Umumnya anak kecil memang aktif, tetapi ada beberapa anak yang terlalu aktif. Disuruh duduk tenang beberapa menit saja sulit, mereka selalu mau bergerak, berlari, dan melompat. Kalau si Kecil memiliki perilaku seperti ini, maka kemungkinan ia hiperaktif, Mums. Apa sih penyebab anak hiperaktif?

 

Penyebab anak hiperaktif yang paling dikenal adalah ADHD. Tapi, ADHD bukan satu-satunya penyebab anak hiperaktif. Apa saja sih penyebab anak hiperaktif selain ADHD? Berikut penjelasannya!

 

Baca juga: 5 Kesalahan yang Membuat Anak tidak Mendengarkan Perkataan Orang Tua!
 

Gejala ADHD pada Anak

ADHD adalah kondisi yang menyebabkan gejala-gejala seperti impulsif, sulit fokus, dan sangat aktif. Anak-anak didiagnosis ADHD jika memiliki gejala-gejala:

  • Sulit duduk tenang, selalu bergerak, baik itu menggerakkan tangan maupun kaki.
  • Berlari dan memanjat pada waktu atau situasi yang tidak tepat.
  • Tidak tertarik melakukan aktivitas bermain yang mengharuskannya untuk berdiam diri.
  • Selalu berbicara, sehingga bisa menyebabkan masalah di sekolah atau situasi sosial.
  • Jarang mau bergantian, pada kondisi apapun.
  • Sering mengganggu atau memotong pembicaraan orang lain.

 

Coba periksakan ke dokter kalau Mums berpikir si Kecil memiliki gejala-gejala ADHD. Meskipun tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis kondisinya, dokter bisa melakukan penilaian dan evaluasi mendalam terkait perilaku si Kecil. Jika didiagnosis ADHD, dokter akan merekomendasikan pengobatan yang tepat.

 

Baca juga: Penyebab Diabetes tipe 1 pada Anak, Seperti yang Dialami Matthew White
 

Penyebab Anak Hiperaktif Selain ADHD

Tidak semua anak yang banyak bergerak pasti memiliki ADHD, Mums. Terkadang ada hal lain yang menjadi penyebab anak menjadi sangat aktif.

 

Stres

Anak seringkali jadi hiperaktif ketika ia sedang melewati masa-masa stres. Masa stres yang dimaksud bisa apa saja, mulai dari pindah lingkungan tempat tinggal atau ketika terjadi  sesuatu hal yang negatif.

 

Perubahan positif sekalipun, seperti adanya kehadiran adik, juga bisa menyebabkan anak stres. Anak juga bisa mengalami stres jika orang tuanya mengalami stres. Jika Mums sedang melewati masa-masa sulit, pastikan Mums tidak lupa menenangkan si Kecil, ya.

 

Masalah Emosional atau Kesehatan Mental

Masalah emosional bisa menjadi salah satu penyebab anak hiperaktif. Biasanya masalah emosional ini terlihat seperti gangguan perilaku pada anak. Anak yang memiliki gangguan kecemasan mungkin sulit untuk duduk tenang. Anak yang mengalami trauma juga bisa sulit berkonsentrasi. Kalau Mums merasa hiperaktif yang dialami si Kecil disebabkan oleh masalah emosional, maka sebaiknya periksakan ke dokter.

 

Kondisi Medis Tertentu

Penyebab anak hiperaktif yang lain adalah masalah medis. Ada beberapa penyakit atau kondisi medis yang bisa menyebabkan hiperaktivitas, seperti tiroid yang hiperaktif. Periksakan ke dokter jika si Kecil memiliki gejala-gejala tertentu.

 

Kurang Olahraga

Anak-anak memang seharusnya aktif dan energetik. Jika kurang olahraga atau aktivitas, maka akan lebih sulit untuk mengontrol keaktifannya. Jika si Kecil tidak memiliki kesempatan untuk bermain dan berlari-lari, hiperaktivitasnya akan menjadi lebih parah.

 

Kurang Tidur

Jika orang dewasa cenderung lemas saat merasa lelah, anak-anak cenderung jadi lebih hiperaktif. Beberapa anak jadi lebih aktif ketika mereka melewatkan waktu tidur siang atau telat tidur malam.

 

Ketika anak tidak memiliki waktu istirahat yang cukup, tubuhnya memberi respons dengan cara memproduksi lebih banyak hormon kortisol dan adrenalin sehingga mereka terus terjaga. Akhirnya, energinya malah bertambah. 

 

Baca juga: Cara Mendisiplinkan Anak dengan Metode Time-Out atau Time-In

 

Sumber:
Very Well Family. The Different Reasons Why Children Become Hyperactive. September 2020.
Children’s Hospital of Philadelphia. Hyperthyroidism.