Penderita diabetes umumnya terdiagnosis setelah bertahun-tahun tanpa disadari. Bisa juga sebenarnya seseorang sudah merasakan gejala namun diabaikan karena dianggap bukan pertanda penyakit serius.

 

Tidak heran ketika terdiganosis, penderita diabetes sudah mengalami komplikasi, misalnya sudah mengalami penurunan penglihatan karena retinopati diabetes, atau mengalami luka di kaki yang sudah membusuk. Artinya, orang tersebut sebenarnya sudah mengidap diabetes selama bertahun-tahun tanpa menyadarinya. 

 

 

Oleh  karena itu, mengenali gejala diabetes sekecil apapun sangat penting agar diabetes bisa dikelola sedini mungkin. Ada banyak sekali gejala diabetes yang bisa diwaspadai. Tiga gejala klasik diabetes adalah banyak minum, banyak kencing, dan turun berat badan.

 

Tetapi di luar gejala klasik tadi, ada beberapa gejala yang kerap tidak disadari, salah satunya dari perubahan urine.

 

Baca juga: Prediabetes Apakah Perlu Mendapatkan Pengobatan?

 

 

Perubahan pada Bau Urine

Diabetes tipe 2 terjadi ketika gula tidak dapat diserap oleh sel, karena produksi insulin yang sangat berkurang. Akibatnya gula yang beredar di dalam darah menjadi tinggi. Gula darah yang tinggi membawa konsekuensi antara lain frekuensi kencing yang meningkat. Gula darah yang tidak bisa dimetabolisme oleh sel tersebut akan ikut terbuang melalui urine.



Selain sering kencing, penderita diabetes akan memiliki urine dengan bau keton. Keton adalah produk yang dihasilkan dari pembakaran lemak dan otot. Tubuh terpaksa memecah lemak dan otot menjadi energi karena sel tidak mendapatkan gula untuk diolah menjadi energi. Keton atau sisa metabolisme ini akan dikeluarkan bersama urine.

 

Dilansir dari diabetesselfmanagement, keton dalam urine menyebabkan bau manis atau bau buah yang manis. Hal ini karena ada banyak gula dalam urine. Ginjal akan mengeluarkan kelebihan gula melalui urin, jika kadar gula di darah sudah di atas 180 mg/dl.

 

Baca juga: 8 Kebohongan Pasien Diabetes di Ruang Konsultasi Dokter 

 

Cara Memeriksa Keton di Urine

Untuk memastikan kandungan keton di urin, bisa dilakukan di laboratorium dengan pemeriksaan urine dipstick, atau dikenal dengan pemeriksaan ketonuria. Keton merupakan hasil metabolism lemak, terdiri dari aseton, asam asetoasetat, dan asam betahidroksibutirat.

 

Pada orang normal, keton tidak dapat dideteksi dalam urin karena semua hasil metabolism lemak ini dipecah menjadi air dan karbon dioksida. Pada kondisi puasa atau kelaparan berat dimana terdapat kekurangan karbohidrat sebagai sumber energi, badan kita akan menggunakan cadangan lemak sebagai sumber energi, sehingga terjadi peningkatan keton sebagai hasil metabolisme lemak.

Baca juga: Waspada Ketoasidosis, Komplikasi Diabetes yang Bisa Merenggut Nyawa
 

Pemeriksaan ketonuria sering diminta pada pasien diabetes melitus, terutama jika pasien datang dengan kondisi penurunan kesadaran. Jika ditemukan keton pada urine pasien, disertai dengan peningkatan kadar glukosa, hasil analisa gas darah asidosis, keton darah positif, dan riwayat diabetes melitus tidak terkontrol, maka kemungkinan diagnosisnya adalah diabetes melitus dengan kondisi diabetes ketoasidosis.

 

Selain pada pasien diabetes melitus, hasil keton yang positif juga bisa ditemukan pada pasien yang mengalami muntah berulang, kelaparan jangka waktu lama, dan malabsorbsi. Orang normal setelah latihan atau olahraga yang berat pun juga bisa menunjukkan hasil yang positif.

 

Nah mulai sekarang waspada ya jika urine Kamu berbau manis buah, jangan-jangan Kamu memiliki diabetes. Apalagi Kamu tidak dalam kondisi seperti disebutkan di atas yaitu muntah berulang, kelaparan jangka waktu lama, atau habis berolahraga berat. Segara cek ke dokter sehingga jika Kamu terdiagnosis diabetes, segera bisa diberikan program pengelolaan yang benar. (AY)

 

Baca juga: 5 Cara Mudah Melindungi Keluarga dari Diabetes