Semua orang sudah tahu jika olahraga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Namun, anehnya di era global ini semua kok jadi serba pasif. Budaya praktis telah melanda masyarakat kita. Saya pernah bersilaturahmi ke rumah salah seorang kawan. Saya disuguhi segelas air mineral dalam kemasan.

 

Bukan air mineral tersebut yang menjadi masalah, tetapi soal kepraktisan yang tidak memerlukan gerak. Orang tidak mau repot lagi membuat teh atau kopi di dapur. Dari menyiapkan gelas, menuang teh, kopi, dan gula, menyeduh air panas, mengaduk, lalu menghidangkannya.

 

Terakhir harus mencuci gelas dan memindahkan ke tempat perabotan. Semua itu memerlukan gerak yang tentu saja dapat memberi efek positif terhadap tubuh. Bukankah gerakan-gerakan kecil dan enteng lebih baik daripada diam pasif?

 

Ada perbedaan antara olahraga dengan gerak aktivitas, yakni dalam hal konsistensinya. Dalam berolahraga, tubuh bergerak terus-menerus dalam waktu tertentu tanpa berhenti. Sedangkan, gerak aktivitas ada kalanya berhenti. Selain itu, olahraga biasanya dilakukan dengan senang hati, sedang gerak aktivitas terkadang dilakukan dengan keterpaksaan.

 

Menurut saya, olahraga yang paling baik dilakukan pada saat udara belum tercemar polusi. Kira-kira di waktu subuh atau usai salat subuh. Semestinya umat muslim paling diuntungkan dalam hal ini. Tetapi mengapa dari kita masih banyak atau lebih memilih untuk salat subuh justru pada pukul 6 pagi?

 

Jika kita menengok ke belakang, penyakit-penyakit kardiovaskular dan penyakit gangguan metabolik, seperti hipertensi, jantung koroner, stroke, kencing manis, asam urat, sampai kanker, biasanya dialami oleh orang berusia lanjut. Namun seiring kemajuan zaman, kini penyakit-penyakit tersebut tidak lagi dimonopoli oleh mereka yang berusia lanjut. Malahan, cenderung meningkat angka penderitanya pada usia muda atau usia produktif.

 

Buktinya, rekan sekantor saya mengalami stroke di usia 38 tahun dan sekarang masih menjalani perawatan di rumah. Rekan saya lainnya di usia 41 tahun menderita asam urat berat, sampai sendi-sendinya mengalami pembengkakan dan mengeluarkan kristal urat berwarna putih. Ia pun tidak dapat berjalan hingga sekarang. Menurut dokter yang menangani, rupanya rekan-rekan saya tersebut sering ataupun gemar mengonsumsi junk food dan soft drink selama 10 tahun terakhir.

Baca juga: Sama dengan Narkoba, Junk Food Juga Bikin Ketagihan!

 

Kasus komedian Olga Syahputra di usia 34 tahun sudah menderita penyakit kanker getah bening dan meningitis, yang berakhir dengan kematian. Begitu pula dengan Julia Perez dan dokter Ryan Tamrin, yang meninggal di usia muda kerena penyakit kanker serviks dan maag akut.

 

Dari kejadian di atas, disadari atau tidak, generasi muda saat ini telah banyak mengalami berbagai macam jenis penyakit akibat pola hidup dan pola makan yang tidak sehat, serta gaya hidup yang pasif. Apabila di usia produktif telah diserang penyakit-penyakit yang berbahaya seperti stroke dan kanker, tentu saja secara langsung akan memengaruhi aktivitas kerja. Waktu kerja pun jadi terbuang dan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk penyembuhan dan perawatannya.

 

Yuk, Berolahraga!

Saya yakin, semua dokter di Indonesia pasti menganjurkan pada pasiennya untuk berolahraga. Namun, menurut mereka hampir selalu ada keengganan muncul di raut wajah pasien. Olahraga menjadi sesuatu yang memberatkan. Padahal, olahraga sangat penting bagi kesehatan tubuh. Karenanya, saya pikir berolahraga wajib hukumnya untuk dilakukan.

