Indonesia masih menghadapi tantangan berupa tingginya anak dengan gizi kurang dan stunting. Meskipun angka stunting mengalami penurunan menjadi 19.8% pada tahun 2024, tetapi angka ini masih tinggi. Selain stunting, masalah gizi lain seperti wasting (kurus) dan underweight (gizi kurang) juga masih ada dan bahkan ada yang meningkat.
Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, maka kualitas anak-anak yang akan jadi aset masa ddepan harus ditingkatkan. Jumlah anak dengan kondisi kurang gizi harus diturunkan. Anak-anak yang berisiko mengalami kurang gizi memerlukan nutrisi yang tepat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal. Nutrisi yang seimbang, kaya akan berbagai vitamin dan mineral, serta protein dan karbohidrat berkualitas, sangat penting untuk mencegah dan mengatasi masalah kurang gizi pada anak-anak.
Penyebab Anak Berisiko Kurang Gizi
Anak berisiko kurang gizi, terutama akibat masalah makan, bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya pengetahuan orang tua tentang gizi, masalah ekonomi, lingkungan yang tidak bersih, penyakit tertentu, atau bahkan masalah perilaku makan seperti picky eating.
Gejala kurang gizi pada anak bisa berupa:
- Berat badan dan tinggi badan anak berada di bawah kurva pertumbuhan.
- Kurang nafsu makan.
- Pertumbuhannya terlambat.
- Mudah merasa lelah dan terlihat lesu.
- Lebih rewel.
- Kurang perhatian terhadap lingkungan sekitar.
- Kulit dan rambut tampak kering.
Anak yang kurang gizi dapat mengalami berbagai masalah kesehatan dan perkembangan. Dampaknya bisa berkisar dari gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan otak, hingga peningkatan risiko penyakit kronis di masa dewasa dan bahkan kematian
Peran makanan tambahan dan suplemen nutrisi
Untuk menurunkan dan mencegah kasus anak kurang gizi di Indonesia, ada beberapa langkah yang bisa diambil, termasuk memberikan makanan bergizi seimbang, memastikan kecukupan ASI eksklusif, menjaga kebersihan lingkungan, dan memberikan edukasi tentang gizi kepada masyarakat. Selain itu, penting juga untuk memantau pertumbuhan anak secara berkala dan segera mencari pertolongan medis jika ada tanda-tanda kekurangan gizi.
Untuk mengejar ketertinggalan status gizinya, anak yang berisiko atau sudah mengalami kurang gizi memerlukan makanan tambahan atau suplemen nutrisi yang biasanya suda dirancang memiliki nilai gizi yang lebih padat.
Makanan tambahan atau suplemen nutrisi untuk anak-anak seringkali berbentuk susu formula. Meskipun bukan makanan utama, susu formula khusus ini diformulasikan untuk melengkapi kebutuhan gizi anak, terutama bagi mereka yang memiliki masalah makan atau pertumbuhan.
PediaSure adalah contoh susu formula yang berfungsi sebagai suplemen nutrisi oral untuk anak. Didukung lebih dari 20 studi klinis, PediaSure telah diakui dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi badan, berat badan, dan meningkatkan kekebalan tubuh untuk anak-anak yang berisiko mengalami gangguan gizi.
Belum lama ini, PediaSure meluncurkan PeptiGro System yang memiliki kombinasi unik dari berbagai nutrisi penting, seperti vitamin K2, vitamin D, vitamin C, dan casein phosphopeptides (CPPs), yang membantu mendukung pertumbuhan optimal anak.
CPPs adalah jenis protein atau peptida yang lebih cepat dicerna dan diserap dibandingkan protein utuh. CPPs juga membantu penyerapan mineral penting untuk pertumbuhan, termasuk kalsium, zat besi, dan zinc.
Suplemen hanyalah pelengkap, bukan pengganti makanan. Penting untuk tetap memberikan makanan yang bergizi seimbang kepada anak untuk memastikan asupan nutrisi yang optimal. Dengan memberikan suplemen yang tepat dan didukung oleh makanan bergizi seimbang, anak-anak yang kekurangan gizi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Sangat penting bagi orang tua untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional atau ahli gizi terdaftar sebelum memperkenalkan suplemen nutrisi ke dalam pola makan anak, terutama jika mereka memiliki kondisi kesehatan atau alergi yang mendasarinya.(AY)