Meningkatkan asupan zat besi saat sedang berusaha untuk hamil atau sedang melakukan program hamil merupakan keputusan yang baik, lho. Pasalnya, ada hubungan antara zat besi dan fertilitas atau kesuburan.

Dalam satu penelitian, ilmuwan menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi suplemen zat besi memiliki risiko ketidaksuburan ovulasi (gangguan produksi sel telur sehat) yang lebih rendah secara signifikan ketimbang wanita yang tidak mengonsumsi suplemen tersebut. 

Berikut penjelasan lebih jauh tentang perlukah mengonsumsi zat besi saat promil!

 

Baca juga: 

 

Perlukah Mengonsumsi Zat Besi saat Promil?

Sebelum buru-buru beli suplemen zat besi, baca dulu penjelasan ini:

  • Tidak semua wanita membutuhkan suplemen (tapi mereka membutuhkan zat besi): menurut ahli, diperlukan lebih banyak penelitian sebelum merekomendasikan suplemen zat besi untuk semua wanita sebagai fertility booster atau peningkat kesuburan. Namun, meskipun zat besi tidak secara spesifik direkomendasikan kepada Kamu sebagai peningkat kesuburan, Kamu tetap direkomendasikan meningkatkan zat besi secara alami sebelum hamil. Zat besi merupakan salah satu mineral yang dibutuhkan saat hamil. Jika kadar zat besi terlalu rendah di awal kehamilan, maka Kamu berisiko mengalami anemia. 
  • Konsultasi dengan dokter: hal terpenting ketika berbicara tentang zat besi, kesuburan, dan kehamilan adalah berdiskusi dengan ahli atau dokter tentang nutrisi yang dibutuhkan. Kamu juga perlu melakukan tes darah untuk mengecek kadar zat besi. Kalau hasil tes menunjukkan bahwa Kamu membutuhkan suplemen zat besi, konsultasikan dengan dokter, berapa dosis yang Kamu butuhkan. Kalau kadar zat besi Kamu normal, maka tidak perlu mengonsumsi suplemen khusus zat besi, namun Kamu tetap disarankan mengonsumsi vitamin prenatal setiap hari  (yang umumnya mengandung sekitar 27 mg zat besi).
  • Konsumsi Makanan Kaya Zat Besi: setiap hari, wanita hamil disarankan mengonsumsi 27 mg zat besi. Zat besi yang paling mudah diserap adalah zat besi yang berasal dari makanan hewani (zat besi heme). Sementara itu, jenis zat besi lainnya yang disebut zat besi non-heme, berasal dari makanan nabati. Zat besi non heme lebih sulit diserap oleh sistem pencernaan, namun Kamu tetap disarankan mengonsumsinya. Zat besi heme membantu meningkatkan penyerapan zat besi non-heme, sehingga mengonsumsi kedua jenis zat besi ini secara bersamaan sangat baik dilakukan.

 

Contoh Makanan Tinggi Zat Besi untuk Kesuburan

Cara terbaik untuk mendapatkan asupan zat besi secara maksimal adalah dikonsumsi bersama makanan tinggi kandungan vitamin C. Pasalnya, vitamin C meningkatkan penyerapan zat besi. Contohnya, Kamu bisa makan burger dengan topping tomat atau mengonsumsi oatmeal dengan stroberi.

Butuh ide makanan lainnya? Berikut beberapa makanan kaya zat besi dan vitamin C:

Makanan kaya kandungan  zat besi heme:

  • Daging tanpa lemak
  • Hati sapi 
  • Ayam
  • Salmon
  • Tuna
  • Telur
  • Udang 

Makanan kaya kandungan zat besi non-heme:

  • Kacang putih
  • Kacang merah
  • Buncis
  • Tahu
  • Bayam
  • Oatmeal
  • Brokoli
  • Roti gandum utuh
  • Kismis
  • Buah ara
  • Selai kacang

Makanan kaya kandungan vitamin C:

  • Paprika
  • Kiwi
  • Stroberi
  • Brokoli
  • Jeruk
  • Jus jeruk
  • Mangga
  • Tomat

Terkait konsumsi zat besi saat promil, meningkatkan asupan makanan yang kaya kandungan zat tersebut mungkin tidak secara langsung meningkatkan kesuburan, namun hal ini bisa menjaga kesehatan Mums saat sedang berusaha untuk hamil atau menjalani promil. Semakin sehat Kamu, semakin tinggi kesempatan untuk hamil dan memiliki kehamilan yang sehat.

 

 Sumber:

What To Expect. How Iron Boosts Fertility. Oktober 2021.
American College of Obstetricians and Gynecologists, Nutrition during pregnancy, March 2021.
Academy of Nutrition and Dietetics, Foods that can affect fertility, April 2020.