Mengantuk dan kelelahan adalah dua hal yang berbeda. Namun, banyak orang yang sering tertukar dan bingung tentang arti kedua kondisi ini. Padahal, penting untuk tahu perbedaan mengantuk dan kelelahan.

 

Dengan mengetahui perbedaan antara keduanya, Geng Sehat bisa mencari tahu penyebab yang berbeda dari keduanya. Untuk tahu perbedaan mengantuk dan kelelahan, berikut penjelasannya!

 

Baca juga: Tidur dengan Rambut Basah Bahaya, Mitos atau Fakta?

 

Perbedaan Mengantuk dan Kelelahan

Mengetahui perbedaan mengantuk dan kelelahan itu penting. Berikut perbedaan mendalam tentang perbedaan mengantuk dan kelelahan:

 

Pengertian Mengantuk

Mengantuk adalah dorongan yang ekstrem untuk tidur. Sebagai contoh, Kamu sedang duduk di sofa yang empuk setelah makan siang. Kamu merasa nyaman dan rileks. Kelopak mata Kamu terasa berat, dan saat tertutup, mata rasanya sulit terbuka kembali. Lama kelamaan, Kamu tertidur. Inilah yang disebut mengantuk.

 

Rasa kantuk akan semakin meningkat, semakin lama Kamu berusaha untuk tetap bangun. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan zat kimia adenosin di dalam otak. Adenosin bertugas memberi sinyal bahwa tubuh membutuhkan tidur.

 

Karena kadar adenosin meningkat setiap saat, maka rasa kantuk mencapai puncaknya ketika sudah malam. Inilah mengapa orang mengantuk di malam hari. Cara mengatasi rasa kantuk adalah dengan tidur. Kalau Kamu memiliki rutinitas tidur yang cukup, maka risiko mengantuk di siang hari tentunya akan menurun. Dengan tidur yang cukup, Kamu bisa bangun dengan rileks dan segar.

 

Baca juga: Kelelahan Bukan Penyebab Langsung Kematian Mendadak

 

Apa Beda Mengantuk dengan Kelelahan?

Perbedaan mengantuk dan kelelahan cukup signifikan. Kelelahan itu bisa dirasakan di tulang dan otot, seperti rasa berat pada tangan dan kaki, seolah-olah Kamu baru saja lari maraton. Kamu tidak bisa mengumpulkan energi untuk melakukan aktivitas. Inilah yang disebut kelelahan.

 

Kelelahan bisa disebabkan oleh penyakit lain, seperti anemia, hipotiroid, atau bahkan kanker. Kelelahan yang ekstrem disebut sindrom kelelahan kronik. Namun, separah apapun kelelahan yang dirasakan, bukan berarti akan menyebabkan rasa kantuk atau tidur.

 

Orang yang merasa lelah mungkin ingin tiduran atau tidur sejenak. Namun, biasanya ia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Selain itu, kelelahan kronik tidak bisa diatasi dengan tidur. 

 

Hubungan Kelelahan, Rasa Kantuk, dan Penyakit

Setelah mengetahui perbedaan mengantuk dan kelelahan, Kamu juga harus tahu hubungan antara kelelahan, rasa kantuk, dan penyakit. Rasa kantuk umumnya dialami orang yang kurang tidur. Namun, rasa kantuk juga bisa menjadi gejala gangguan tidur, seperti sleep apnea  atau narkolepsi. Sementara itu, kelelahan merupakan salah dampak dari insomnia.

 

Nah, mengetahui perbedaan mengantuk dan kelelahan bisa membantu Kamu mengatasi insomnia. Pasalnya, insomnia merupakan salah satu gangguan tidur yang cukup umum dan berkaitan langsung dengan tidur serta kelelahan.

 

Penting bagi siapapun juga untuk tidur ketika ia merasa mengantuk. Kalau kelelahan dijadikan alasan untuk tidur, kemungkinan besar Kamu malah akan terjaga semalaman, dan berusaha memaksakan diri untuk tidur.

 

Hal tersebut bisa memicu kecemasan, sehingga semakin menyulitkan munculnya rasa kantuk. Hal inilah yang menjadi penyebab utama insomnia. Penting bagi Kamu untuk memeriksakan diri ke dokter kalau mengalami insomnia.

 

Perhatikan perbedaan mengantuk dan kelelahan, sehingga Kamu bisa mengidentifikasi kondisi apa yang dialami. Dengan begitu, Kamu bisa lebih mudah mengidentifikasi penyebab masalah kesehatan yang dialami.

 

Baik rasa kantuk ataupun kelelahan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Jadi, kalau sudah sangat mengganggu, sebaiknya periksakan ke dokter, supaya segera ditangani. (AY)

 

Baca juga: Obat-obatan yang Menyebabkan Kantuk dan Cara Mengatasinya

 

Sumber:

 Very Well Health. Differences Between Sleepiness and Fatigue. Mei. 2019.