Beberapa waktu lalu, beberapa obat ranitidine ditarik oleh Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (Badan POM) lantaran mengandung NDMA yang diduga bisa memicu kanker. Jangan khawatir, Geng Sehat bisa menggunakan obat herbal untuk lambung sebagai alternatif.

 

Bagi Geng Sehat yang memiliki masalah lambung, sebenarnya selain obat-obatan kimia yang telah direkomendasikan, ada obat herbal untuk lambung yang sepenuhnya terbuat dari bahan alami. Obat herbal untuk lambung ini bisa dijadikan alternatif ketika mengalami gangguan pencernaan. 

 

Salah satu obat herbal untuk lambung yang dimaksud adalah buatan Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS), Redacid. Masalah lambung apa saja yang bisa diobati dengan obat herbal ini?

 

Baca juga: Ranitidin Ditarik BPOM, Bagaimana Memilih Obat Lambung yang Aman?

 

Obat Herbal untuk Lambung

Redacid (DLBS2411) adalah obat herbal yang telah dikembangkan Dexa Group melalui DLBS untuk mengatasi masalah lambung. Redacid terbuat dari bahan alami yang diambil dari kekayaan alam Indonesia.

 

"Redacid terbuat dari fraksi bioaktif dari Cinnamomum burmannii, atau dalam Bahasa Indonesia adalah kayu manis. Kami menggunakan bahan asli Indonesia," ungkap Direktur DLBS Dr Raymond Tjandrawinata, saat ditemui di booth Dexa Group pada acara Trade Expo Indonesia 2019 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (17/10).

 

Redacid dibuat dengan menggunakan teknologi TCEBS (Tandem Chemistry Expression Bioassay System) untuk menghasilkan fraksi bioaktif dari kayu manis (Cinnamomum burmannii) yang lebih murni dibanding ekstrak biasa.

 

Redacid bekerja secara langsung untuk menghambat aktivitas pompa proton yang berfungsi memproduksi asam lambung. Selain mengurangi produksi asam lambung, Redacid juga memiliki potensi sebagai antioksidan. Fungsi antioksidan adalah mengurangi jumlah radikal bebas, di mana radikal bebas ini ternyata juga berperan dalam proses terjadinya ulser atau tukak pada lambung.

 

Baca juga: Sakit Maag, Bolehkah Selalu Mengandalkan Obat Warung?

 

Obat Herbal Bukan Jamu

Dr Raymond, menjelaskan, obat herbal bisa menggantikan obat kimia. Tentunya obat herbal tersebut telah melalui penelitian hingga serangkaian tes untuk dapat menyamai kemampuan obat kimia, seperti ranitidine.

 

"Obat herbal bukan berarti jamu. Obat yang kami kembangkan ini telah melalui uji klinis sehingga bisa menggantikan ranitidine," ujar Dr Raymond.

 

Pemerintah melalui Badan POM juga mendorong pengembangan obat herbal, bahkan fitofarmaka. Badan POM telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Pengembangan dan Peningkatan Pemanfaatan Jamu dan Fitofarmaka berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2019 yang disahkan pada tanggal 13 September 2019.

 

Pengembangan obat herbal bisa mengurangi ketergantungan impor bahan baku obat karena menggunakan kekayaan alam Indonesia. Obat herbal terdiri dari tiga golongan yakni jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT), dan fitofarmaka.

 

"Kita punya sekitar 3.000 tanaman obat tetapi baru 23 produk yang masuk dalam kategori melalui uji klinik yang berkhasiat dalam pengobatan, dari 23 fitofarmaka tersebut 13 produk diproduksi oleh PT Dexa Medica,” ungkap Ketua BPOM Ir. Penny K. Lukito, MCP pada acara syukuran 50 tahun Dexa Medica di Palembang, Sumatra Selatan, Jumat (27/9).

 

Baca juga: Hati-hati, Keluhan di Lambung Tidak Selalu Sakit Maag

 

Dexa Group melalui PT Dexa Medica pernah mendapatkan penghargaan 'Innovative Industrial Research and Development Institution (IIRDI) Award 2018' dari Kemristek Dikti pada tahun 2018 berkat pengembangan riset obat modern asli Indonesia (OMAI).

 

Pemerintah menilai Dexa Medica kerap melakukan penelitian dan pengembangan dengan memanfaatkan hasil litbang dari beragam perguruan tinggi negara. Dari kegiatan litbang tersebut, diciptakanlah produk-produk inovatif.

 

Sebelumnya Badan POM juga sudah merekomendasikan obat-obatan pengganti Ranitidine. Obat-obatan tersebut di antaranya adalah Alumunium hydroxyde, Magnesium hydroxyde, dan Simethicone untuk golongan antasida; lanzoprazol, omeprazol, dan pantoprazole untuk golongan penghambat pompa proton; hingga obat-obatan lain dalam sediaan injeksi.

 

Selain obat-obatan yang terbuat dari bahan kimia diatas, Redacid bisa menjadi alternatif lain, yang berasal dari herbal jika pasien ingin mengganti Ranitidine dengan obat berbahan alami.

 

Redacid mudah didapatkan di apotek terdekat di rumah Anda atau di apotek online terpercaya GoApotik Selain di situs resminya, GoApotik juga dapat diakses melalui official stores di Tokopedia, Shopee dan juga Bukalapak.

 

Baca juga: Tips Diet untuk Penderita Sakit Maag