Beberapa hari ini, dunia hiburan internasional diramaikan dengan kasus pelecehan seksual yang dialami bintang pop Taylor Swift. Pelecehan tersebut terjadi di salah satu sesi pemotretan pada tahun 2013, ketika DJ David Mueller meraba bagian bokong Swift. Setelah itu, Swift menggugat DJ tersebut atas dugaan pelecehan seksual ke pengadilan. Setelah melalui serangkaian persidangan, pengadilan akhirnya menyatakan Taylor sebagai pemenang dalam kasus itu. 

 

Tidak hanya soal kemenangannya, pesan yang Swift sampaikan setelah kasusnya selesai juga menarik perhatian banyak orang. Dalam pesan tersebut, Swift mengatakan bahwa ia berharap bisa membantu korban pelecehan seksual yang suaranya harus didengar. Menurut Swift, pelecehan seksual sering kali diremehkan. Maka dari itu, ia ingin memberikan donasi pada organisasi yang membantu korban pelecehan seksual. 

 

Isu pelecehan seksual memang masih sering dipandang sebelah mata. Padahal, pelecehan seksual memiliki dampak buruk pada kesehatan fisik dan psikis korbannya. Kebanyakan orang juga belum mengerti tindakan-tindakan apa saja yang sudah termasuk pelecehan seksual. Untuk mengetahui lebih dalam, berikut penjelasan lengkap tentang jenis-jenis pelecehan dan kekerasan seksual, serta dampaknya bagi kesehatan.

Baca juga: Tips Hindari Kekerasan Seksual Pada Anak

 

Jenis-Jenis Pelecehan dan Kekerasan Seksual

Pelecehan dan kekerasan seksual sangat sering terjadi, terutama terhadap wanita dewasa dan remaja. Secara konteks, pelecehan dan kekerasan seksual adalah kontak seksual yang dilakukan dengan pemaksaan terhadap orang yang tidak bisa menolak

 

Sembilan puluh persen kasus pemerkosaan terjadi pada wanita. Penelitian juga menunjukkan bahwa 1 dari 5 wanita dan 1 dari 20 pria mengalami pelecehan seksual di masa kecil. Berikut jenis-jenis pelecehan dan kekerasan seksual yang kerap dialami oleh banyak orang: 

 

1. Pemerkosaan 

Pemerkosaan berarti melakukan seks dengan cara memaksa kepada seseorang yang tidak mau atau tidak setuju untuk melakukannya. Kontak seksual dalam bentuk apapun bisa menimbulkan efek negatif yang bersifat jangka panjang pada korbannya. 

 

2. Pelecehan pada Anak

Pelecehan pada anak berarti kontak seksual yang dilakukan kepada anak-anak. Banyak anak-anak yang dilecehkan belum mengerti apa yang sedang mereka alami, sehingga tidak melakukan perlawanan. Beberapa pelaku pelecehan memanfaatkan kepolosan anak-anak tersebut sebagai bukti bahwa tidak ada pihak yang dirugikan.

 

3. Pelecehan Seksual

Pelecehan seksual berarti kontak seksual bersifat non-konsensual terhadap orang lain. Pelecehan seksual termasuk perilaku-perilaku seperti meraba-raba bagian tubuh dan melakukan sentuhan-sentuhan seksual yang tidak disetujui oleh korban.

Baca juga: Mengenal Depresi dan Pikiran Bunuh Diri Pada Remaja

 

Dampak Pelecehan Seksual Terhadap Kesehatan

Secara psikis, pelecehan seksual memberikan asumsi kepada korban bahwa tubuh mereka bukan milik mereka sendiri. Korban sering kali merasakan hal-hal seperti malu, teror, depresi, dan rasa bersalah. Banyak korban pelecehan seksual yang menyalahkan diri mereka sendiri. Beberapa dampak psikis yang dialami korban pelecehan seksual, seperti:

 

1. Depresi

Korban pelecehan seksual biasanya merasa tidak berdaya, kehilangan harapan, kehilangan semangat, dan merasa harga dirinya berkurang. Hal-hal tersebut bisa mengakibatkan korban mengalami depresi, mulai dari ringan hingga parah.

