Seperti yang sudah kita ketahui, kasus Covid-19 varian Omicron semakin meningkat di Indonesia. Dengan semakin meningkatnya kasus ini, penting bagi kita untuk tahu gejala omicron.

 

Baca juga: Risiko Infeksi Ulang Tinggi, Peneliti Sarankan Booster untuk  Tangkal Varian Omicron
 

Gejala Omicron Lebih Cepat Muncul 

Gejala Omicron tidak membutuhkan waktu yang lama untuk muncul. Pada kasus varian Covid-19 lain, dibutuhkan waktu sekitar empat sampai lima hari untuk gejalanya muncul, seperti batuk, sakit kepala, dan demam. Sementara itu, waktu inkubasi Omicron lebih singkat.

 

Data terkait varian Omicron ini masih terbatas, namun penelitian terbaru yang dilakukan di Norwegia menunjukkan bahwa gejala varian Omicron muncul rata-rata tiga hari setelah pasien terpapar virusnya. Ini artinya, varian Omicron lebih cepat menyebar.

 

Baca juga: Sudah Ditemukan di Indonesia, Apakah Varian Omicron Berbahaya?
 

Gejala Omicron Seperti Flu Biasa

Karena Omicron baru ditemukan, data terkait varian ini masih terbatas. Namun, penelitian awal yang dilakukan di London, Inggris, menemukan bahwa gejala Omicron umumnya meliputi flu, sakit kepala, kelelahan, dan sakit tenggorokan. 

 

Maka itu, gejala Omicron seperti gejala flu biasa. Gejala-gejala tersebut juga serupa dengan gejala Covid-19 varian delta. Menurut analisis data pada 171 orang yang terinfeksi varian Omicron di Inggris, ditemukan bahwa hanya setengah dari jumlah tersebut yang mengalami demam, batuk, atau hilang penciuman

 

Penelitian di Norwegia juga menunjukkan bahwa dari 87 orang yang terinfeksi varian Omicron, gejala paling umum yang ditemukan adalah batuk, flu, kelelahan, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Hanya setengahnya ang melaporkan gejala demam, hanya 23% yang mengalami penurunan indra perasa, dan 12% mengalami penurunan indra penciuman. 

 

Kasus-kasus ini menunjukkan bahwa varian Omicron merupakan varian Covid-19 yang paling mudah menular.  Orang yang sudah divaksinasi lengkap tetap memiliki risiko terinfeksi. Bahkan, beberapa penelitian mengindikasikan bahwa vaksin-vaksin Covid-19 yang sudah ditemukan dan digunakan belum berhasil mencegah infeksi Omicron secara sepenuhnya.

 

Namun tetap, vaksin masih sangat efektif dalam mencegah kasus Covid-19 dengan gejala berat. Vaksin juga tetap menurunkan risiko Kamu tertular Covid-19.

 

Baca juga: Biasakan Kumur dan Semprot Hidung untuk Melindungi Saluran Napas dari Virus!
 

Gejala Omicron Lebih Ringan, Namun Tetap Perlu Diwaspadai

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Imperial College London dan pengamatan dari ahli di Afrika Selatan, risiko rawat inap di rumah sakit akibat infeksi varian Omicron jauh lebih rendah dibandingkan dengan infeksi varian Delta.

 

Penelitian di Imperial College London mengamati 325.000 orang yang terinfeksi Covid-19 di Inggris selama 1-14 Desember. Dari jumlah tersebut, ditemukan 56.000 kasus Omicron dan 269.000 kasus Delta. 

 

Penelitian tersebut menemukan bahwa risiko rawat inap di rumah sakit pada kelompok yang terinfeksi varian Omicron sekitar 20-25 persen, sedangkan risiko rawat inap di rumah sakit akibat varian Delta mencapai 40-45 persen. 

 

Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa risiko rawat inap di rumah sakit pada orang yang belum vaksin dan terinfeksi varian Omicron lebih rendah 11 persen dibandingkan mereka yang belum vaksin dan terinfeksi varian Delta.

 

Namun, meskipun gejala Omicron lebih ringan dibandingkan varian Delta, kita tetap perlu waspada. Pasalnya, varian Omicron lebih mudah menular dibandingkan varian Covid-19 lain. Maka itu, tetap lakukan langkah pencegahan, seperti cuci tangan, memakai masker setiap keluar rumah, dan menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain.

 

 

Sumber:

Fortune. Here’s how long it takes for Omicron symptoms to show up. Desember 2021.
Vox. How to recognize Covid-19 symptoms from the omicron variant. Desember 2021.
Aljazeera. Omicron: Less severe, but still dangerous. Desember 2021.