Kadang-kadang pasien takut dimarahi dokter karena gula darahnya tidak juga turun. Maka saat mendatangi klinik dokter untuk kontrol, pasien diabetes terpaksa berbohong. Mereka mungkin merasa aman karena terhindar dari "omelan" dokter saat pergi meninggalkan klinik. Tetapi apa yang didapatkan? Tentu saja kerugian karena masalah pengelolaan diabetes menjadi tenggelam tanpa solusi.

 

Jika Kamu atau keluarga Kamu adalah pasien diabetes, sangat tidak dianjurkan berbohong pada dokter. Mengapa? Menurut pakar diabetes dr. Alan L. Rubin, yang juga penulis Diabetes for Dummies, dan serial buku kesehatan “Dummies” lainnya, dengan berbohong pasien justru berpotensi membawa penyakitnya semakin memburuk.

 

Dokter akan membuat keputusan entah itu dalam bentuk resep atau tindakan, sesuai apa yang Kamu sampaikan. Nah, jika pengobatan dilakukan atas dasar kondisi yang tidak sebenarnya, bisa jadi pengobatan dan tindakan itu menjadi sia-sia, bahkan memperburuk kondisimu.


Kira-kira kebohongan apa saja yang paling sering dilontarkan pasien diabetes saat berkonsultasi dengan dokter?

 

Baca juga: Jangan Percaya Mitos Diabetes Berikut!

 


1. Saya rutin cek gula darah

Tes gula darah rutin akan membantu pasien diabetes mengetahui kadar gulanya setiap saat. Menurut American Diabetes Association, cek gula darah harus lebih sering dilakukan pada pasien pengguna insulin, pasien yang gula darahnya tidak terkontrol, dan ibu hamil dengan diabetes.

Jika faktanya Kamu tidak rutin melakukan cek gula darah, katakan terus terang kepada dokter apapun alasannya. Misalnya, alat glukometer yang tidak akurat, kesulitan membeli perlengkapan tes gula darah, atau terlalu sibuk sehingga tidak sempat melakukan cek gula darah secara rutin.

 

Dengan begitu dokter bisa mencarikan solusi yang tepat untuk masalah Kamu. Jangan sampai diabetes tidak terkontrol karena tidak pernah melakukan tes gula darah.

 

Baca juga: Cek Gula Darah Lebih Mudah dengan Aplikasi Ini

 

2. Saya sudah minum obat teratur

Pakar dari Johns Hopkins University School of Medicine mengatakan, sekitar 20-40% penderita diabetes tidak rutin minum obat atau menggunakan insulin, seperti arahan dokter.

 

Minum obat teratur penting. Kontrol diabetes tidak akan membuahkan hasil jika mengabaikan pengobatan. Mungkin sebagian besar penderita diabetes sudah terlalu banyak mengonsumsi obat dalam sehari. Selain obat diabetes, mereka juga harus mengonsumsi obat kolesterol, antihipertensi, dan obat sakit jantung.

 

Lebih baik menyelahkan efek samping obat, harga yang mahal, atau rasa obat tidak enak sebagai alasan Kamu malas minum obat, daripada berbohong. Hambatan terkait pengobatan ini dapat diselesaikan. Dokter bisa mengganti jenis obat atau menyesuaikan dosisnya. 

 

Baca juga: Gula Darah Stabil, Bolehkah Berhenti Minum Obat Diabetes?


3. Saya berolahraga setiap hari

Fakta yang diperoleh Centers for Disease Control di Amerika Serikat menunjukkan hanya 19% pasien diabetes yang melakukan aktivitas fisik rutin. Olahraga dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu menurunkan gula darah karena gula banyak ditarik ke otot. Katakan kepada dokter apa saja hambatan Kamu sehingga tidak mampu rutin berolahraga. Tanyakan juga apa yang bisa dilakukan.

 

4. Saya menjalani diet sehat 

Belum lama ini, survei yang dilakukan pada 652 penderita diabetes di beberapa negara menunjukkan, 50% tidak benar-benar mengubah pola dietnya sejak didiagnosis diabetes. Peneliti dari University of Washington in Seattle mengamati kebiasaan makan 1.480 penderita diabetes, dan menemukan 62% sangat kurang mengonsumsi buah dan sayur. .

 

Mengatur diet penting dalam mengelola diabetes. Jika Kamu masih belum bisa menjalankannya, sebenarnya banyak pasien diabetes yang mengalami masalah sama. Lebih baik minta saran dari dokter atau ahli gizi bagaimana caranya bisa menjalani diet sesuai anjuran untuk penderita diabetes.