Fungsi normal dari sistem kekebalan tubuh adalah memproduksi protein yang disebut sebagai antibodi. Antibodi ini berfungsi untuk melindungi serta melawan virus, bakteri, dan juga kuman yang masuk ke dalam tubuh. Antibodi ini diproduksi oleh sel-sel darah putih (limfosit B). Namun bagaimana jika sistem kekebalan tubuh (antibodi) ini justru berlawanan dan menyerang diri sendiri? Hal itu bukanlah hal yang mustahil, karena memang bisa terjadi dalam tubuh yang dinamakan sebagai penyakit autoimun. Salah satu penyakit autoimun adalah Systemic Lupus Erythematosus yang disingkat SLE atau yang lebih kita kenal dengan lupus. Jika belum tahu apa itu penyakit lupus, sebaiknya Kamu simak penjelasan berikut supaya dapat mencegah penyebaran penyakit lupus di masyarakat luas.

1. Lupus itu apa sih?

Lupus adalah penyakit autoimun kronis, di mana sistem kekebalan tubuh menjadi hiperaktif dan menyerang jaringan yang normal dan sehat. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala seperti peradangan, pembengkakan, dan kerusakan sendi, kulit, ginjal, darah, jantung, dan paru-paru. Selain itu, lupus juga dapat membuat sistem kekebalan tubuh tidak dapat membedakan antara antigen (zat yang mampu merangsang respon imun spesifik) dan jaringan yang sehat. Hal ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh untuk mengarahkan antibodi terhadap jaringan sehat -bukan hanya antigen- menyebabkan pembengkakan, nyeri, dan kerusakan jaringan.

2. Apa sih penyebab dan gejala penyakit lupus?

Penyebab pasti dari SLE ini tidak diketahui secara jelas, tetapi diduga ada beberapa faktor yang dapat memicu munculnya penyakit ini, seperti:

  • Genetika

Penyakit ini tidak terkait dengan gen tertentu, tetapi orang-orang dengan lupus sering memiliki anggota keluarga dengan kondisi autoimun lainnya.

  • Lingkungan Hidup

Lupus juga mungkin dipicu oleh lingkungan hidup sekitar Anda seperti paparan sinar ultraviolet, obat-obatan tertentu, virus, stres fisik, atau emosional, dan trauma.

  • Gender dan Hormon

SLE umumnya lebih banyak menyerang perempuan dibandingkan laki-laki. Perempuan juga akan mengalami gejala yang semakin buruk selama masa kehamilan dan pada saat periode menstruasi. Kedua pengamatan ini telah menyebabkan beberapa profesional medis percaya bahwa hormon estrogen pada wanita mungkin memainkan peran dalam menyebabkan SLE. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk membuktikan teori ini. Nah, untuk gejala-gejala yang muncul pada awal lupus menyerang adalah sebagai berikut:

  • Kelelahan dan demam
  • Nyeri sendi, kekakuan dan bengkak
  • Ruam berbentuk kupu-kupu pada wajah yang meliputi pipi dan jembatan hidung
  • Luka pada kulit yang muncul atau memburuk dengan paparan sinar matahari (photosensitivity)
  • Jari tangan dan kaki yang berwarna putih atau biru saat terkena dingin atau selama periode stres (fenomena Raynaud)
  • Sesak napas, sakit dada, mata kering, sakit kepala, kebingungan dan kehilangan memori.

3. Siapa saja yang bisa mengalami?

Hingga saat ini, lupus memang terbilang lebih sering terjadi pada wanita. Meski begitu, lupus juga sebenarnya dapat saja menyerang orang-orang dari segala usia. Usia yang paling sering didiagnosis menderita penyakit lupus adalah sekitar usia 15 hingga 40 tahun. Lupus juga lebih sering terjadi pada ras Afrika-Amerika, Hispanik, dan Asia.

4. Bagaimana mengobatinya?

Lupus dapat diobati dengan cara melakukan terapi. Tujuannya adalah untuk meringankan gejala lupus. Pengobatan dapat bervariasi tergantung pada seberapa parah gejala diderita dan bagian mana yang terpengaruh. Penggunaan obat yang mungkin sering dilakukan adalah:

  • obat anti-inflamasi untuk nyeri sendi dan kekakuan
  • krim steroid untuk ruam
  • kortikosteroid dari berbagai dosis untuk meminimalkan respon imun
  • obat antimalaria untuk kulit dan masalah sendi.

Jangan lupa juga untuk mengonsultasikan dengan dokter tentang kebiasaan diet dan gaya hidup Kamu selama ini. Dokter mungkin akan menyarankan makan atau menghindari makanan tertentu dan meminimalkan stres untuk mengurangi kemungkinan timbulnya gejala serta timbulnya komplikasi. Gejala penyakit lupus kerap kali sulit dikenali sebab mirip dengan gejala penyakit lainnya tergantung organ tubuh mana diserang. Untuk itu Kamu perlu waspada dan jangan tunda untuk segera memeriksakan kesehatanmu ke dokter.