Sebagai seorang apoteker, salah satu pertanyaan yang sering saya dapatkan, baik dari pasien di rumah sakit tempat saya bekerja maupun dari teman dan saudara, adalah mengenai ‘teman’ minum obat-obatan oral.

 

Yup, ternyata setiap orang memiliki preferensinya sendiri untuk minum obat-obatan oral, seperti tablet, kapsul, kaplet, bahkan sirup. Ada yang lebih memilih mengonsumsinya dengan air putih, pisang, susu, kopi, dan teh. Wah, pokoknya macam-macam sekali. Pertanyaannya, boleh atau tidak?

 

Untuk artikel ini, secara khusus saya akan membahas jika obat diminum bersamaan atau berdekatan waktunya dengan minuman-minuman yang mengandung kafein, seperti kopi atau teh. Ternyata, ada beberapa obat yang memerlukan perhatian khusus lho terkait dengan konsumsinya bersama minuman berkafein!

 

Interaksi Obat dengan Kafein

Sebelum membahas hal ini lebih jauh, yuk kita berkenalan dulu dengan yang namanya interaksi obat. Interaksi obat adalah kondisi terjadinya perubahan efek obat yang disebabkan hadirnya obat lain, seperti makanan dan minuman, bahan-bahan herbal, ataupun karena adanya perubahan lingkungan.

 

Interaksi obat ini sifatnya unik untuk masing-masing obat. Jadi, para praktisi kesehatan pun harus selalu merujuk pada pustaka yang dapat dipercaya. Ini berguna untuk mengetahui apakah obat tertentu memiliki interaksi dengan makanan atau obat lain.

Baca juga: Harus Minum Obat Selama Puasa? Perhatikan Hal Ini!

 

Demikian pula jika obat dikonsumsi bersamaan dengan minuman yang mengandung kafein, seperti teh atau kopi. Kafein di dalam teh atau kopi ternyata dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu. Ini dapat menyebabkan penurunan efektivitas kerja obat ataupun meningkatkan efek sampingnya. Ini dia beberapa di antaranya.

 

1. Kafein dan Efedrin

Efedrin adalah suatu zat yang digunakan sebagai pelega saluran napas (bronkodilator). Ini menjadi komposisi dari beberapa merek obat batuk dan flu yang beredar di Indonesia. Jika dikonsumsi bersamaan, efedrin dan kafein dapat menyebabkan vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah. Oleh karena itu, jika ingin meminum obat flu atau batuk, cek terlebih dahulu ya Gengs apakah obat tersebut mengandung efedrin atau tidak.

 

2. Kafein dan Phenylpropanolamine

Beberapa obat flu yang beredar di Indonesia memiliki kandungan dekongestan (pelega hidung tersumbat), yakni phenylpropanolamin (PPA). PPA dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Pada beberapa kasus, kejadian peningkatan tekanan darah tersebut menjadi lebih tinggi probabilitasnya jika obat diminum bersamaan atau berdekatan dengan kafein. Selain kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan darah, peningkatan detak jantung juga dilaporkan.

 

3. Kafein dan Levothyroxine

Levothyroxine atau L-thyroxine adalah obat yang digunakan untuk terapi hipotiroidisme, suatu keadaan ketika aktivitas kelenjar tiroid lebih rendah dari seharusnya. Di Indonesia, obat ini tersedia dengan berbagai merek dagang.

 

Menurut beberapa laporan kasus, penggunaan levothyroxine bersamaan dengan minum kopi (dalam hal ini yang dilaporkan adalah kopi jenis espresso) dapat menurunkan penyerapan levothyroxine dari saluran cerna ke pembuluh darah. Akibatnya, obat menjadi tidak berefek maksimal dan kondisi hipotiroid menjadi tidak tertangani dengan baik.

Baca juga: Kenali Efek Samping Obat Hipertensi

 

4. Kafein dan Obat KB Hormonal Mengandung Estrogen

Seperti yang mungkin sudah Kamu ketahui, estrogen adalah hormon yang ada dalam tubuh wanita. Estrogen ini juga menjadi komposisi obat, yakni dalam obat-obatan KB hormonal. Estrogen dapat memperlambat pengeluaran (clearance) kafein dari dalam tubuh.

 

Jadi, Kamu akan merasakan efek samping kafein, seperti jantung berdebar dan nyeri kepala. Meskipun interaksi antara keduanya bersifat minor, perlu diwaspadai pada Kamu yang sangat sensitif terhadap efek samping kafein.

 

5. Kafein dan Obat Golongan Benzodiazepin

Benzodiazepin adalah golongan obat yang digunakan sebagai penenang, contohnya adalah diazepam. Interaksi antara kafein dan obat golongan ini bersifat antagonistik. Tentunya diazepam akan menyebabkan mengantuk, sedangkan kafein akan membuat seseorang terjaga.

 

Berikan Jeda antara Waktu Minum Kopi dan Obat

Jika Kamu mengonsumsi obat-obatan di atas dan biasanya mengonsumsinya bersamaan atau berdekatan dengan minuman berkafein, seperti kopi atau teh, ada baiknya jika mulai sekarang Kamu memberikan jeda di antaranya. Jeda yang dimaksud biasanya adalah 2 jam, dengan asumsi salah satu dari kafein atau obat sudah diserap di saluran cerna, sehingga tidak akan ‘bertemu’ satu sama lain.

Baca juga: Kotak Obat Khusus untuk si Kecil

 

Konsumsi Obat dengan Air Putih Paling Disarankan

Meskipun obat-obatan yang Kamu minum tidak ada dalam daftar di atas, bukan berarti 100% aman untuk mengonsumsinya bersamaan atau berdekatan dengan kopi atau teh, ya! Hal ini bisa saja karena studi tentang interaksi obatnya belum banyak dipublikasikan atau reaksi satu orang dan lainnya dapat saja berbeda-beda.

 

Jadi, paling aman mengonsumsi obat adalah dengan air putih. Karena kandungannya dianggap inert dan tidak berinteraksi dengan obat-obatan yang Kamu konsumsi. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai masing-masing obat dan interaksinya dengan makanan, obat lain, produk herbal, serta suplemen, Kamu bisa bertanya kepada apoteker di tempatmu menebus obat. Salam sehat!