Obat dalam bentuk sediaan padat, seperti tablet, kaplet, atau kapsul, yang dikonsumsi dengan cara diminum adalah salah satu bentuk sediaan obat yang paling banyak beredar di pasaran.

 

Cara terbaik untuk mengonsumsi obat tersebut adalah menelannya secara utuh dengan bantuan segelas air. Namun, sebagai apoteker saya sering menemukan pasien yang mengonsumsi obat bersamaan dengan buah pisang atau digerus (dihancurkan) kemudian dicampur dengan air.

 

Cara tersebut memang membantu bagi beberapa orang yang memiliki kesulitan menelan obat tablet atau kapsul. Namun, ada juga lho obat tablet yang tidak dapat diminum dengan cara digerus atau dikunyah bersama buah, serta kapsul yang tidak boleh dibuka isinya untuk dituangkan dan dilarutkan di dalam air. Ini dia daftarnya!

 

1. Tablet atau kapsul dengan pelepasan dimodifikasi

Pada saat obat tablet atau kapsul diminum, obat akan ‘berjalan’ sepanjang saluran pencernaan. Kemudian, zat aktif alias zat berkhasiat dalam obat akan dilepaskan dan diserap di dinding saluran cerna, masuk ke peredaran darah, kemudian memberikan efek pada tubuh.

 

Nah, dalam teknologi pembuatan obat, ada tablet atau kapsul yang dibuat dengan pelepasan termodifikasi (modified release). Jadi, kecepatan obat masuk ke peredaran darah akan ‘diatur’.

 

Baca juga: Penting! Ini yang Perlu Diketahui tentang Obat Rusak

 

Tujuannya, agar obat bertahan lebih lama dalam tubuh. Sehingga dalam sehari, seorang pasien tidak harus minum obat berkali-kali. Cukup minum obat 1 atau 2 kali saja sehari untuk memenuhi kebutuhan pasien dalam sehari.

 

Contohnya obat metformin untuk diabetes. Tablet metformin ‘biasa’ (pelepasan langsung/immediate release) harus diminum hingga 3 kali sehari. Namun, tablet metformin pelepasan termodifikasi hanya perlu dikonsumsi 1 atau 2 kali sehari, dengan efek terapi yang sama baiknya dengan tablet ‘biasa’ yang harus diminum 3 kali sehari.

 

Untuk mencapai tujuan tersebut, tablet atau kapsul akan diformulasi secara khusus. Karenanya, jika tablet pelepasan termodifikasi digerus maupun kapsulnya dibuka atau dikunyah langsung, maka formula khusus di dalamnya akan rusak.

 

Hal ini menyebabkan jumlah zat aktif yang masuk ke tubuh menjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Terapi menjadi terganggu dan bukan tak mungkin efek samping akan meningkat! Ciri khas obat dengan pelepasan termodifikasi adalah ada kata SR, MR, ER, atau XR pada nama obatnya.

 

2. Tablet atau kapsul salut enterik

Tablet atau kapsul yang dibuat menggunakan salut enterik dimaksudkan untuk beberapa tujuan. Yang pertama, untuk melindungi zat berkhasiat dalam obat agar tidak rusak saat berinteraksi dengan asam lambung.

 

Contohnya adalah obat golongan proton pump inhibitor, seperti omeprazole, pantoprazole, esomeprazole, dan yang lainnya. Obat golongan ini digunakan untuk menekan produksi asam lambung. Obat-obatan ini tidak boleh digerus, dikunyah, atau dibuka kapsulnya, alias harus ditelan secara utuh.

 

Tujuan kedua dibuatnya salut enterik adalah untuk melindungi saluran cerna dari iritasi yang mungkin timbul saat obat bersentuhan dengan dinding saluran cerna. Contohnya pada tablet aspirin yang digunakan untuk terapi pengencer darah. Namun, ada juga tablet aspirin yang dapat dikunyah. Jadi, beda tablet beda pula cara penggunaannya.

