termasuk sifilis, lupus, dan penyakit Lyme. 

 

Risiko dan Kontraindikasi Prosedur Tes HIV

Tidak ada kontraindikasi untuk tes HIV, namun ada beberapa risikonya. Jika menggunakan sampel darah, maka kemungkinan Kamu bisa mengalami rasa nyeri, bengkak, dan memar di sekitar lokasi suntikan.

 

Apa yang Harus Dilakukan Sebelum Prosedur Tes HIV?

Prosedur tes HIV tidak memerlukan persiapan khusus sebelumnya. Kamu hanya perlu siap saja menjalani prosedurnya. HIV/AIDS adalah penyakit yang masih memiliki stigma negatif di masyarakat. Banyak orang yang tidak mau melakukan tes HIV karena hal ini.  Kalau Kamu khawatir akan privasimu, carilah klinik yang menawarkan dengan data tes konfidensial.

 

Waktu yang Tepat untuk Prosedur Tes HIV

Timing atau waktu adalah hal penting untuk melakukan prosedur tes HIV. Kalau Kamu terkena infeksi HIV, ada masa waktu, yang disebut masa jendela, ketika tesnya tidak bisa memberikan hasil yang akurat.

 

Karena tes HIV mendeteksi antibodi atau antigen, Kamu perlu menunggu hingga tubuh memproduksi antibodi yang cukup untuk mendeteksi hasil yang positif. Kalau Kamu tes HIV terlalu dini, kemungkinan hasilnya negatif namun sebenarnya keliru. 

 

Prosedur tes HIV sendiri sebenarnya terbagi menjadi tiga langkah, yaitu pre-test counseling, tes HIV, dan post-test counseling. Tergantung dari jenis tes yang dilakukan, prosesnya bisa memakan waktu 35 - 45 menit. 

 

Makanan dan Minuman Sebelum Prosedur Tes HIV

Tidak ada makanan atau minuman yang perlu dihindari sebelum melakukan prosedur tes HIV. Namun, kalau Kamu menggunakan tes oral yang bisa dilakukan di rumah, hindari menggosok gigi atau kumur-kumur menggunakan pencuci mulut 30 menit sebelumnya melakukan tes.

 

Baca juga: Infeksi Oportunistik: Ancaman Terbesar bagi Penderita HIV/AIDS

 

Bagaimana Prosedur Tes HIV?

Di hari tes HIV, Kamu akan diminta melakukan registrasi dan sebagainya. Ada beberapa pertanyaan yang perlu Kamu jawab sebagai informasi latar belakang, seperti etnik, orientasi seksual, aktivitas seksual, penggunaan zat kimia tertentu, dan jika Kamu sudah pernah melakukan tes HIV sebelumnya.

 

Pre-Test

Saat pre-test counseling, Kamu biasanya ditanyakan beberapa hal oleh tenaga medis. Saat konseling, Kamu akan ditanya tentang paparan yang baru-baru ini Kamu alami, dan juga aktivitas seksual serta penggunaan obat terlarang. Informasi ini diperlukan agar tenaga medis bisa mencari tahu tingkat risiko Kamu terkena HIV.

 

Saat Tes HIV

Prosedur tes HIV bisa berbeda-beda, tergantung dari jenis tes yang Kamu pilih:

Rapid HIV blood test:

  • Jari Kamu akan dibersihkan menggunakan kertas antiseptik.
  • Tenaga medis akan menusuk tipis jari Kamu menggunakan lanset, untuk mengambil tetesan darah.
  • Darahnya terhisap ke dalam tabung kaca kecil yang disebut pipet, lalu kemudian disimpan di dalam buffer.
  • Buffer dan dua zat kimia lainnya (cairan solusi dan dying agent) dituangkan ke dalam satu plastik yang disebut membran.
  • Setelah 15 - 20 menit, membrannya akan dicek. Jika membrannya memiliki satu titik di dasarnya, maka tes nya non reaktif (negatif). Kalau membrannya memiliki dua titik, tesnya reaktif (positif secara preliminary).
  • Kemudian, dilakukan tes darah untuk mengonfirmasinya, hasilnya akan keluar beberapa hari kemudian.

