Menikah di usia muda dalam beberapa tahun terakhir ini cukup populer di kalangan masyarakat. Diawali oleh beberapa selebgram dan influencer berusia muda di sosial media yang membagikan kehidupan pribadi mereka tentang menikah muda.

 

Gambaran potret kebersamaan mereka disertai dengan caption yang manis mengundang perhatian ribuan anak muda yang ikut berkomentar dan memimpikan relationship goal dan bisa menikah muda seperti pasangan idola mereka.

 

Ya, menikah muda seakan sudah menjadi tren baru. Menikah di usia muda bahkan belia (di bawah 20 tahun), memang bukanlah hal yang salah. Agama pun bahkan sangat menyukai bagi mereka yang ingin melakukan ikatan suci ini. Begitu pula dengan negara, tidak melarang pernikahan di usia muda selama itu sudah memenuhi syarat batas umur.

 

Akan tetapi, menikah muda tidak selalu berakhir dengan cerita indah saja. Influencer social media di luar sana, tidak jarang gagal mempertahankan rumah tangganya. Melihat peristiwa tersebut, sudah sepantasnya jika Kamu belajar dari pengalaman mereka, bahwa menikah di usia yang cukup belia diperlukan “modal lebih” yang perlu disiapkan agar pernikahan jauh dari masalah di kemudian hari.

 

Baca juga: Benarkah Menikah Membuat Jantung Lebih Sehat?

 

Persiapan Menikah Muda

Menikah muda membutuhkan persiapan, terutama mental. Inilah persiapan menikah muda:

 

1. Mental

Menikah artinya saling mengisi satu sama lain dalam kondisi apapun. Untuk melakuknnya, tentu diperlukan mental atau kesiapan psikis yang baik. Kedewasaan memang tidak bisa ditentukan oleh faktor usia.

 

Untuk itu, pastikan Kamu dan pasangan telah memiliki bekal yang cukup secara emosional dan ilmu rohani. Karena berkeluarga artinya Kamu dan pasangan telah lepas dari orang tua dan hidup mandiri. Laki-laki perlu menjadi pemimpin, pembimbing dan pengayom yang baik, begitu pula dengan wanitanya.

 

Baca juga: Menikah Itu Tidak Main-main

 

2. Finansial

Finansial merupakan aspek penting kedua dalam mempersiapkan pernikahan, baik itu yang sudah dewasa ataupun pasangan muda. Pasti Kamu tidak mau dong setelah menikah masih membebani orang tua? Jadi, finansial di sini diartikan dengan Kamu dan pasangan sudah memiliki pemasukan tetap untuk membangun keluarga.

 

Terbukalah dengan pasangan mengenai pendapatanmu, karena menikah bukan hanya tentang resepsi tetapi kehidupan berdua setelahnya. Jangan sampai uang menjadi masalah utama kehidupan pernikahanmu.

 

Agar hal serupa tidak erjadi, bicarakan mengenai cash flow yang berlaku nantinya. Misalnya budget harian, bulanan, dan tabungan. Senakin jelas aturan cash flow ini dibicarakan, akan semakin baik pula kehidupanmu nantinya.

 

Baca juga: 11 Ujian dalam Pernikahan yang Harus Dihadapi

 

3. Tempat Tinggal

Aspek ketiga ini masih berkaitan dengan persiapan finansial. Penting sekali utnuk merencanakan tempat tinggal sebelum melangsungkan pernikahan. Apakah langsung membeli rumah, mengontrak, atau menumpang dengan orang tua.

 

Kamu dan pasangan harus mengerti, bahwa apapun pilihannya, keduanya memiliki sisi positif dan negatif. Jika memilih hidup terpisah, Kamu harus menyisihkan budget ekstra dan jika memilih hidup menumpang artinya harus mempersiapkan mental.

 

Bukan rahasia jika orang tua pasti akan selalu mengomentari rumah tangga mulai dari hal kecil. Oleh karena itu, pahamilah bahwa tujuan mereka adalah baik dan kesempatan untuk Kamu dan pasangan belajar.

 

Baca juga: Tips Bercinta Jika Tinggal Bersama Orang Tua

 

4. Punya Rencana Jangka Panjang

Membicarakan masalah cash flow dan tempat tinggal bisa dikatakan sebagai rencana jangka pendek. Nah, Kamu juga perlu mempersiapkan rencana jangka panjang lho Gengs sebelum pernikahan. Misalnya keputusan untuk memiliki anak, apakah disegerakan atau ditunda.

 

Memiliki anak merupakan tanggung jawab yang sangat besar, bukan hanya finansial saja yang perlu disiapkan tetapi juga waktu ekstra yang perlu dikorbankan untuk sang buah hati.

 

Memiliki anak akan merembet kepada keputusan saat ini seperti tabungan, memutuskan apakah istri akan bekerja atau fokus mengurus anak dan lain sebagainya. Jika dirasa belum siap, maka jangan terburu-buru, bicarakan dengan pasanganmu utnuk mendapatkan keputusan terbaik.

 

Baca juga: Punya Anak Tanpa Direncanakan? Begini Cara Menghadapinya

 

5. Kecocokan Satu Sama Lain

Poin terakhir yang paling penting adalah kecocokan satu sama lain. Menikah artinya akan hidup bersama sepanjang usia Kamu Gengs. Jadi, rasa saling mencintai saja belum cukup untuk membangun sebuah keluarga.

 

Diperlukan kecocokan dari kedua belah pihak, mulai dari rasa saling memahami, saling menjaga, saling mengisi, dan saling mengayomi satu sama lain. Bukankah banyak terjadi, pasangan yang ketika menikah baru mengetahui jika pasangannya sangat temperamen atau bersikap semaunya?

 

Nah, jangan sampai Kamu terjebak dalam pernikahan seperti ini Gengs. Kenali dengan baik karakter pasanganmu, apakah dia memang seseorang yang tepat untuk mengisi hidupmu. Jangan dibutakan rasa cinta, jika memang dia memiliki karakter yang menurutmu tidak bisa ditolerir sebaiknya pikirkan kembali untuk menikah dengannya.

 

Baca juga: Inilah Nilai Plus Menikah dengan Sahabat Sendiri

 

 

Referensi:

Huffpost.com. Don’t Get Married Yet If Your Partner Does These 9 Things

Identity-mag.com. The Pros & Cons Of Getting Married At A Young Age