Muntah dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Justru, pada anak-anak kondisi ini terbilang sangat wajar karena sistem pencernaannya masih belum matang. Namun, jika si Kecil muntah terlalu sering, ini juga perlu diwaspadai.

 

Berikut ini, beberapa hal yang perlu Mums ketahui mengenai muntah pada anak.

 

Baca juga: Si Kecil Muntah-Muntah Tanpa Demam? Tetap Tenang, Ini Penjelasannya
 

Penyebab Umum Muntah pada Anak

Muntah sebenarnya bukanlah penyakit atau masalah kesehatan, melainkan gejala yang biasanya menyertai kondisi tertentu. Secara umum, berikut beberapa hal yang biasanya menyebabkan anak muntah.

 

1. Gastroenteritis

Gastroenteritis adalah infeksi yang terjadi pada sistem pencernaan. Biasanya, kondisi ini disebabkan oleh infeksi virus, tetapi bisa juga karena bakteri.

Infeksi ini tergolong mudah menyebar antar manusia, terutama pada anak-anak. Selain muntah, gastroenteritis juga biasanya menimbulkan gejala lain, seperti demam, diare, dan sakit perut.

 

2. Keracunan makanan

Keracunan makanan umumnya disebabkan oleh adanya kuman yang berkembang pada makanan yang tidak disiapkan atau disimpan drngan baik. Gejala dari keracunan makanan hampir mirip dengan gastroenteritis, tapi cenderung lebih parah. 

 

3. Infeksi saluran kemih

Muntah bisa menjadi tanda adanya infeksi saluran kemih (ISK) pada anak. Kondisi ini sangat umum terjadi di kalangan anak-anak.

 

Gejala ISK pada anak-anak seringkali sulit dikenali, tetapi yang paling umum terjadi antara lain, demam, kelelahan, mudah tersinggung, nyeri saat buang air kecil, frekuensi berkemih yang berkurang, jumlah air seni sedikit, dan urine berbau.

 

Baca juga: Waspada Infeksi Saluran Kemih pada Anak-anak!
 

4. Radang usus buntu

Apendisitis adalah adalah kondisi darurat medis. Radang usus buntu menyebabkan nyeri di sekitar pusar yang kemudian menjalar ke area perut bagian kanan bawah.

 

Seorang anak yang mengalami radang usus buntu mungkin akan mengeluh sakit perut yang parah, kehilangan nafsu makan, muntah, merasa tidak nyaman saat duduk tegak atau berdiri, dan mengalami nyeri saat bergerak.

 

5. Intususepsi

Ini adalah kondisi ketika bagian dari usus terlipat dan masuk ke dalam bagian usus lain. Kondisi ini merupakan darurat medis dan harus segera ditangani. Pasalnya, jika tidak segera ditangani, intususepsi dapat menyebabkan penyumbatan (obstruksi usus) dan membuat makanan serta cairan tidak bisa terdistribusi dengan baik.

Anak-anak yang mengalami intususepsi mungkin akan mengeluhkan nyeri yang parah, lemas, dan muntah.

 

6. Meningitis

Meningitis adalah infeksi dan pembengkakan selaput yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Biasanya, disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

Meningitis dapat menyebabkan gejala seperti muntah, demam, sakit kepala, dan leher terasa kaku.

 

7. Alergi makanan

Alergi makanan dapat menyebabkan muntah pada anak-anak. Selain muntah, alergi biasanya juga menyebabkan munculnya beberapa gejala lain, seperti ruam kulit, merah, gatal (urtikaria), dan pembengkakan pada wajah, sekitar mata, bibir, lidah atau langit-langit mulut.

 

8. Mabuk perjalanan

Mabuk perjalanan biasanya terjadi ketika anak bepergian menggunakan mobil, kereta api, atau pesawat.

 

Penanganan Ketika Anak Muntah

Apabila si Kecil muntah disebabkan oleh gastroenteritis atau keracunan makanan, maka cara terbaik untuk menanganinya adalah dengan memastikan ia tetap terhidrasi dengan baik. Mums juga bisa memberikan cairan garam atau oralit untuk menggantikan mineral yang terbuang saat anak muntah. Biasanya, kondisi anak akan segera membaik sekitar 2-3 hari. Namun, jika tidak kunjung membaik atau anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, segera bawa ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

 

Baca juga: Balita Muntah Terus, Kapan Harus Khawatir?

 


Referensi

NHS Inform. Vomiting in children and babies.