Rapid HIV oral test:

  • Tenaga medis akan menggunakan oral swab yang diusap di gigi dan gusi bagian atas dan bagian bawah.
  • Kemudian, oral swab tersebut disimpan diletakkan ke dalam solusi buffer selama 20 menit.
  • Oral swab tersebut memiliki hasil yang sama dengan test pack kehamilan. Kalau di gagangnya terdapat sat garis, maka hasil tesnya non-reaktif (negatif). Kalau di gagangnya terdapa dua garis, tesnya reaktif (positif secara preliminary).
  • Kemudian dilakukan tes darah untuk mengonfirmasinya. Kamu bisa menerima hasilnya di hari yang sama tes dilakukan.

HIV antibody blood test:

  • Perban elastis ditempelkan di bagian atas lengan Kamu supaya pembuluh vena membengkak.
  • Kemudian kulit di sekitar area lengan yang akan disuntik dibersihkan menggunakan kapas antiseptik.
  • Alat yang disebut jarum kupu-kupu dimasukken ke dalam vena. Jarum ini, yang juga menempel ke kateter kecil, menjaga agar darah stabil.
  • Sekitar 1 - 4 mililiter darah dimasukkan ke dalam botol kecil yang disebut vacutainer.
  • Jarumnya dikeluarkan dan kemudian lengan Kamu diperban.
  • Botol kecil yang berisi darah dikirim le laboratorium. Kalau sampelnya reaktif (positif secara preliminary), laboratorium akan langsung melakukan tes untuk mengonfirmasi, menggunakan sampel darah.
  • Kamu akan menerima hasilnya 1 - 2 minggu setelah tes dilakukan.

HIV ELISA saliva test:

  • Oral swab diletakkan di antar pipi dan gusi Kamu selama 2 - 5 menit.
  • Oral swab kemudian diletakkan di dalam solusi buffer.
  • Gagang oral swab kemudian dipatahkan.
  • Solusi buffer ditutup rapat dan dikirim ke lab.
  • Kalau sampelnya reaktif (positif secara preliminary), laboratorium akan langsung melakukan tes konfirmasi menggunakan sampel yang sama.
  • Kamu bisa menerima hasil tes 1 - 2 minggu kemudian.

 

Yang Terjadi Setelah Prosedur Tes HIV

Hal tersulit dalam bukanlah melakukan prosedur tes HIV, melainkan waktu yang dihabiskan untuk menunggu hasilnya. Apalagi kalau Kamu menerima hasli positif secara preliminary sebelumnya, dan harus menunggu beberapa hari lagi untuk menerima hasil akhirnya.

Bahkan, menurut penelitian yang dilakukan oleh International Journal of STDs and AIDS, satu dari setiap 15 orang tidak kembali ke klinik untuk menerima hasil tes mereka. 

Sebaiknya, tetap tenanglah menunggu hasil. Pastikan Kamu berada bersama orang terdekat yang selalu memberikan dukungan.

 

Membaca Hasil Prosedur Tes HIV

Waktu yang dibutuhkan untuk menerima jawaban berbeda-beda. Berikut cara membaca hasil prosedur tes HIV:

 

Kalau hasil tes preliminary non-reaktif, maka Kamu negatif HIV, artinya Kamu tidak terinfeksi HIV atau terlalu cepat melakukan tes HIV. Dengan hasil ini, Kamu tidak harus melakukan tes lanjutan, namun hal ini perlu dikonsultasikan dengan dokter.

 

Kalau tes preliminary hasilnya reaktif, maka digolongkan sebagai positif secara preliminary. Untuk mengonfirmasi hasilnya, dilakukan tes lebih jauh. Kalau tes lanjutan menunjukkan hasil non-reaktif, maka Kamu negatif HIV atau tidak terinfeksi. 

 

Kalau tes preliminary dan tes lanjuran menunjukkan hasil reaktif, maka Kamu positif terinfeksi HIV. Selanjutnya, Kamu harus berkonsultasi dengan dokter terkait pengobatan yang harus dijalani. (UH)

 

Baca juga: 6 Langkah Mencegah Penularan HIV dari Ibu ke Bayi

 

Sumber

Very Well Health. How HIV Is Diagnosed. Oktober 2019.

U.S. Department of Health and Human Services. Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in HIV-1-Infected Adults and Adolescents. Juli 2018.