 

Sehat saja belum cukup. Dengan berolahraga secara teratur, tubuh akan sehat sekaligus bugar. Mengapa begitu? Karena olahraga akan memperlancar sirkulasi darah di dalam tubuh. Sirkulasi darah yang lancar akan membuka sumbatan sisa-sisa sampah metabolik berupa lemak yang menempel pada dinding pembuluh darah.

 

Selain itu, organ-organ tubuh yang lain juga akan mendapat suplai darah segar, oksigen yang cukup, dan zat-zat gizi yang amat diperlukan. Kemudian, terjadilah pertukaran zat-zat gizi, ada yang diserap dan ada pula yang dibuang. Zat-zat yang tidak bermanfaat dibuang melalui pori-pori kulit sebagai keringat, melalui ginjal sebagai urine, melalui saluran cerna sebagai feses, dan melalui pernapasan sebagai karbon dioksida.

 

Tidak harus olahraga berat, lakukan olahraga yang ringan-ringan saja sesuai kemampuan. Seperti saya, pagi hari saya sering keluar rumah tanpa alas kaki, berjalan dan berlari-lari kecil di atas kerikil, bebatuan, dan jalanan beraspal.

 

Kenapa harus tanpa alas kaki? Dari berbagai sumber yang saya ketahui, pada telapak kaki banyak terdapat titik-titik akupuntur yang kaya dengan serabut-serabut saraf dan kapiler-kapiler pembuluh darah. Setiap pijakan akan merangsang titik-titik tersebut sebagai terapi akupuntur yang akan menyalurkan energi melalui pembuluh darah dan saraf.

 

Selain itu, tanpa alas kaki tubuh akan bersinggungan langsung dengan medan magnet bumi. Pada terapi magnet, dijelaskan bahwa tubuh dipengaruhi oleh medan magnet bumi. Itulah sebabnya zaman sekarang orang yang lebih muda terkena penyakit daripada orang zaman dulu. Karena orang dulu jarang menggunakan alas kaki saat beraktivitas ataupun berolahraga.

 

Terkait olahraga lari, kadang-kadang saya juga berlari-lari kecil mengelilingi kompleks perumahan selama 1 jam. Membentangkan kedua tangan, angkat ke atas secara perlahan-lahan sembari menghirup udara segar. Menarik napas dalam-dalam hingga seluruh rongga dada terisi udara segar.

 

Kemudian tahan napas selama beberapa detik sampai hitungan 10, lalu lepas napas perlahan melalui hidung. Segala puji bagi Tuhan, saya sungguh merasakan kesejukan dan kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuh saya. Buat saya itu salah satu karunia Allah SWT yang tak ternilai harganya. Betapa tidak, Allah menganugerahi oksigen yang melimpah bagi makhluknya, gratis dan tanpa batas. 

 

Saya Merasa Sehat dan Bugar bila berolahraga. Tanpa alas kaki, membentangkan kedua tangan sembari menghirup udara segar, rasakan kesejukan dan kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuh (foto dok pri).

Dok. Pribadi dan kingtomatoindonesia.com

 

Coba bandingkan jika harus menghirup oksigen di rumah sakit. Berapa biaya yang harus dikeluarkan per jam dan per harinya? Sangat besar, bukan? Lalu mengapa kita tidak memanfaatkan oksigen yang sehat dan gratis tersebut?

 

Tahukah Geng Sehat, kadar oksigen di udara yang berjumlah sekitar 22 persen tidak akan berubah dan tidak akan habis meskipun dihirup oleh seluruh makhluk di dunia ini. Itulah salah satu kebesaran dan keagungan Allah yang menakjubkan bagi kita sebagai hamba-Nya.

 

Rasakanlah setiap aliran darah dan efek menenangkan dari udara segar yang masuk. Selain menyejukkan, udara di pagi hari bersih dan bebas polutan, membuat tubuh terasa enteng dan segar, serta dapat menurunkan tekanan darah sekitar 10-20 mg Hg. Rasakan juga keringat yang mengucur bersamaan dengan zat-zat beracun yang keluar dari dalam tubuh.

