Sebagai seorang apoteker, salah satu kewajiban saya saat menjelaskan terapi obat kepada pasien adalah mengenai efek samping yang mungkin terjadi. Biasanya saya akan memberikan penekanan informasi terhadap efek samping obat yang angka kejadiannya cukup tinggi, yang membutuhkan perhatian khusus dari pasien. Salah satunya adalah efek samping mengantuk yang lazim dijumpai pada penggunaan obat-obatan tertentu.

 

Jujur, saya sendiri punya pengalaman pahit terkait efek samping mengantuk setelah mengonsumsi obat. Alkisah, suatu hari saya sedang mengalami flu dan mengonsumsi obat flu yang mengandung antihistamin. Antihistamin dalam obat flu digunakan untuk meredakan gejala alergi yang biasanya menyertai flu, seperti bersin dan hidung berair alias meler.

 

Namun, antihistamin dapat menyebabkan efek samping mengantuk. Singkat cerita, beberapa jam setelah minum obat tersebut saya bermaksud memasukkan mobil dari luar rumah ke garasi. Namun nahasnya, pengaruh obat membuat saya sulit fokus dan berkonsentrasi, sehingga menabrak tiang garasi rumah. Spion kanan mobil hancur berantakan dan membuat saya syok sekali. Untunglah tidak ada yang terluka.

 

Kejadian tersebut sangat membekas di hati dan menyadarkan saya bahwa efek samping mengantuk yang disebabkan oleh konsumsi beberapa jenis obat-obatan tidak dapat dipandang sebelah mata. Pasien harus waspada dengan efek samping tersebut agar tidak mengalami kejadian seperti yang saya alami.

 

Baca juga: Waspadai 7 Efek Samping Antibiotik Ini!

 

Efek samping sendiri, menurut definisinya, adalah respons yang tidak diinginkan akibat penggunaan obat pada dosis normalnya. Jadi, bukanlah suatu manifestasi dari overdosis obat ya, Gengs. Efek samping sifatnya bervariasi antar individu, ada orang yang mengalami dan ada juga yang tidak.

 

Kembali lagi pada efek samping mengantuk, supaya Geng Sehat juga ikut waspada, berikut saya paparkan mengenai golongan obat-obatan yang memiliki efek samping mengantuk serta cara untuk mengatasinya!

 

Antihistamin

Seperti yang sudah saya ceritakan di atas, antihistamin adalah salah satu golongan obat yang memiliki efek kantuk. Antihistamin lazim ditemui pada obat pereda flu dan batuk, obat antialergi, serta obat mabuk perjalanan. Contohnya chlorpheniramine maleate, loratadine, cetirizine, diphenhydramine, dimenhydrinate, dan fexofenadine.

 

Jenis-jenis Obat Tablet - GueSehat.com

 

Obat nyeri golongan opioid

Untuk beberapa kasus nyeri yang derajatnya berat (severe), seperti nyeri kanker atau nyeri setelah melakukan tindakan operasi, dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan nyeri dari golongan opioid. Contohnya morfin, fentanil, oksikodon, tramadol, dan kodein. Kodein juga sering diresepkan dokter untuk meredakan batuk. Jadi jika obat batukmu mengandung kodein, Kamu wajib mewaspadai efek samping mengantuk yang mungkin terjadi ya, Gengs.

 

Obat antidepresan

Obat antidepresan, terutama antidepresan kelompok tricyclic seperti amitriptilin, juga menyebabkan kantuk. Selain sebagai antidepresan, amitriptilin dalam dosis yang lebih rendah juga terkadang diresepkan dokter untuk indikasi mengurangi nyeri kepala.

 

Baca juga: Efek Samping Sertraline, Obat Antidepresan yang Sering Digunakan

 

Obat gangguan kecemasan

Biasa disebut pula sebagai obat penenang, obat anticemas dari golongan benzodiazepin juga memiliki efek samping mengantuk. Contohnya alprazolam, diazepam, dan lorazepam. Bahkan beberapa obat golongan ini digunakan untuk mengatasi kondisi insomnia atau sulit tidur, seperti estazolam. Diazepam juga terdapat dalam beberapa obat antinyeri atau analgesik. Biasanya sebagai campuran obat golongan lain, misalnya metampiron.

 

Obat untuk mencegah kejang (antikonvulsan)

Obat antikejang biasanya digunakan untuk kondisi epilepsi, tumor otak, atau adanya penyebaran sel kanker ke otak. Contohnya phenobarbital, phenytoin, carbamazepine, dan sodium valproate. Obat golongan benzodiazepin juga sering digunakan sebagai antikejang.

 

Masih ada beberapa obat lain yang dapat menyebabkan kantuk, tetapi tidak dapat saya sebutkan satu persatu di sini. Untuk mengetahui apakah obat yang dikonsumsi mempunyai efek samping mengantuk atau tidak, Geng Sehat dapat mengidentifikasinya dari informasi yang ada di kemasan obat. Biasanya obat yang menyebabkan kantuk akan bertuliskan ‘dapat menyebabkan kantuk’ diiringi peringatan ‘hati-hati bila akan mengoperasikan kendaraan atau mesin’.

 

Baca juga: Ini Efek Samping Konsumsi Obat Kuat Tanpa Supervisi Medis!

 

Mengatasi kantuk dari suatu obat

Ada beberapa hal yang dapat Geng Sehat lakukan jika mengalami keletihan atau mengantuk akibat efek penggunaan obat-obat di atas. Yang pertama adalah mengubah jadwal minum obat menjadi malam hari. Hal ini berlaku terutama untuk obat yang diminum sekali sehari, misalnya jika Geng Sehat sedang mengonsumsi antialergi loratadine atau cetirizine.

 

Kedua adalah menanyakan kepada dokter atau apoteker tentang pilihan obat lain yang tidak menyebabkan kantuk. Contohnya untuk obat pereda flu dan batuk, saat ini sudah banyak obat bebas alias over the counter medicine yang memiliki kandungan zat aktif yang efek samping mengantuknya tidak terlalu besar.

 

Geng Sehat juga dianjurkan untuk menjaga jam dan kualitas tidur yang baik di malam hari. Jadi saat pagi atau siang hari harus mengonsumsi obat yang menyebabkan kantuk, rasa kantuk yang melanda lebih bisa ditoleransi dibandingkan jika istirahat malam Kamu kurang berkualitas.

 

Konsumsi kafein dalam kopi atau teh untuk membantu mengatasi efek samping mengantuk dapat saja dilakukan, asalkan dalam jumlah yang moderat. Pastikan obat aman dikonsumsi bersamaan dengan kafein ya, Gengs. Sangat tidak disarankan untuk mengonsumsi obat-obatan lain yang bersifat meningkatkan alertness tanpa sepengetahuan dokter.

 

Pada beberapa kasus, tubuh memiliki kemampuan untuk beradaptasi sehingga efek samping mengantuk akan berkurang seiring seseorang mengonsumsi obat-obatan. Namun tetap saja ya Gengs, ground rules-nya adalah selalu waspada.

 

Saya sangat menyarankan Geng Sehat untuk berhati-hati dalam melakukan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi, seperti menyetir kendaraan, saat mengonsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan kantuk. It’s always better to be safe than sorry, kan?

 

Baca juga: Waspada! Efek Samping Obat yang Harus Diketahui