Serangan jantung, atau dalam istilah medis disebut infark miokardial (MI) atau infark jantung sebenarnya adalah kerusakan permanen pada otot jantung. Untuk "myo" berarti otot, "kardial" mengacu pada jantung, dan "infark" berarti kematian jaringan karena kurangnya suplai darah. 

 

Otot jantung kita perlu menerima suplai darah setiap saat agar berfungsi dengan baik. Otot jantung menerima suplai darah melalui pembuluh arteri koroner. Bagaimana serangan jantung terjadi, Kamu perlu tahu dulu pemicunya, yaitu penyakit jantung koroner, seperti disarikan dari mayoclinic berikut ini:

 

Apakah penyakit jantung koroner itu?

Penyakit arteri koroner adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner yang disebabkan oleh aterosklerosis. Aterosklerosis, kadang-kadang disebut "pengerasan" atau "penyumbatan" arteri, adalah penumpukan kolesterol dan endapan lemak yang disebut plak, pada dinding bagian dalam arteri. Penyumbatan inilah yang membuat suplai darah ke jantung dan otot jantung terhambat.

 

Tanpa darah yang cukup, jantung menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi penting yang dibutuhkan agar jantung dapat bekerja dengan baik. Saat ini terjadi, penderitanya akan merasakan nyeri dada yang disebut angina. Orang tersebut mungkin tidak sadar sebenarnya ia tengah mengalami gejala awal serangan jantung.

Baca juga: Jangan Abaikan Gejala Masalah Jantung Ini!

 

Di awal, mungkin gejala ini datang saat tengah beraktivitas fisik, misalnya naik tangga atau berolahraga. Jika dibawa istirahat, nyeri dada akan hilang sendiri. Hal inilah yang menjadikan penderita penyakit jantung koroner mengabaikan penyakitnya sampai tiba serangan jantung yang sesungguhnya. Jika plak sampai menutup sepenuhnya arteri koroner, maka serangan jantung dapat terjadi. Pilihannya hanya dua, kematian atau selamat asalkan dibawa ke IGD saat itu juga.

 

Apa yang terjadi saat serangan jantung?

Jika Kamu, atau orang terdekat Kamu mengalami salah satu dari 5 gejala berikut ini dan berlangsung lebih dari 5 menit, kemungkinan besar adalah serangan jantung. 

  • Angina, yaitu nyeri atau ketidaknyamanan di tengah dada. Rasanya digambarkan seperti ditindih beban berat, sesak, nyeri, terbakar, mati rasa, seperti diremas, dan rasa penuh yang berlangsung selama lebih dari beberapa menit atau hilang dan kembali. Ingat, angina ini sering keliru dianggap sebagai gangguan pencernaan atau masuk angin!

  • Nyeri atau rasa ketidaknyamanan di dada perlahan menyebar ke area lain termasuk lengan, bahu kiri, punggung, leher, rahang, atau perut.

  • Kesulitan bernapas atau sesak nafas

  • Berkeringat dingin.

  • Rasa seperti tercekik.

  • Mual atau muntah.

  • Sakit kepala ringan, pusing, kelemahan ekstrim atau kecemasan.

  • Denyut jantung cepat atau tidak teratur.

 

Meskipun kebanyakan wanita dan pria melaporkan gejala nyeri dada saat mengalami serangan jantung, wanita seringnya melaporkan gejala lain yang tidak biasa pada pria. Misalnya, nyeri punggung bagian atas atau bahu, nyeri rahang atau menyebar ke rahang, kepala terasa ringan dan mau pingsan, dan kelelahan yang tidak biasa selama beberapa hari sebelumnya.

Baca juga: 6 Gejala Serangan Jantung yang Harus Diwaspadai Wanita
 

Jangan hubungi teman!

Tahukan Kamu, mengapa begitu banyak orang yang mengalami serangan jantung dan tidak tertolong? Selain tidak paham gejala-gejalanya, seringkali penderita menelepon orang yang tidak tepat. Misalnya teman atau keluarganya yang mungkin posisinya sangat jauh.

 

Cara paling benar saat mengalami serangan jantung adalah telepon rumah sakit terdekat atau ambulans. Sebisa mungkin hubungi rumah sakit besar yang memiliki peralatan lengkap untuk tindakan operasi jantung. Jadi jangan menghubungi klinik kecil, ya Gengs! Karena hanya akan membuang-buang waktu yang sangat berharga, kecuali tidak ada pilihan.

 

Dalam serangan jantung dikenal “time is muscle” artinya kita berpacu dengan waktu menyelamatkan otot jantung yang mengalami infark. Waktu terbaik untuk mengobati serangan jantung adalah satu jam setelah timbulnya gejala pertama. Ada keterbatasan waktu sebelum terjadi kerusakan otot jantung yang signifikan. Semakin lama penderita dibiarkan tanpa pertolongan, semakin berat kerusakan otot jantung yang berakhir pada gagal jantung permanen.

 

Alasan orang menunda perawatan saat serangan jantung

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang mengalami gejala serangan jantung sering menunda, atau menunggu untuk mencari pengobatan, selama lebih dari tujuh jam. Inilah alasan mengapa orang menunggu untuk mendapatkan bantuan:

  • Orang yang menunda cenderung berusia tua atau wanita. Mereka menunda karena ingin berkonsultasi dengan anggota keluarga lain terlebih dahulu atau mencoba mengobati diri mereka sendiri sebelum menghubungi rumah sakit.

  • Orang muda yang tidak percaya serangan jantung bisa menimpa mereka

  • Gejalanya tidak seperti yang mereka harapkan, jadi berharap gejala pergi dengan sendirinya.

  • Mencoba untuk mengobati gejala misalnya menggunakan aspirin atau antasida (dipikir sakit maag).

  • Karena kesibukan atau tidak bisa meninggalkan anak-anak atau anggota keluarga lainnya sendiri.

Baca juga: Jenis Makanan Ini Bisa Menurunkan Risiko Penyakit Jantung
 

Mengingat serangan jantung adalah mempertaruhkan nyawa, maka penting menjaga kesehatan jantung kita dengan menjalani gaya hidup yang sehat. Sebiasa mungkin jaga berat badan ideal, diet seimbang, hentikan kebiasaan merokok dan rajin berolahraga. (AY/WK)