 

Karena itu, salat subuh seharusnya menjadi anugerah yang besar bagi umat Islam. Ketika umat lain masih terlelap dalam peraduannya, umat Islam sudah beribadah dan beraktivitas. Akan tetapi, mengapa banyak kaum muslim justru melewatkan salat subuh dan lebih memilih tidur?

 

Terkadang saya berpikir apakah hal ini disebabkan karena pola makan, terutama makan malam yang berlebihan? Dengan perut yang terlalu kenyang, sudah pasti tidur pun menjadi sangat pulas, yang justru tidak menyehatkan badan.

Baca juga: Zumba, Olahraga Asal Kolumbia yang Bikin Badan Cepat Kurus

 

Intinya, berolahraga tidak harus yang berat. Cukup yang ringan-ringan saja asal teratur dan rutin dilakukan. Pasalnya, akan jauh lebih baik daripada melakukan olahraga yang berat tapi hanya sekali atau 2 kali saja. Olahraga yang rutin dan teratur walaupun sebentar lebih utama daripada sekedar gerakan-gerakan kecil.

 

Sebaiknya, tetapkan jadwal rutin untuk berolahraga dengan waktu yang tepat. Mengapa? Hal ini berhubungan dengan jam biologis tubuh. Jika kita telah melaksanakan jadwal tersebut dengan teratur, secara otomatis tubuh akan merespons dengan mengeluarkan hormon tertentu.

 

Saya juga menyarankan sebisa mungkin meluangkan waktu minimal 30 menit setiap hari untuk melakukannya. Lakukan dengan senang hati sambil menggerak-gerakkan sendi-sendi tangan dan kaki. Kalau tidak sempat melakukannya setiap hari, minimal 4 kali dalam seminggu. Jangan lupa juga perbanyak minum air putih.

 

Manfaat Tak Ternilai dari Berolahraga

Menurut para pakar kesehatan yang saya rangkum dari berbagai sumber, olahraga yang teratur dan rutin dilakukan menjadi aset yang berharga buat tubuh, karena memiliki banyak manfaat, yaitu:

  1. Melancarkan sirkulasi darah. Kok bisa? Para pakar menyebutkan, saat berolahraga tubuh mengeluarkan hormon yang namanya epinefrin dan norepinefrin, yang berperan memperlancarkan sirkulasi darah dengan jalan memengaruhi kerja jantung. Hormon ini akan memacu kerja jantung secara optimal, yang pada gilirannya akan memperlancar sirkulasi darah ke seluruh tubuh dengan mendistribusikan zat-zat gizi sebagai energi dan zat pembakar (oksigen). Akibatnya, metabolisme tubuh akan meningkat. Metabolisme tubuh yang meningkat akan membakar zat-zat beracun dalam tubuh. Kedua hormon ini juga dapat membongkar sel-sel lemak, dengan langsung mengaktifkan enzim lipase trigliserida yang banyak terdapat pada sel lemak. Karena itulah, berolahraga secara teratur dapat menurunkan kadar kolesterol total sebesar 25 persen, menurunkan trigliserida hingga 20 mg/dl, dan meningkatkan kolesterol baik (HDL).
  2. Menurunkan stres.
  3. Menurunkan berat badan.
  4. Membentuk badan ideal.

 

Rasakan manfaat yang luar biasa dari berolahraga. Saya telah melihat dan membuktikan sendiri bahwa orang-orang yang rajin berolahraga ataupun menjadikan olahraga sebagai menu harian jarang sekali menderita atau diserang suatu penyakit.

 

Pada awalnya memang berat, namun setelah kita melakukannya minimal selama 3 minggu, Insya Allah akan memperoleh manfaat yang luar biasa. Berolahraga juga membutuhkan motivasi yang kuat agar konsisten dalam menjalankannya.

Baca juga: Penyebab Kepala Pusing saat Berolahraga