Apakah Mums pernah mendengar tentang penyakit campak, gondongan, dan campak Jerman alias rubella? Jika Mums berencana memiliki momongan, maka ketiga penyakit ini akan menjadi momok karena bisa berdampak fatal jika menyerang anak-anak maupun ibu hamil.

 

Namun, campak dan rubella dapat dicegah dengan imunisasi MR. Sedangkan gondongan bisa dicegah penularannya dengan imunisasi MMR. Yuk, berkenalan lebih jauh dengan ketiga penyakit ini serta perbedaan antara imunisasi MR dan imunisasi MMR!

 

Campak, Salah Satu Penyakit Paling menular di Dunia

Campak adalah salah satu penyakit yang amat menular dan disebabkan oleh virus. Penyakit yang satu ini dapat ditularkan melalui batuk dan bersin. Bayangkan saja, jika seseorang mengalami campak, maka 90% orang yang berdekatan dengan dirinya akan langsung tertular jika belum mendapatkan imunisasi campak! Mengerikan bukan, Mums?

 

Gejala campak biasanya dimulai dengan demam tinggi. Segera setelahnya, penderita akan mengalami batuk, hidung berair, dan mata memerah. Lalu, akan muncul bintik-bintik merah kecil di sekujur tubuh, mulai dari kepala hingga kaki. Selain itu, penderita juga bisa mengalami infeksi telinga.

 

Meski gejalanya terlihat sepele, campak bukanlah penyakit yang bisa dipandang sebelah mata. Berdasarkan keterangan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Kementerian Kesehatan Indonesia, campak dapat mengakibatkan komplikasi serius, mulai dari diare, pneumonia (radang paru), ensefalitis (radang otak), kebutaan, kehilangan pendengaran, gizi buruk, hingga kematian.

 

Pada tahun 2000, sebelum kampanye memerangi penyakit campak dan rubella dibentuk, lebih dari 562.000 anak di seluruh dunia meninggal akibat komplikasi campak setiap tahunnya. Dan, fakta menyebutkan sekitar 1 dari 5 anak yang terkena campak harus dirawat di rumah sakit.

 

Baca juga: Penjelasan Mengapa Program Vaksin MR Terancam Gagal

 

Rubella dan Bahayanya bagi Ibu Hamil

Sama seperti campak, rubella atau campak jerman juga penyakit yang disebabkan oleh virus dan sangat menular. Rubella bisa terjadi tanpa gejala yang menyertai. Namun, umumnya bayi yang terkena rubella akan mengalami demam ringan, sakit tenggorokan, lalu mucul ruam di wajah yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Sedangkan pada anak yang lebih besar dan orang dewasa, mereka akan mengalami sakit kepala, mata merah, dan rasa tidak nyaman ataupun nyeri pada persendian sebelum ruam muncul di kulit.

 

Jika anak-anak yang terkena infeksi ini, hanya akan menjadi penyakit ringan saja. Namun bila yang tertular adalah ibu hamil, bisa berakibat fatal. Pasalnya, ibu hamil yang belum pernah mendapatkan imunisasi rubella dan terinfeksi penyakit ini di trimester pertama atau terakhir, berpotensi besar mengalami keguguran. Mereka pun berisiko tinggi menularkan infeksi tersebut kepada janinnya.

 

Bila bayi terinfeksi rubella di dalam kandungan, maka ia berisiko dilahirkan dalam kondisi cacat, seperti:

  • Kelainan jantung.
  • Kehilangan pendengaran dan penglihatan.
  • Keterlambatan perkembangan.
  • Kerusakan hati atau limpa.

 

Parahnya lagi, penyakit ini juga bisa menyebabkan kematian pada bayi. Faktanya, wanita yang terkena infeksi rubella di awal kehamilannya memiliki peluang 1 banding 5 untuk mengalami masalah kehamilan.

 

Imunisasi MR, Gabungan antara Imunisasi Campak dan Imunisasi Rubella

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, campak dan rubella amat menular dan bisa berdampak fatal bagi anak-anak dan ibu hamil. Ironisnya, belum ada pengobatan dari penyakit campak dan rubella. Jadi, penyakit ini hanya bisa dicegah dengan melakukan imunisasi MR.