 

2. Gangguan Kekhawatiran 

Banyak korban pelecehan seksual yang harus berjuang melawan rasa kekhawatiran yang berlebihan. Untuk korban pelecehan seksual, rasa kekhawatiran berlebihan disebabkan oleh ketakutan jika serangan seksual yang mereka alami akan terjadi lagi. Beberapa korban bahkan mengalami agoraphobia, yaitu gangguan kecemasan yang membuat penderitanya tidak ingin keluar rumah. Beberapa korban pelecehan seksual lainnya juga mengalami serangan panik dan merasa takut berhubungan dengan orang lain.

 

3. Post-Traumatic Stress Disorder

Post-traumatic stress disorder atau PTSD adalah kondisi kesehatan mental yang dipicu oleh peristiwa yang mengerikan, dalam hal ini adalah pelecehan seksual. Gejala-gejala yang dialami adalah mimpi buruk, gangguan kekhawatiran yang parah, serta pikiran yang tak terkendali atau flashback tentang pelecehan seksual tersebut. Hal ini bisa menyebabkan korban pelecehan seksual berperilaku kasar dan tidak sadar akan perilakunya tersebut.

 

4. Gangguan Kepribadian

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan kepribadian seperti borderline personality disorder atau penyakit mental yang ditandai dengan mood dan perilaku yang tidak menentu, bisa disebabkan oleh pelecehan seksual.

 

5. Kecanduan Alkohol atau Narkoba 

Penelitian juga menunjukkan bahwa korban pelecehan seksual memiliki risiko yang lebih tingi 26 kali lipat untuk mengalami kecanduan narkoba dan alkohol. Bagi korban pelecehan seksual, kedua jenis kecanduan tersebut bisa membantu menghilangkan rasa sakit dan melupakan memori terhadap apa yang mereka alami. Namun dalam banyak kasus, korban pelecehan seksual akhirnya menderita penyakit fisik yang diakibatkan oleh kecanduan alkohol dan narkoba.

 

6. Luka dan Penyakit Fisik 

Pelecehan seksual tidak hanya meninggalkan luka psikologis pada korbannya, namun juga konsekuensi kesehatan yang bersifat jangka panjang. Seseorang yang dilecehkan secara seksual juga bisa mengalami memar dan luka-luka serius, seperti luka tusukan, patah tulang, dan kerusakan pada organ genital. Beberapa korban pelecehan seksual pun dapat tertular penyakit menular seksual. Pada kasus yang lebih parah, korban pelecehan seksual bisa menderita penyakit kronis, seperti masalah kesuburan dan disfungsi seksual.

Baca juga: 6 Hal Sederhana untuk Menjaga Kesehatan Mental

 

Kalau Kamu adalah salah satu korban pelecehan seksual, maka Kamu memiliki hak untuk melaporkannya kepada pihak berwajib. Hal ini bukanlah sesuatu yang bisa diremehkan. Jangan menyalahkan diri sendiri dan carilah bantuan jika Kamu membutuhkannya.

 

Dampak-dampak yang Kamu rasakan akibat dilecehkan secara seksual juga dirasakan oleh semua korban pelecehan seksual. Dalam proses penyembuhannya, Kamu akan membutuhkan waktu, keamanan, dan perhatian. Fokus terhadap hal-hal yang Kamu senangi juga akan sangat membantu.

 

Proses penyembuhan ini sangat bergantung pada bagaimana Kamu mengatasinya. Yang terpenting adalah, Kamu tidak sendiri dalam proses penyembuhan ini. Orang-orang terdekat seperti keluarga dan teman pasti akan membantu Kamu untuk melewati masa-masa yang berat ini.