Nama Paten :
Acetylcysteine, Alstein, Cecyl, Dorbigot, Hidonac, Mucylin, Nytex, Pectocil, Simucil 200 (ISO vol.50)
Penggunaan
Saat seseorang kebanyakan minum parasetamol hingga overdosis, obat ini adalah penawarnya. Selain itu digunakan untuk mencegah kerusakan ginjal, sebagai mukolitik atau mengencerkan dahak.
Obat ini juga diberikan pada pasien gangguan bronkopulmonalis akut dan kronis seperti pneumonia, bronkitis, emfisema, tracheobronchitis, bronkitis kronis asma, TBC, bronkiektasis, amiloidosis paru-paru primer, atelektasis (pengerutan jaringan paru) yang disebabkan oleh penyumbatan lendir.
Penderita kista fibrosis paru, umumnya akan memproduksi dahak normal, kental, atau dahak yang mengental sehingga saluran napas menjadi lengket. Dahak perlu dicairkan dengan mukolitik, salah satunya dengan acetylcysteine.
Cara Kerja Obat
Selain sebagai mukolitik atau pengencer dahak, acetylcysteine memiliki efek melindungi sel hati dari keracunan akibat parasetamol.
Efek Samping
Obat ini dapat menimbulkan efek samping seperti bronkospasma atau penyempitan saluran udara pada paru-paru, angiedema atau pembengkakkan pada jaringan bawah kulit, wajah kemerahan, gatal-gatal, hipotensi, kulit kemerahan, mual, muntah, demam, pingsan, berkeringat, athralgia (nyeri pada sendi), pandangan kabur, pH darah menjadi asam, gangguan fungsi hati, kebingungan, henti jantung, iritasi mata. Maka segera konsultasikan dengan dokter jika Kamu mengalami salah satu atau beberapa efek samping tersebut.
Pemakaian Obat
Acetylcystein umumnya berbentuk suspensi, yang harus dilarutkan dahulu dengan air sebelum diminum bersamaan dengan makanan. Pasien dengan riwayat penyempitan bronkus paru dan pada pasien yang memiliki sakit lambung sebaiknya hati-hati menggunakan obat ini.
Hati-hati juga penggunaan pada ibu hamil dan menyusui. Obat ini dapat menyebabkan pandangan mata kabur sehingga pasien yang mengkonsumsi obat ini dilarang berkendara atau mengoperasikan mesin. Jangan digunakan pada pasien yang menggunakan lensa kontak.
Dosis
Inilah dosis acetylsystein:
Sebagai mukolitik atau pengencer dahak pengobatan endotrakeal atau saluran pernapasan
- Dewasa 1-2 ml larutan 10% atau 20% setiap jam.
- Dosis anak: sama dengan dosis dewasa.
Sebagai sebagai mukolitik/pengencer dahak untuk inhalasi/respirasi:
- Dewasa 6-10 ml larutan 10% 3-4 x 1, dapat meningkat menjadi 2-20 ml 2-6 jam sesuai kebutuhan. 3-5 ml larutan 20% 3-4 x 1, dapat meningkat menjadi 1-10 ml 2-6 jam sesuai kebutuhan.
- Dosis anak: sama dengan dosis dewasa.
Untuk keracunan parasetamol (diberikan intravena)
- Dewasa: dosis awal 150 mg/kg (maks. 16,5g) dalam larutan 200 ml selama 60 menit, kemudian 50mg/kg (maksimal 5.5g) dalam larutan 500 ml selama 4 jam, lalu lanjutkan 100mg/kg (maks. 11g) dalam larutan 1L untuk 16 jam ke depan.
- Anak-anak 40 kg: sama dengan dosis dewasa.
Untuk mengobati sakit mata yang terkait dengan ketidaknormalan cairan mata:
Dewasa: dalam larutan 50% teteskan 1-2 tetes pada mata yang terinfeksi 3-4 kali sehari.
Dosis per oral sebagai mukolitik:
- Dewasa dalam bentuk tablet effervescent atau granul 600 mg sehari dosis tunggal atau dalam 3 dosis terbagi.
- Anak 7 tahun: sama dengan dosis dewasa.
Dosis oral dalam keracunan parasetamol:
- Dewasa dalam larutan 5% dosis awal 140mg/kg kemudian 70mg/kg setiap 4 jam untuk tambahan 17 dosis.
- Anak: sama seperti dosis dewasa.
Interaksi
Obat acetylcystein tidak bisa digunakan bersamaan dengan obat - obatan berikut ini karena akan menimbulkan efek samping berbahaya, yaitu amphotericin B (obat infeksi jamur), Na Ampicillin, erythromycin lactobionate dan beberapa antibiotik golongan tetrasiklin.
Sumber:
Obat-drug.blogspot.co.id. Acetylcysteine-asetilsistein.
MIMS. Acetylcystein.
ISO vol.50