Sangat normal jika balita kerap terjatuh ketika berjalan atau berlarian. Hal ini mungkin saja karena ia tersandung atau tidak memperhatikan sekitarnya. Namun, jika ia terlalu sering terjatuh tanpa sebab yang jelas, maka Mums perlu mewaspadainya. Bisa jadi, si Kecil mengalami gangguan perkembangan koordinasi atau developmental coordination disorder. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah dyspraxia.

 

Apa Itu Gangguan Perkembangan Koordinasi?

Gangguan Perkembangan Koordinasi adalah gangguan keterampilan motorik yang disebabkan oleh keterlambatan dalam perkembangan gerakan dan koordinasi anak. Hal ini membuat anak kesulitan atau bahkan tidak bisa melakukan tugas sehari-harinya. 

Anak dengan dyspraxia seringkali sulit melakukan tugas-tugas sederhana, seperti mengikat tali sepatu, menulis, atau menuruni tangga. Tak hanya itu, mereka juga kerap kesulitan dalam bidang akademik. Kondisi dyspraxia juga membuat anak sulit duduk, berdiri, berjalan, dan bicara dengan benar. Hal ini karena anak dengan dyspraxia tidak dapat mengkoordinasikan pikiran dan perbuatannya.

Meski begitu, anak-anak dengan dyspraxia sebenarnya memiliki kecerdasan normal. Namun, karena kesulitan dalam mengkoordinasikan motoriknya, mereka kerap dianggap kurang kompeten, ceroboh, dan tidak dapat melakukan tugas dasar dengan baik.

 

Baca juga: Anak Tya Ariestya Jatuh dari Tangga, Ini Pencegahan dan Pertolongan Pertamanya
 

Apa Saja Tanda dan Gejala Anak Mengalami Gangguan Perkembangan Koordinasi?

Tanda utama yang paling kelihatan dari anak dengan gangguan perkembangan koordinasi adalah mereka tampak ceroboh dan sering terjatuh. Selain itu, berikut beberapa tanda umum yang terlihat dari anak dengan gangguan koordinasi perkembangan:

  • Sering menjatuhkan barang
  • Sering tersandung atau terjatuh
  • Kesulitan menuruni tangga
  • Sering menabrak orang lain
  • Kesulitan memegang benda-benda kecil
  • Kesulitan dalam mempelajari keterampilan baru
  • Kesulitan untuk menjaga keseimbangan, pergerakan, dan koordinasi. 

 

Faktor Risiko Gangguan Perkembangan Koordinasi

Beberapa faktor berikut dapat meningkatkan kemungkinan anak mengalami gangguan perkembangan koordinasi, antara lain:

  • Anak lahir prematur
  • Bayi yang lahir dengan berat badan rendah
  • Memiliki riwayat keluarga dengan gangguan koordinasi perkembangan
  • Ibu yang mengonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang saat hamil

 

Baca juga: Viral Balita Jatuh dari Lantai 3, Ini Dia Kecerobohan Orang Tua yang Membahayakan
 

Cara Mengatasi Gangguan Perkembangan Koordinasi

Gangguan perkembangan koordinasi bukanlah kondisi yang dapat dihilangkan sepenuhnya. Penanganan atau terapi yang dilakukan hanya bertujuan untuk memastikan si Kecil agar dapat beradaptasi dengan kondisinya.

Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menangani anak dengan gangguan perkembangan koordinasi.

 

1. Fisioterapi

Selama sesi fisioterapi, anak akan diajarkan untuk melatih koordinasi, keseimbangan, dan komunikasi yang baik antara otak dan tubuh.

Selain itu, pada saat fisioterapi, anak juga akan diajak untuk berolahraga secara individual, seperti berenang atau bersepeda. Dibanding olahraga berkelompok, olahraga individual lebih efektif dalam membantu membangun keterampilan motorik anak.

 

2. Terapi okupasi

Terapi okupasi dilakukan untuk menemukan cara yang praktis dan efektif agar anak bisa mengerjakan kegiatan sehari-harinya dengan mandiri.

 

3. Psikoterapi

Psikoterapi dapat berupa terapi perilaku kognitif dengan cara mengubah cara berpikir anak. Terapi ini dapat membantu anak dalam mengatasi masalahnya.

 

4. Pelatihan keterampilan sosial

Untuk membantu si Kecil menjalani aktivitasnya sehari-hari, Mums dapat melatih keterampilan sosialnya sesering mungkin. Hal ini dapat membuat si Kecil lebih terbiasa dan mengurangi kemungkinan ia melakukan kesalahan.

 

Gangguan perkembangan koordinasi pada anak dapat menyebabkan ia mengalami masalah di sekolah hingga merasa kurang percaya diri dalam pergaulan. Tak hanya itu, gangguan ini juga membuat anak mudah terluka karena sering terjatuh atau tersandung. Oleh karenanya, perhatikan tanda-tanda anak mengalami gangguan koordinasi perkembangan dan segera konsultasikan kepada tenaga ahli untuk mendapat saran penanganan yang tepat. (BAG)

 

Baca juga: Si Kecil Jatuh dari Tempat Tidur? Pastikan Mums Mengecek Ini
 

Referensi

Healthline. The Truth Behind Clumsy Child Syndrome: Developmental Coordination Disorder.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Anak Lamban Akibat Gangguan Perkembangan Koordinasi (GPK).