Rambut rontok bisa terjadi pada siapa saja dengan segala usia. Tahukah Kamu ada kelainan rambut di mana jumlah rambut rontok lebih banyak dibandingkan yang tumbuh disebut, yang disebut dengan alopecia atau kebotakan.

 

Pada beberapa kasus, rambut tidak tumbuh kembali dan menyebabkan kebotakan atau bald spot. Rata-rata rambut rontok sekitar 25-100 helai per hari. Seseorang baru bisa dikatakan mengalami alopecia jika mengalami kerontokan lebih dari 100 helai per hari. Alopecia memiliki beberapa tipe, yaitu:

  • Alopecia areta, kebotakan di beberapa titik yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang rambut.
  • Alopecia totalis, botak diseluruh kulit kepala.
  • Alopecia universalis, kebotakan pada seluruh bagian tubuh yang ditumbuhi rambut.

 

Alopecia bisa dialami oleh pria, wanita dan anak-anak. Pada beberapa orang, rambut rontok dapat terjadi setelah mengalami kejadian tertentu, seperti trauma, penyakit, atau kehamilan. Pria dan wanita yang berusia di atas 50 tahun atau setelah menopause lebih sering menderita alopecia. Orang yang menderita alopecia dapat terserang stres, karenanya lebih baik konsultasikan dengan dokter untuk menangani atau mencegahnya. Perlu diketahui, alopecia juga bisa menjadi suatu tanda adanya penyakit dalam tubuh. 

Baca juga: Nutrisi untuk Atasi Rambut Rontok

 

Penyebab Alopecia

Belum diketahui secara pasti apa penyebab seseorang mengalami alopecia. Terdapat beberapa faktor yang berbeda-beda pada penderita alopecia. Ada yang bersifat sementara, ada pula yang dapat berlangsung lebih lama. Meski begitu, para ahli medis menyatakan bahwa alopecia berhubungan dengan beberapa faktor berikut.

  • Riwayat keluarga

Jika ada anggota keluarga yang pernah atau sedang menderita alopecia, Kamu juga berisiko tinggi mengalami kondisi ini. Riwayat keluarga yang menderita alopecia juga dapat menunjukkan kapan Kamu akan mengalami alopecia serta kemungkinan kondisi ini akan berkembang.

 

  • Hormon

Perubahan dan ketidakseimbangan hormon dapat menjadi penyebab seseorang mengalami kebotakan sementara. Perubahan ini biasanya dialami karena sedang hamil, melahirkan, atau mendekati menopause. Kelenjar tiroid juga memengaruhi kadar hormon yang dapat menyebabkan alopecia.

 

  • Kondisi kulit

Infeksi kulit kepala atau penyakit kulit seperti lupus, lichen planus dapat menyebabkan rambut rontok.

 Baca juga: Atasi Rambut Rontok dengan Bawang Putih

 

  • Induksi obat

Obat kanker, radang sendi, depresi, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi dapat menyebabkan alopecia. Pil pengontrol kehamilan dan vitamin A yang berlebihan juga dapat menyebabkan alopecia.

 

  • Gangguan mencabut rambut yang dinamakan dengan trikotilomania, menyebabkan orang terdorong untuk mencabut rambut pada kulit kepala, alis atau bagian lain dari tubuh. 

 

Selain itu, ada faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami alopecia, yaitu:

 

Gejala Penderita Alopecia

Alopecia memiliki gejala dan tanda yang berbeda-beda tergantung dari penyebabnya. Ada alopecia yang bersifat sementara namun ada pula permanen. Kelainan ini dapat terjadi pada kulit kepala atau bahkan seluruh tubuh. Berikut gejala seseorang mengalami alopecia:

  • Rambut rontok lebih dari 100 helai per hari.
  • Kadang muncul rasa gatal atau seperti terbakar di bagian kepala.
  • Bagian kulit kepala yang botak biasanya mulus, berbentuk bulat, dan berwarna peach.
  • Bagi penderita alopecia areata, kulit yang botak dapat berbentuk lingkaran. Biasanya kebotakan terkadi di area keppala, namun pada beberapa kasus, alopecia dapat terjadi di janggut dan alis.
  • Penderita alopecia totalis, rambut sangat mudah rontok dan rapuh saat menyisir rambut. Alopecia jenis ini biasanya menyebabkan penipisan pada rambut.
  • Alopecia universalis, kemoterapi kanker dapat menyebabkan alopecia. Dalam kasus kemoterapi, biasanya rambut bisa tumbuh kembali namun membutuhkan waktu yang cukup lama.

Jika Kamu mengalami beberapa tanda atau gejala tersebut, segera konsultasikan ke dokter. Bisa saja Kamu mengalami alopecia atau pemicu muculnya suatu penyakit baru.

Baca juga: 5 Makanan untuk Menyuburkan Rambut

 

Pengobatan

Terapi kebotakan dapat berupa obat-obatan, terapi laser, dan rambut palsu. Namun biasanya dokter menganjurkan terapi kombinasi untuk mendapatkan hasil dari terapi paling efektif.

  • Terapi obat-obatan: biasanya dokter akan memberikan minoxidil (rogaine) yang biasanya berupa cairan atau sabun dan finasteride (Propecia) yang biasanya diberikan pada laki-laki dalam bentuk obat. 
  • Pembedahan: dokter akan melakukan pembedahan jika rambut rontok secara permanen. Biasanya dokter melakukan implantasi rambut pada kulit kepala. Meski begitu efek samping dari pembedahan akan terasa nyeri.
  • Terapi laser: hal ini digunakan untuk mengurangi rambut rontok dan membantu rambut tumbuh kembali.

 

Jika ingin melakukan pengobatan di rumah, terapkan gaya hidup berikut untuk mengatasi alopecia:

  • Cuci rambut dengan lembut, begitu pula saat menyisir.
  • Hindari mengikat, menguncir, dan menjepit rambut.
  • Keringkan rambut dengan handuk, hindari penggunaan hair dryer.
  • Gunakan sisir lebar untuk menyisir rambut.
  • Gunakan conditioner setelah keramas.

Selain itu, penting untuk mengonsumsi makanan yang bernutrisi baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Konsumsilah kacang-kacangan untuk memperkuat rambut. (AD/OCH)