 

Baca juga: Cetirizine Obat Apa? Kenali Perbedaan Obat untuk Alergi!

 

3. Tablet yang disalut gula untuk menyamarkan rasa pahit

Obat lain yang sebaiknya tidak digerus adalah obat dengan tulisan sugar coated atau tablet salut gula. Biasanya hal ini dilakukan untuk obat dengan rasa yang sangat pahit. Jika obat digerus, maka lapisan gulanya akan hilang dan justru obat akan terasa sangat pahit saat ditelan.

 

Kesalahan saat Menyimpan Obat - GueSehat.com

 

4. Tablet sublingual

Ada satu jenis tablet yang disebut tablet sublingual, yang cara penggunaannya adalah ditaruh di bawah lidah. Contohnya adalah obat isosorbid dinitrat, yang digunakan sebagai pertolongan pertama pada nyeri dada akibat angina. Tujuan dibuat tablet sublingual adalah untuk mempercepat kerja obat. Menggerusnya justru akan merusak profil obat dan jadi memperlambat kerja di dalam tubuh!

 

5. Tablet obat kemoterapi

Obat-obatan kemoterapi dalam bentuk tablet juga tidak disarankan digunakan dengan cara digerus, dikunyah, atau dibuka kapsulnya. Hal ini lebih banyak berhubungan dengan keamanannya. Pasalnya, obat-obatan ini bersifat toksik alias racun untuk sel. Jika digerus secara sembarangan, ceceran obat dapat berbahaya bagi keluarga atau pendamping pasien.

 

Baca juga: Heboh Daun Kratom, Apakah Memiliki Efek Psikotropika?

 

Bagaimana jika tidak bisa menelan obat secara utuh?

Tentunya ada beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang tidak dapat menelan tablet atau kapsul secara utuh. Misalnya pasien dengan slang makan (nasogastric tube), pasien dengan stroke, pasien geriatri (lanjut usia), atau pasien yang sedang tidak sadarkan diri. Pada kondisi medis seperti ini, biasanya akan dipilih jenis sediaan obat lain, misalnya injeksi, nebulizer atau uap, serta sirup.

 

Namun, saya terkadang juga menemukan pasien yang memang tidak mau menelan obat tablet atau kapsul secara utuh. Biasanya karena ketakutan akan tersedak, merasa ukuran obatnya terlalu besar, dan merasa obatnya meninggalkan rasa tidak enak di mulut dan lidah.

 

Pada kondisi demikian, saya biasanya menyarankan kepada dokter alternatif bentuk lain obat, misalnya sirup atau tablet yang masih bisa digerus. Namun jika memang tidak ada pilihan ini, saya biasanya menyarankan pasien untuk mengonsumsi obat dengan air yang banyak dengan posisi sedikit mendongak. Untuk obat dengan after taste tidak enak, konsumsinya bisa menggunakan air sirup atau air gula untuk menyamarkan rasa.

 

Nah Gengs, itu dia tablet dan kapsul yang sebaiknya ditelan utuh alias tidak digerus, dikunyah, ataupun dibuka kapsulnya. Jika Kamu ingin menggerus tablet atau membuka kapsul, pastikan dahulu kepada dokter atau apoteker bahwa hal tersebut boleh dilakukan.

 

Pasalnya, menggerus tablet atau membuka kapsul obat secara sembarangan justru malah dapat membahayakan Geng Sehat. Efek obat berkurang, kemungkinan efek samping pun justru bertambah. Salam sehat! (AS)

 

Baca juga: Bolehkah Membuka Obat Kapsul Sebelum Diminum?

 

 

Referensi

White, R. and Bradnam, V. (2015). Handbook of drug administration via enteral feeding tubes. 3rd ed. London: Pharmaceutical Press.

Gracia-Vásquez, S., González-Barranco, P., Camacho-Mora, I., González-Santiago, O. and Vázquez-Rodríguez, S. (2017). Medications that should not be crushed. Medicina Universitaria, 19(75), pp.50-63.