Apa yang Mums lakukan ketika si Kecil melakukan hal yang tidak baik, misalnya seperti memukul temannya, menggigit Mums, atau melempar makanan karena ia tidak mau memakannya? Jika hal ini terjadi, pilih metode time-out atau metode time in untuk mendisiplinkan anak?

 

Yuk kita bahas penjelasannya, Mums!

 

Baca juga: Begini Anjuran IDAI Terkait Pelaksanaan Sekolah Tatap Muka di Awal 2022
 

Metode Time-Out atau Time-In  dan Cara Mendisiplinkan Anak

Metode time-out adalah metode mendisiplinkan anak dengan cara memindahkannya dari lingkungan di mana ia melakukan perilaku buruk dan tidak terkendali, ke lingkungan yang netral dan lebih tenang. 

 

Menurut banyak ahli, cara ini bisa efektif pada balita jika dilakukan dengan benar. Jika anak sudah berusia 2 tahun, metode time-out bisa diterapkan dan sifatnya tidak menghukum. Metode time-out merupakan kesempatan agar anak istirahat dari perilakunya tersebut.

 

Metode time-out tidak boleh dilakukan dalam pengaruh rasa marah ya, Mums, karena tujuannya bukan untuk menghukum anak, melainkan untuk memberinya waktu agar bisa terkontrol dan kembali masuk ke situasi semula dengan perasaan yang lebih baik setelah si kecil mampu menguasai emosinya.

 

Metode time-out juga memberikan Mums kesempatan untuk menarik napas dalam dan mengendalikan emosi sehingga terhindari dari konflik atau masalah yang terjadi untuk sementara waktu. Intinya metode ini membuat Mums tidak kehilangan kesabaran.

 

Baca juga: Cara Membuat Anak Menjadi Quick Learner atau Pembelajar Cepat
 

Metode Time-Out Tidak untuk Semua Anak

Beberapa ahli percaya bahwa tidak semua anak cocok dengan metode time-out. Beberapa anak tidak suka menyendiri, sehingga jika dipindahkan ke suatu tempat tanpa ada orang lain, maka emosinya semakin negatif dan menganggap hal tersebut sebagai hukuman.

 

Anak bisa menjadi sangat marah karena berpikir Mums meninggalkannya, dan ia menjadi tidak ingat apa alasan ia dipindahkan ke suatu tempat. Tentunya hal ini akan memperburuk keadaan. 

 

Jika hal ini terjadi, Mums harus menenangkan si Kecil, misalnya dengan cara memeluknya. Mums juga bisa melakukan metode time-in.  Ketika perilaku anak mulai sulit dikontrol, Mums justru harus masuk dan menghabiskan waktu 5-10 menit bersamanya, sebelum perilakunya menjadi semakin buruk.

 

Jadi, metode time-in semacam langkah pencegahan. Ketika anak sudah mulai tenang dengan menghabiskan waktu bersama Mums,  biasanya perilakunya pun akan membaik.

 

Baca juga: Si Kecil Sekolah Tatap Muka, Siapkan Protokol 3M untuk Anak!
 

Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan ketika Mendisiplinkan Anak

Jika anak sudah berusia 2 tahun, berikut langkah-langkah untuk mendisiplinkannya:

  • Pindahkan anak dari situasi yang menyulitkannya.
  • Beritahukan anak tentang perilakunya yang bermasalah. Gunakan kata-kata simpel, seperti "Jangan memukul, karena pukulan itu sakit,".
  • Jangan berteriak dan memarahi anak.
  • Pindahkan anak ke tempat yang lebih sepi dan hening. Jika di dalam rumah, sebisa mungkin tempat untuk menenangkannya selalu sama. 
  • Jangan terlalu lama membiarkan anak sendiri. Aturannya adalah 1 menit per usia anak.  
  • Duduk menemani anak setelah time-out selesai dan berikan pelukan hangat. 
  • Jangan pernah melakukan kekerasan kepada anak seperti memukul atau mencubitnya, lebih baik tanyakan apa keinginan si kecil.

 

 

 

 

Sumber:

WebMD. Disciplining Toddlers: Time In or Time Out?. September 2015.
Jennifer Shu, MD, pediatrician; author of Heading Home with Your Newborn, Food Fights, and Baby and Child Health, Atlanta.
Elizabeth Pantley, author, The No-Cry Discipline Solution and other books; president, Better Beginnings family resource and education company, Seattle, Wash.
Barkin S., et al, Clinical Pediatrics, 2007.