 

Di Indonesia, imunisasi campak masuk ke dalam imunisasi rutin lengkap yang direkomendasikan oleh Kemenkes RI. Imunisasi ini diberikan ketika bayi berusia 9 bulan. Setelah itu, imunisasi lanjutan (booster) akan diberikan agar kekebalan tubuh terhadap penyakit campak semakin optimal, yakni pada usia 18 bulan dan 6-7 tahun.

 

Lalu jika sudah mendapatkan imunisasi campak, apakah si Kecil perlu imunisasi MR? Jawabannya iya, Mums! Imunisasi MR merupakan kombinasi antara imunisasi campak dan imunisasi rubella. Jadi si Kecil tidak hanya terhindar dari penyakit campak, melainkan juga dari penyakit rubella. Pemberian imunisasi MR sendiri sudah diterapkan di lebih dari 141 negara.

 

Berdasarkan jadwal imunisasi anak usia 0-18 tahun rekomendasi dari IDAI tahun 2017, apabila si Kecil sudah diberikan imunisasi campak di usia 9 bulan, maka imunisasi MR dapat diberikan di usia 15 bulan, dengan minimal interval 6 bulan. Apabila si Kecil belum juga diberikan imunisasi campak meski sudah berusia 12 bulan, maka Mums bisa langsung memberikannya imunisasi MR atau MMR.

 

Baca juga: MUI Perbolehkan Vaksin MR Selama Belum Ada Alternatifnya

 

Gondongan Dapat Berefek Seumur Hidup

Sebelum membahas tentang perbedaan imunisasi MMR dan imunisasi MR, ada baiknya kita membahas tentang penyakit ketiga yang perlu diwaspadai, yaitu gondongan alias mumps. Gondongan juga termasuk dalam penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Sama seperti campak dan rubella, gondongan tidak bisa disembuhkan. Dan jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang.

 

Sebelum ada imunisasi MR atau imunisasi MMR, gondongan menjadi penyebab tertinggi masalah ensefalitis (radang otak) dan kehilangan pendengaran tiba-tiba. Gondongan terkenal dengan gejalanya, yaitu mengalami pembekakan di pipi maupun rahang. Namun, ada beberapa gejala yang umum menyertai:

  • Demam.
  • Sakit kepala.
  • Nyeri otot.
  • Kelelahan.
  • Kehilangan nafsu makan.

 

Secara umum, penyakit gondongan cukup ringan. Namun, efeknya bisa berlangsung seumur hidup dan cukup serius, meliputi:

  1. Orchitis atau pembengkakan testikel pada pria yang sudah pubertas.
  2. Oophoritis (pembengkakan ovarium) dan atau mastitis (pembengkakan payudara) pada wanita yang sudah pubertas.
  3. Ensefalitis (radang otak).
  4. Meningitis (pembengkakan pada jaringan yang menyelubungi otak dan saraf tulang belakang).
  5. Kehilangan pendengaran secara sementara maupun permanen.
  6. Bisa mengakibatkan kematian.

  

Perbedaan Imunisasi MR dan Imunisasi MMR

Jika sebelumnya sudah disebutkan imunisasi MR adalah gabungan antara imunisasi campak dan imunisasi rubella, maka imunisasi MMR adalah gabungan antara imunisasi campak (measles), gondongan (mumps), dan campak jerman (rubella).

 

IDAI merekomendasikan pemberian imunisasi MMR pada anak sebanyak 2 dosis, yakni dosis pertama pada usia 15 bulan dan dosis kedua pada usia 5 tahun. Jika si Kecil sudah mendapatkan 2 dosis imunisasi campak, apakah tidak apa-apa mendapatkan imunisasi MMR? IDAI memperbolehkannya kok, Mums. Karena dengan begitu, si Kecil mendapatkan proteksi lebih banyak dan lengkap.

 

Di Indonesia sendiri, pemerintah lebih memprioritaskan pengendalian campak dan rubella karena bahaya komplikasinya lebih serius dan fatal. Jadi sejak sekitar tahun 2015, imunisasi yang tersedia adalah imunisasi MR. Namun di 2019 ini, imunisasi MMR kembali tersedia di rumah sakit dan klinik di Indonesia.

 

Baca juga: Mengenal Rubella dan Vaksin MR

 

Bagaimana Kerja Imunisasi MMR?

