Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). HBV adalah salah satu dari lima jenis virus hepatitis. Virus hepatitis lainnya adalah hepatitis A, C, D, dan E.

 

Infeksi virus hepatitis B bisa bersifat akut atau kronis. Setiap jenis virus hepatitis memiliki profil berbeda-beda, namun virus hepatitis B dan C merupakan jenis yang paling berisiko menjadi kronis. 

 

Hepatitis B akut menimbulkan gejala yang perkembangannya cepat pada orang dewasa. Namun jika penularan terjadi saat bayi saat lahir, hampir semuanya akan berkembang menjadi hepatitis B kronis. 

 

Hepatitis B kronis berkembang selama bertahun-tahun dan pada awalnya tidak menimbulkan gejala. Pasien kadang tidak merasakan gejala sama sekali hingga terjadi komplikasi. Nah, supaya Geng Sehat tahu lebih jauh tentang hepatitis B, penyebab dan bagaimana penularan hepatitis B, berikut penjelasan lengkapnya!

 

Baca juga: Wabah Hepatitis A di Pacitan, Pentingnya Perilaku Hidup Bersih!

 

Penularan Hepatitis B

Untuk memahami lebih dalam tentang penyakit ini, Kamu harus tahu informasi lengkap terkait penularan hepatitis B. Hepatitis B adalah penyakit yang sangat menular. Penularan hepatitis B umumnya terjadi lewat kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh orang yang sudah terinfeksi.

 

Meskipun virusnya juga bisa ditemukan di air liur atau isaliva, penularan hepatitis B tidak terjadi lewat ciuman. Penularan hepatitis B juga tidak menular lewat bersin, batuk, atau menyusui.

 

Berikut beberapa cara penularan hepatitis B yang paling umum:

  • Kontak langsung dengan darah yang terinfeksi
  • Penularan dari ibu ke bayi
  • Kontak langsung dengan jarum suntik yang terkontaminasi
  • Hubungan intim dengan orang yang terinfeksi virus hepatitis B
  • Seks oral, vagina, dan anal
  • Menggunakan barang yang terkena cairan yang sudah terinfeksi virus hepatitis B

 

Penularan hepatitis B bisa terjadi pada siapa saja. Namun, beberapa orang memiliki risiko lebih tertinggi tertular penyakit ini:

  • Pekerja medis
  • Pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis
  • Orang yang menggunakan obat injeksi
  • Orang yang berhubungan seks dengan pasangan yang berbeda-beda
  • Orang yang memiliki penyakit hati kronik
  • Orang yang memiliki penyakit ginjal
  • Penderita diabetes yang berusia di atas 60 tahun
  • Orang yang mengunjungi negara-negara dengan kasus infeksi virus hepatitis B tinggi

 

Penularan hepatitis B bisa terjadi di mana saja. Oleh sebab itu, kalau Kamu memiliki salah satu faktor risiko di atas, sebaiknya lakukan skrining secara rutin. Salah satu penanggulangan penularan hepatitis B memang merupakan skrining secara rutin dan menghindari faktor risikonya.

  

Gejala Hepatitis B

Gejala hepatitis B mungkin tidak akan muncul selama 3 bulan pertama setelah tertular. Namun, meskipun gejala tidak muncul, Kamu tetap bisa menularkannya ke orang lain. Oleh sebab itu, banyak orang yang tidak sadar sudah melakukan penularan hepatitis B kepada orang lain.

 

Gejala hepatitis B akut mungkin tidak kentara selama beberapa bulan pertama. Namun, beberapa gejala hepatitis B yang umum bisa dialami orang yang sudah terinfeksi. Berikut beberapa gejala hepatitis B yang pelu diwaspadai.

  • Kelelahan
  • Warna urin yang gelap
  • Nyeri otot dan sendi
  • Penurunan nafsu makan
  • Demam
  • Nyeri abdominal
  • Kelelahan
  • Penyakit kuning

 

Gejala hepatitis B akut biasanya lebih parah pada orang lanjut usia, khususnya yang berusia di atas 60 tahun. Kalau Kamu memiliki salah beberapa gejala hepatitis B di atas, segera periksakan ke dokter, supaya infeksinya bisa dicegah.

 

Pasalnya, hepatitis B adalah penyakit yang bisa disembuhkan dengan penanganan yang cepat. Apalagi, gejala hepatitis B di awal sulit dideteksi. Jadi, Kamu harus tahu dan mewaspadai gejala hepatitis B yang lebih spesifik.

 

Diagnosis Hepatitis B

Dokter biasanya bisa mendiagnosis hepatitis B dengan tes darah. Skrining untuk hepatitis B direkomendasikan untuk orang-prang yang:

  • Melakukan kontak langsung dengan orang yang memiliki hepatitis B
  • Telah mengunjungi negara di mana kasus hepatitis B tinggi
  • Pernah masuk penjara
  • Menggunakan obat injeksi
  • Melakukan cuci darah
  • Hamil
  • Pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis
  • Memiliki HIV

 

Tes Antigen

Untuk skrining hepatitis B, dokter biasanya akan melakukan sejumlah tes darah, yaitu HBsAg.

 

1.Hepatitis B surface antigen test (HBsAg)

HBsAg adalah tes darah untuk menunjukkan apakah Kamu bisa menularkan infeksinya atau tidak. Jika hasilnya positif, maka itu artinya Kamu terkena hepatitis B dan bisa menularkan virusnya.

