Pernahkah Geng Sehat mendengar istilah fetish seksual atau fetisisme seksual? Atau jangan-jangan Kamu mengalaminya sendiri? Fetisisme adalah gairah seksual yang berhubungan dengan respons dari sebuah objek atau anggota tubuh yang biasanya tidak seksual, seperti sepatu atau kaki. Fetisisme seksual lebih umum dialami oleh pria.

 

Namun kalau Kamu hanya sekadar suka melihat pasangan menggunakan high heels ketika sedang berhubungan seks, bukan berarti Kamu punya fetish sepatu. Orang-orang yang memiliki fetish harus melihat atau memegang objek yang menjadi ketertarikan mereka untuk bisa terangsang secara seksual, mencapai ereksi, dan orgasme.

 

Orang yang memiliki fetish bisa masturbasi ketika sedang memegang, mencium, meraba, bahkan mengemut objek tersebut. Ia juga bisa menyuruh pasangannya untuk menggunakan objek tersebut saat berhubungan seks.

Baca juga: 10 Manfaat Seks untuk Kesehatan

 

Objek Fetisisme Seksual yang Paling Umum

Pada umumnya, seseorang bisa mengalami fetish pada objek apapun. Mulai yang paling umum sampai yang sangat aneh. Namun berdasarkan sebuah penelitian, objek fetish seksual yang paling umum meliputi anggota tubuh, seperti kaki, atau aksesori tubuh, seperti tindikan dan tato. Sejauh ini, kaki adalah objek fetish seksual yang paling umum, diikuti dengan bentuk tubuh dan rambut.

 

Selain anggota tubuh, objek yang juga umum menjadi fetish seksual adalah barang-barang yang dikenakan seseorang. Penelitian menunjukkan, objek yang kerap menjadi fetish seksual adalah stoking, rok, sepatu, dan celana dalam.

 

Bahan kain tertentu, misalnya bahan kulit, juga dapat menjadi objek fetish seksual. Bahkan, beberapa orang suka menggunakan kostum tertentu, contohnya kostum binatang, saat berhubungan seksual.

Baca juga: Benarkah Ukuran Penis Memengaruhi Kepuasan Seks?

 

Apa Penyebab Fetisisme Seksual? 

Ahli perilaku seksual tidak menentukan penyebab khusus dari fetish seksual. Namun berdasarkan penelitian, beberapa orang yang mengalami fetish seksual sudah memiliki ketertarikan terhadap suatu objek sejak masih kecil, jauh sebelum mereka mengetahui dan menyadari tentang selera seksualitas mereka. Seseorang juga bisa memiliki fetish seksual akibat melihat dan menyaksikan perilaku seksual yang tidak pantas di masa kanak-kanak atau pernah mengalami pelecehan seksual.

Baca juga: Manfaat Berhubungan Seks di Pagi Hari

 

Apa Fetisisme Seksual Kondisi yang Normal?

Fetish seksual memang tidak termasuk kategori penyakit tertentu. Namun jika kondisinya mencapai tingkat tertentu hingga menyebabkan tekanan pribadi yang intens, maka fetish seksual akan dianggap sebagai penyakit.

 

Menurut ahli, jika seseorang memiliki fetish seksual dan merasa senang-senang saja, tidak terkecuali pasangannya, maka hal tersebut tidak akan dipermasalahkan. Selama yang mereka lakukan bisa memberikan kepuasan dan tidak ada pihak yang merada dipaksa, maka hal tersebut wajar-wajar saja.

 

Namun, jika seseorang yang memiliki fetish seksual merasa kondisi yang dialami adalah sebuah masalah, maka hal tersebut bisa menjadi gangguan psikis. Fetish seksual menjadi tidak normal jika seseorang yang memilikinya merasa kondisi itu membuatnya tidak nyaman, menjadi depresi, kompulsif, dan tertekan hingga muncul pikiran untuk bunuh diri. 

 

Fetish seksual juga menjadi tidak normal jika kondisi ini sudah mengganggu konsentrasi dan aktivitas sehari-hari. Misalnya, jika orang tersebut sangat ketergantungan dengan objek yang membangkitkan gairah seksualnya, hingga tidak bisa melakukan aktivitas lain dengan tenang.

 

Bahkan, ada juga kasus fetish seksual ketika seseorang sampai mencuri untuk memperoleh objek gairah seksualnya tersebut. Pada beberapa kasus, orang-orang yang memiliki fetish seksual juga tidak bisa memiliki hubungan seksual yang dalam dan berarti dengan pasangan. Mereka sering kali lebih senang menghabiskan waktu dengan objek seksual tersebut, meski memiliki hubungan yang berkomitmen dengan pasangannya. 

 

Jadi, kalau pasangan Kamu memiliki fetish seksual terhadap high heels dan memintamu untuk mengenakannya saat sedang berhubungan seksual, hal tersebut normal. Namun jika ia hanya menginginkan high heelsnya tanpa keberadaan Kamu, maka kondisi ini sudah menjadi penyakit.

Baca juga: Posisi Seks yang Sesuai Ukuran Penis

 

Pengobatan Fetisisme Seksual yang Tidak Normal 

Fetish seksual yang tidak membahayakan fisik maupun mengganggu aktivitas tidak perlu diobati. Namun jika fetish seksual yang dialami mengganggu psikis dan menyebabkan konsekuensi negatif, maka terapi jangka panjang dengan psikiater atau konselor dibutuhkan. Metode pengobatan efektif biasanya meliputi psikoanalisis, terapi perilaku kognitif, prosedur aversif, dan konsumsi obat-obat tertentu.

Baca juga: Psst, Ini Caranya agar Tahu Posisi Seks Favorit Wanita

 

Pada dasarnya, fetish seksual bukanlah kondisi yang berbahaya. Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa dari sekitar 1.800 pria dan 140 wanita yang memiliki fetish, mayoritas merasa nyaman dan menganggap kondisi tersebut bukan suatu permasalahan.

 

Pokoknya selama Kamu dan pasangan merasa nyaman, maka fetish termasuk hal yang normal. Tapi kalau sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, periksakanlah diri ke dokter. Para ahli tidak merekomendasikan orang yang memiliki fetish tidak normal untuk mengobatinya sendiri. Masalah psikologis ini harus dikonsultasikan dan disembuhkan dengan bantuan dokter atau psikiater.