Selain menjadi bulan yang banyak dikaitkan dengan tema love and relationship, bulan Februari, khususnya tanggal 7-14, ternyata juga merupakan minggu peningkatan kesadaran terhadap kelainan jantung bawaan, lho! Kelainan jantung bawaan atau congenital heart defect (CHD) adalah sebuah kondisi ketika salah satu bagian dari organ jantung tidak terbentuk dengan sempurna saat seorang bayi lahir. Istilah congenital berarti bawaan lahir. Ketidaksempurnaan struktur jantung ini akan menimbulkan masalah pada tubuh bayi karena jantung tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik.

 

Bagaimana sih normalnya jantung bekerja?

Normalnya, jantung manusia memiliki empat buah ruangan, dua di antaranya serambi (atrium) dan dua lainnya bilik (ventricle). Masing-masing ruangan terhubung dengan adanya katup jantung. Katup jantung terdapat di antara serambi dan bilik kanan, di antara serambi dan bilik kiri, di antara bilik kanan dengan batang nadi (aorta), serta di antara bilik kiri dengan arteri pulmonalis.  

 

Saat semua bagian bekerja dengan baik, jantung akan mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen di seluruh bagian tubuh. Secara garis besar, manusia memiliki dua jalur peredaran darah, peredaran darah kecil (dari jantung menuju paru-paru untuk mengambil oksigen kemudian kembali ke jantung) dan peredaran darah besar (dari jantung menuju ke seluruh tubuh untuk mengantarkan oksigen kemudian kembali ke jantung).

 

Baca juga: Obat yang Harus Dihindari Kalau Kamu Memiliki Penyakit Jantung

 

Apa yang terjadi pada orang dengan kelainan jantung bawaan?

Kelainan jantung bawaan mencakup malformasi yang terjadi, baik pada ruangan jantung (serambi atau bilik), katup, septum (sekat yang memisahkan serambi dan bilik), maupun pembuluh darah. Jika terjadi malformasi dari salah satu bagian tersebut, maka akan terjadi gangguan pada sistem peredaran darah.

 

Terdapat berbagai jenis kelainan jantung bawaan yang umumnya diberi nama sesuai bagian yang mengalami malformasi, contohnya atrial atau ventricular septal defect (terdapat lubang pada bagian septum), patent ductus arteriosus (terdapat lubang pada ductus arteriosus yang menghubungkan kedua arteri besar saat si Kecil dalam kandungan), atau coarctation of the aorta (penyempitan batang nadi yang bertugas mengalirkan darah dari jantung menuju ke seluruh tubuh).

 

Belum diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan terjadinya kelainan jantung bawaan. Faktor genetik diduga memiliki peranan dalam risiko terjadinya hal ini. Namun beberapa faktor risiko lain, seperti konsumsi obat-obatan tertentu selama masa kehamilan, infeksi (contohnya infeksi rubella), serta beberapa penyakit yang diderita oleh ibu hamil juga bisa meningkatkan risiko bayi yang dikandung mengalami kelainan jantung.

 

Baca juga: Jangan Abaikan 9 Gejala Penyakit Jantung Ini!

 

Sebagian kasus penyakit jantung bawaan dapat terlihat pada saat bayi lahir, tetapi sebagian tanda baru muncul di kemudian hari. Gejala yang timbul beserta tingkat keparahannya pun akan berbeda-beda, tergantung kelainan yang terjadi. Contoh gejala yang umum dijumpai pada bayi dengan kelainan jantung bawaan adalah napas cepat, sianosis (kebiruan pada kulit, bibir, dan kuku), lemah, serta aliran darah yang buruk. Terkadang, kelainan jantung juga sudah bisa terdeteksi saat bayi masih berada di dalam kandungan. Ini adalah salah satu alasan mengapa kontrol kehamilan secara rutin sangatlah penting.

 

 

Bagaimana kelainan jantung bawaan ditangani?

Menemukan jenis kelainan jantung bawaan yang dialami oleh seseorang akan menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kondisi tersebut. Jika tidak ditangani dengan baik, kelainan jantung bawaan dapat membawa beberapa risiko komplikasi, di antaranya gangguan irama jantung (aritmia), gangguan perkembangan, gagal jantung, komplikasi pada organ tubuh yang lain, seperti paru-paru, hati, ginjal, dan stroke, serta lain sebagainya.

 

Penanganan pada kasus kelainan jantung bawaan akan berbeda-beda pada masing-masing kasus. Ada jenis penyakit jantung bawaan yang sifatnya critical dan mengancam jiwa, sehingga harus dilakukan tindakan bedah sesegera mungkin. Namun, ada juga yang tidak membutuhkan tindakan bedah sama sekali.

 

Pada mereka yang tidak memerlukan tindakan pembedahan, terapi dengan obat-obatan tertentu sudah cukup untuk memperbaiki kondisi kelainan yang terjadi. Tindakan bedah pada pasien dengan kelainan jantung bawaan memiliki banyak tujuan, seperti menanamkan implan untuk membantu kerja jantung, memperbaiki struktur yang mengalami kecacatan, hingga untuk keperluan transplantasi.

 

Baca juga: Kurang Gizi saat Hamil Tingkatkan Risiko Anak Terkena Penyakit Jantung

 

Apa yang bisa dilakukan?

Banyak orang dengan kelainan jantung bawaan yang memiliki keterbatasan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sehingga sering bergantung pada keluarga atau caregiver mereka. Beberapa mungkin dapat menjalani hidup normal, tetapi bisa jadi mereka tetap memiliki risiko komplikasi yang meningkat seiring bertambahnya usia.

 

Jika si Kecil atau orang di sekitar memiliki riwayat kelainan jantung bawaan, bantulah dengan menjadi teman yang baik serta selalu memberikan semangat untuk hidup sehat dan bahagia. Jangan lupa untuk selalu membantu menjaga kesehatan dan segera memeriksakan diri secara rutin serta setiap kali merasakan suatu keluhan.

 

Berikan pula informasi kepada rekan yang sedang hamil untuk selalu menjaga kesehatan, meminimalisasi kontak dengan sumber infeksi, asap rokok, atau obat-obatan yang di luar instruksi dokter, serta rutin kontrol untuk mengetahui perkembangan janin dalam kandungan.

 

Baca juga: Alergi Dapat Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung?

 

Cara Menjaga Jantung Tetap Sehat - GueSehat.com 

 

Referensi:

American Heart Association: "The Impact of Congenital Heart Defects"

MedlinePlus: "Congenital Heart Defects"

nhlbi.nih.gov: "Congenital Heart Defects"

cdc.gov: heartdefects