 

Kalau hasilnya negatif, itu artinya Kamu tidak memiliki hepatitis B. Tes ini tidak bisa membedakan apakah infeksi hepatitis B yang Kamu alami bersifat kronik atau akut. Namun, biasanya tes ini dilakukan bersama tes hepatitis B lain untuk mencari tahu seberapa jauh perkembangan infeksinya.

 

2. Hepatitis B core antigen test (HBcAb)

Tes ini dilakukan untuk menentukan apakah Kamu sedang terinfeksi aktif virus hepatitis B atau tidak. Jika hasilnya positif, berarti infeksi hepatitis B Kamu baik akut maupun kronis dalam keadaan aktif. Hasil positif juga bisa menunjukkan Kamu sedang berada dalam proses penyembuhan dari hepatitis B akut.

 

3. Hepatitis B surface antibody test (HBsAb)

Tes ini digunakan untuk mengecek imunitas dari virus hepatitis B. Hasil yang positif menunjukkan bahwa Kamu sudah imun terhadap hepatitis B. Ada dua kemungkinan dari hasil positif dari tes ini. Yang pertama, kemungkinan Kamu sudah divaksinasi. Yang kedua, kemungkinan Kamu sudah sembuh dari infeksi hepatitis B akut dan sudah tidak bisa menularkan penyakitnya.

 

4. Tes Fungsi Hati

Tes fungsi hati sangat penting untuk orang yang terkena hepatitis B atau penyakit hati lainnya. Tes darah ini mendeteksi jumlah enzim yang diproduksi hati. Jika terdapat kadar enzim hati yang tinggi, maka hal itu mengindikasikan adanya kerusakan pada hati.

 

Tes ini juga membantu melihat, bagian hati mana yang berfungsi secara tidak normal. Kalau hasil tesnya positif, kemungkinan Kamu diharuskan melakukan tes untuk mendeteksi hepatitis B, C, atau penyakit hati lainnya.

 

Baca juga: Ini Hubungan antara Hepatitis C dengan Diabetes!

 

Pengobatan Hepatitis B

Tidak hanya penularan dan gejala hepatitis B, Kamu juga harus tahu pengobatannya. Ada beberapa jenis pilihan pengobatan dan pencegahan untuk hepatitis B:

 

Vaksinasi Hepatitis B dan Imunoglobulin

Segera periksakan ke dokter kalau Kamu curiga terpapar hepatitis B dalam kurun waktu 24 jam. Kalau Kamu belum divaksinasi, infeksinya bisa dicegah dengan langsung melakukan vaksinasi hepatitis B dan terapi virus hepatitis B imunoglobulin. 

 

Pilihan Pengobatan Hepatitis B

Hepatitis B akut biasanya tidak membutuhkan pengobatan khusus. Kebanyakan orang bisa melawan infeksi hepatitis B akut. Namun, untuk bisa sembuh, Kamu harus banyak istirahat dan minum air putih.

 

Obat antivirus digunakan untuk mengobati hepatitis B kronik. Obat antivirus membantu melawan virus tersebut. Pengobatan ini juga bisa menurunkan risiko komplikasi hati.

 

Kamu kemungkinan akan membutuhkan transplantasi hati jika hati sudah mengalami kerusakan akibat hepatitis B. Pada transplantasi hati, dokter bedah akan mengganti hati Kamu dengan hati pendonor.

 

Apa Potensi Komplikasi Hepatitis B?

Komplikasi akibat hepatitis B kronik termasuk:

  • Infeksi hepatitis D
  • Sirosis
  • Gagal hati
  • Kanker hati
  • Kematian

 

Bagaimana Cara Mencegah Hepatitis B?

Vaksinasi hepatitis B adalah cara terbaik untuk mencegah infeksinya. Vaksinasi hepatitis B biasanya dilakukan dalam tiga tahap. Beberapa kelompok orang sangat direkomendasikan untuk mendapatkan vaksinasi hepatitis B:

  • Semua bayi baru lahir
  • Anak-anak atau remaja yang belum divaksinasi saat baru lahir
  • Orang dewasa yang sedang menjalani pengobatan infeksi menular seksual
  • Orang yang pekerjaan sehari-harinya harus melakukan kontak langsung dengan darah
  • Orang yang positif terkena HIV
  • Pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis
  • Orang yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu
  • Orang yang menggunakan obat suntik
  • Orang yang memiliki penyakit kronik
  • Orang yang pergi ke tempat dengan jumlah kasus hepatitis B tinggi

 

Dengan kata lain, setiap orang harus menerima vaksinasi hepatitis B. Selain vaksinasi, Kamu juga bisa menurunkan risiko terkena hepatitis B dengan melakukan seks aman, menghindari obat-obatan terlarang, dan menjalani gaya hidup sehat. (UH)

 

Baca juga: Kebiasaan yang Bisa Merusak Hati

 

 

Sumber:

World Health Organization. What is hepatitis?. Juli 2018.

Kids Health. Hepatitis B. Agustus 2017.

Centers for Disease Control and Prevention. Interpretation of Hepatitis B Serologic Test Results.

Health Line. Hepatitis B. Maret 2017.