Mengingat betapa menularnya penyakit campak, gondongan, dan rubella, maka pemberian imunisasi MMR kepada anak amatlah penting. Satu dosis vaksin saja efektif mencegah 93% campak, 78% gondongan, dan 97% rubella. Sedangkan 2 dosis vaksin efektif melawan 97% campak dan 88% gondongan.

 

Imunisasi MMR adalah vaksin virus hidup yang dilemahkan. Artinya, setelah diinjeksi ke dalam tubuh, virus akan menyebabkan infeksi yang tidak berbahaya dengan gejala yang sangat kecil. Sistem imun kemudian akan melawan infeksi yang disebabkan oleh virus yang telah dilemahkan tadi. Alhasil, kekebalan tubuh terhadap ketiga penyakit tersebut pun berkembang.

 

Efek Samping Imunisasi MR atau Imunisasi MMR

Sama seperti obat yang lain, imunisasi MR atau imunisasi MMR tentunya memiliki efek samping. Namun, efek sampingnya cenderung ringan dan akan hilang dengan sendirinya. Berikut efek samping ringan yang bisa terjadi:

  • Area kulit yang disuntik terasa nyeri, kemerahan, atau bengkak ringan.
  • Demam.
  • Pembengkakan pada kelenjar pipi atau leher.

 

Umumnya, efek samping ini akan hilang 2 minggu setelah pemberian imunisasi MR atau imunisasi MMR. Pada dosis kedua, biasanya efek samping akan ditimbulkan lebih ringan lagi.

 

Ada pula efek samping yang cukup berat, tetapi sangat jarang terjadi, antara lain:

  • Kejang.
  • Sakit dan kaku pada sendi untuk sementara waktu, ini biasanya lebih banyak terjadi pada remaja dan wanita dewasa.
  • Trombosit menurun.
  • Ruam di seluruh tubuh.
  • Muncul reaksi alergi yang berat.

 

Siapa yang Tidak Boleh Mendapatkan Imunisasi MR atau Imunisasi MMR?

  1. Memiliki reaksi alergi berat.
  2. Ibu hamil.
  3. Memiliki sistem imun yang lemah akibat penyakit tertentu (kanker, HIV/AIDS) atau pengobatan tertentu (radiasi, immunotherapy, steroid, kemoterapi).
  4. Memiliki orang tua atau saudara kandung dengan masalah sistem imun.
  5. Memiliki riwayat kondisi mudah memar atau berdarah.
  6. Baru-baru ini melakukan transfusi darah atau donor darah. Mums perlu menunggu sekitar 3 bulan atau lebih.
  7. Menderita TB (tuberkulosis).
  8. Mendapatkan vaksin lain dalam 4 minggu terakhir.
  9. Sedang tidak enak badan.

 

Itulah informasi seputar imunisasi campak, imunisasi rubella, imunisasi MR, dan imunisasi MMR. Meski ada kemungkinan seseorang tetap terinfeksi campak, gondongan, dan rubella setelah mendapatkan imunisasi MMR, yakni sekitar 3 dari 100 orang, penyakit yang diderita tidak akan parah dan cenderung lebih kecil menularkannya kepada orang lain. Jadi, jangan lupa memberikan imunisasi MR ataupun imunisasi MMR kepada si Kecil sesuai usianya ya, Mums! (AS)

 

Baca juga: 5 Tips Sukses Vaksin MR

 

Anak Tenang saat Imunisasi - GueSehat.com

 

Referensi

Centers for Disease Control and Prevention: Measles: Make Sure Your Child is Fully Immunized

Centers for Disease Control and Prevention: Rubella: Make Sure Your Child Gets Vaccinated

Centers for Disease Control and Prevention: Mumps

Centers for Disease Control and Prevention: Measles, Mumps, and Rubella (MMR) Vaccination: What Everyone Should Know

Measles & Rubella Initiative: The Problem

IDAI: IMUNISASI CAMPAK-RUBELLA (MR)

IDAI: DAFTAR PERTANYAAN SEPUTAR IMUNISASI CAMPAK/MEASLES DAN RUBELLA (MR)

GueSehat: Tersedia Kembali di Indonesia, Ini 7 Fakta Penting Vaksin MMR!