Saat ini, virus, bakteri, dan penyakit semakin banyak serta beragam. Penyakit yang tadinya sudah jarang terjadi, kini mulai bermunculan lagi. Baru-baru ini, Indonesia menstatuskan penyakit difteri sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) karena menelan banyak korban pada tahun 2017. Kali ini, berita mengagetkan seputar kesehatan kembali muncul dari seorang mahasiswa S1 Manajemen Universitas Airlangga, Surabaya, bernama Ayyub Husin.

 

Ayyub mengalami penyakit Guillain-Barre Syndrome (GBS). Penyakit langka yang hanya diderita 1 dari 40.000 orang ini, menyerang sistem saraf. Awalnya, Ayyub hanya mengeluh bahwa punggungnya terasa sakit. Namun, ia tetap melakukan aktivitas seperti biasanya, yaitu membantu sang Ibu menjaga toko.

 

Suatu ketika, Ayyub menceritakan kondisi salah satu tangannya yang tidak bisa bergerak saat menutup toko kepada ibunya. Takut kondisi Ayyub semakin memburuk, ibunya menyuruh ia untuk beristirahat. Keesokan harinya, Ayyub masih mengeluhkan tentang punggungnya. Orang tuanya kemudian memijatnya, karena menganggap Ayyub hanya keseleo.

Baca juga: Hidup Bersama Penderita Autoimun

 

Pada malam hari, saat Ayyub hendak ke kamarnya, ia terjatuh dari tangga dan kondisinya mulai memburuk. Bagian tubuhnya, dari mulai leher hingga kaki, tidak dapat digerakkan. Ia segera dibawa ke rumah sakit Adi Husada, Undaan, Surabaya.

 

Selama masa perawatan, kondisi Ayyub memburuk sehingga harus dirawat di ICU. Ia harus diberi obat Gamamune (Imuno Globuline) melalui infus. Ayyub saat ini tidak dapat menggerakan anggota tubuhnya selain menggunakan isyarat mata. Lalu, apa sebenarnya penyakit GBS ini?

Baca juga: Pentingnya Menjaga Sistem Imun

 

Apa itu Guillain-Barre Syndrome (GBS)?

Guillain-Barre Syndrome atau GBS adalah penyakit yang terjadi pada sistem saraf tubuh. Kondisi ini menyebabkan otot menjadi lemah, kehilangan refleks, mati rasa, atau kesemutan di seluruh bagian tubuh. Penyakit ini bisa menyebabkan kelumpuhan, yang biasanya bersifat sementara.

 

Kebanyakan pasien dengan kondisi ini bisa sembuh, walau dalam kasus yang cukup berat. Dilansir dari webmd.com, sekitar 85 persen orang yang mengalami GBS bisa sembuh dalam kurun waktu 6-12 bulan. Namun ketika kondisi penderita GBS membaik, kesempatan untuk bisa memiliki kondisi tubuh seperti semula sangatlah kecil.

 

GBS bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Namun, umumnya GBS cenderung dialami oleh orang berusia 50 tahun ke atas. Selain itu, pria lebih mungkin mengalami kondisi ini jika dibandingkan dengan wanita. Penyakit ini bukan termasuk penyakit keturunan, dan tidak dapat menular melalui kelahiran.

 

Penyebab seseorang menderita GBS

Belum dapat diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab seseorang mengalami GBS. Apakah kuman atau virus, seperti virus zika, yang menyebabkan GBS. Ada pula yang menyebutkan, bisa saja beberapa penyakit mengubah sel saraf, sehingga mulai ditanggapi oleh sistem imun sebagai ancaman.

 

GBS biasanya muncul setelah beberapa hari atau setelah satu minggu mengalami demam, flu perut, atau flu biasa. Dalam kasus yang jarang terjadi, GBS bisa disebabkan oleh operasi atau vaksinasi. Biasanya, dokter menyebutkan Campylobacter sebagai tipe bakteri yang menyebabkan GBS. Ketika dokter mengatakan kalau Kamu memiliki jenis bakteri tersebut, sistem imun dalam tubuh langsung menyerang sistem saraf tubuh.

 

Hal itu yang menyebabkan lemahnya sinyal yang dikirim tubuh kepada otak untuk menggerakan anggota tubuh. Kemudian, otot juga tidak bisa merespons saraf yang diberikan sinyal tersebut. Akibatnya, tubuh pun tidak bisa bergerak.

Baca juga: Terkuak! Gejala Flu Tulang dan Penanganannya