Ibu hamil sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan. Hal ini bertujuan agar perkembangan janin dan ibu bisa dipantau secara berkala sehingga ketika ada sesuatu yang berjalan tidak semestinya dapat diberikan penanganan sedini mungkin.

 

Sebagian Mums mungkin lebih nyaman berkonsultasi dengan bidan. Bidan memang memainkan peran yang semakin penting dalam mengurangi kematian ibu dan bayi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

 

Data dari State of the World's Midwifery (SoWMy) 2021 yang dirilis oleh United Nations Population Fund (UNFPA), World Health Organization (WHO), dan International Confederation of Midwives (ICM) menunjukkan bahwa bidan dapat membantu secara substansial menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta lahir mati di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

 

Kesimpulan ini diambil melalui hasil analisis dari 88 negara yang memiliki angka kematian ibu dan bayi lahir mati yang tinggi. Di negara-negara tersebut, ada peningkatan intervensi yang diberikan bidan, yakni meningkat 25% setiap lima tahun. Diperkirakan, hingga 2035 peran bidan ini dapat mencegah 40% kematian ibu dan bayi baru lahir serta 26% bayi lahir mati.

 

Baca juga: Melahirkan Dibantu Bidan atau Dokter?

 

Penyebab Kematian Ibu: Kekurangan Nutrisi Saat Hamil

Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia terbilang masih tinggi. Berdasarkan data Sampling Registration System (SRS) tahun 2018, sekitar 76% kematian ibu terjadi di fase persalinan dan setelah persalinan dengan proporsi 24% terjadi saat hamil, 36% saat persalinan dan 40% setelah persalinan.

 

Tingginya angka kematian ini disebabkan oleh berbagai faktor risiko yang terjadi mulai dari fase sebelum hamil, yaitu kondisi wanita usia subur yang anemia, kurang energi kalori, obesitas, memiliki penyakit penyerta seperti tuberkulosis. Selama hamil, ibu juga mengalami berbagai penyakit seperti hipertensi, perdarahan, anemia, diabetes, infeksi, dan penyakit jantung.

 

Kekurangan nutrisi sebelum dan selama kehamilan juga bisa menyebabkan kelahiran prematur. Mendapatkan perawatan prenatal yang cepat dan tepat, secara signifikan mengurangi kemungkinan kelahiran prematur.

 

Baca juga: Asupan yang Baik Dikonsumsi Jelang Persalinan
 

Pemenuhan Nutrisi Selama Hamil Cegah Masalah pada Janin

Salah satu faktor yang menunjang kesehatan ibu hamil dan janinnya adalah nutrisi yang diperoleh dari makanan yang akan dikonsumsi ibu hamil sehari-hari. Konsumsi makanan sehat dan seimbang akan membantu janin mendapatkan nutrisi yang tepat sehingga dapat lahir dengan sehat dan tumbuh optimal setelah lahir.

 

Pemenuhan nutrisi selama kehamilan juga menentukan berat badan janin. Berat badan merupakan salah satu indikator perkembangan janin yang harus diperhatikan ibu selama kehamilan. Bayi dengan berat badan lahir rendah mungkin perlu dirawat di unit perawatan intensif neonatal (NICU).

 

Dalam jangka panjang, Mums pasti sudah tahu bahwa pemenuhan gizi selama kehamilan dapat mencegah terjadinya stunting pada anak. Stunting ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Stunting dapat mencegah anak mencapai potensi fisik dan kognitifnya.

 

Baca juga: Mums Perlu Tahu, Begini Cara Tepat Cegah Stunting
 
 

Kini Bidan terhubung dengan Dokter Ahli Melalui Telemedicine

Mums yang selama ini cek kehamilan ke dokter tak perlu khawatir, karena bidan sudah bisa langsung terhubung dengan dokter ahli jika menemukan kasus ibu hamil yang tidak bida ditangani. Good Doctor Technology Indonesia (GDTI) meluncurkan Program Sahabat Bidan. Program yang juga bekerja sama dengan Danone Indonesia ini bertujuan untuk membantu memberikan akses dan memperkenalkan layanan kesehatan digital bagi bidan dalam menangani kasus pasien ibu hamil.

 

 

CoE Medical Manager Good Doctor Technology Indonesia, dr. Wawan Harimawan, mengatakan, “Melalui Program Sahabat Bidan, para bidan yang berpartisipasi dapat melakukan konsultasi dengan dokter umum berdedikasi di aplikasi Good Doctor dan GrabHealth, untuk memperoleh expert opinion untuk kasus yang ditangani atau berkonsultasi untuk masalah kesehatan yang dialami.”

 

Sejak diluncurkan, kasus yang dikonsultasikan oleh bidan beragam, mulai dari konsultasi terkait gizi anak, kesehatan anak secara umum, hingga infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan diare. Targetnya, akan ada 1000 bidan yang mendapatkan layanan ini.

 

Survei yang dilakukan Good Doctor menunjukkan bahwa program ini menjadi pengalaman pertama para bidan dalam konsultasi online dengan tenaga ahli, terutama terkait manajemen gizi anak. Para bidan juga merasa bahwa Sahabat Bidan membantu mereka mendapatkan akses yang lebih mudah dan respons dokter serta resep yang lebih cepat.

 

Baca juga: Apakah Peran Bidan Sudah Tergantikan oleh Dokter Kandungan?