Tidak ada hal yang lebih memprihatinkan dibanding ketika seorang dewasa yang seharusnya melindungi dan membimbing, justru melakukan kekerasan seksual pada anak-anak. Hal ini sedang marak setelah terungkapnya Official Candy's Group di Facebook yang berisi para pedofilia pengincar anak-anak kecil, bahkan balita.

 

Ironisnya, sebuah fakta mengungkapkan jika kekerasan seksual terhadap anak-anak di Indonesia terbilang cukup tinggi presentasenya, dan presentase ini hampir menyaingi kasus kekerasan dalam rumah tangga. Bahkan belum mencapai sebulan saja di awal tahun 2017 ini, terbukti sudah ada 4 laporan yang masuk ke Komisi Nasional Perlindungan Anak terkait kasus kekerasan seksual terhadap anak, khususnya yang dilakukan secara bergerombol.

 

Kenyataan yang mengerikan ini tentu membuat Anda sebagai orangtua yang memiliki anak-anak di bawah umur menjadi sangat khawatir akan keamanan dan keselamatan diri mereka, terlebih ketika mereka berada jauh dari pandangan Anda. Bukan menjadi hal yang tidak mungkin jika akhirnya anak-anak bisa menjadi salah satu sasaran korban kekerasan seksual, mengingat sifat anak-anak yang masih mudah untuk dipengaruhi oleh orang dewasa.

 

Nah, untuk mengatasi kekhawatiran Anda tersebut, berikut ada beberapa tips dilansir dari underwearrule.com yang dapat Anda terapkan dan ajarkan untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak.

  1. Ajarkan anak bahwa tubuh mereka adalah milik mereka sendiri seutuhnya

Anak-anak harus diberikan pemahaman bahwa seluruh bagian tubuh yang mereka miliki adalah milik mereka seutuhnya. Tidak ada satu orang pun yang dapat menyentuhnya tanpa ada persetujuan dari diri mereka. Komunikasikan sedini mungkin terkait bagian tubuh paling pribadi yang mereka miliki dan juga masalah seksualitas. Beritahukan dengan jelas nama-nama organ genital yang mereka miliki, serta bagian-bagian tubuh lainnya. Dengan mengetahui setiap bagian di tubuhnya, anak akan memahami bagian mana saja dari tubuhnya yang boleh disentuh dan yang tidak.

Ajari pula pada anak bahwa mereka memiliki hak untuk menolak ciuman atau sentuhan, bahkan dari orang terdekat yang mereka kenal. Anak-anak harus diajarkan untuk berkata “Tidak” secara tegas terhadap orang-orang yang mulai melakukan kontak fisik di luar batas wajar, dan dengan segera memberitahukan hal tersebut kepada orang dewasa yang dipercaya.

 

  1. Sentuhan pantas dan tidak pantas

Anak-anak mungkin masih belum paham sentuhan seperti apa yang dapat dikatakan pantas atau tidak pantas dari orang lain. Maka dari itu, beritahukan mereka bahwa sentuhan yang melibatkan bagian tubuh pribadi sudah termasuk tidak pantas untuk dilakukan orang lain padanya. Dalam Underwearrule.com, dijelaskan bahwa cara termudah untuk mengenalkan anak terhadap bagian tubuh pribadi adalah bahwa semua bagian tubuh yang tertutupi oleh pakaian, terutama pakaian dalam merupakan bagian tubuh pribadi yang anak miliki.

Namun, orangtua juga harus menjelaskan bahwa beberapa orang dewasa seperti wali yang dipercaya, orangtua, atau dokter, berhak untuk menyentuh bagian tubuh pribadi mereka. Hanya saja, anak tetap harus didorong untuk berani mengatakan “Tidak” ketika situasi tersebut sudah membuat mereka merasa tidak nyaman.

 

  1. Berikan pemahaman mengenai hal-hal apa saja yang harus dirahasiakan dan harus diceritakan

Meminta anak untuk menjaga rahasia adalah salah satu trik yang biasa dilakukan oleh para pelaku kekerasan seksual agar anak tidak menceritakan kejadian terhadap orang lain. Hal inilah yang harus diajarkan pada anak agar anak tidak salah dalam memahami mana hal yang harus dirahasiakan dan hal yang justru patut untuk diceritakan. Berikan pemahaman bahwa segala rahasia yang membuatnya merasa cemas, tidak nyaman, takut, dan sedih, merupakan suatu rahasia yang seharusnya ia ceritakan pada orang dewasa yang dapat dipercaya (orang tua, guru, polisi, dan dokter).

 

  1. Pencegahan dan perlindungan adalah tanggung jawab orang dewasa

Ketika anak sudah terlanjur menerima perlakukan kekerasan seksual, pasti anak akan merasa malu, bersalah, dan juga takut. Namun disinilah tanggung jawab Anda sebagai orangtua atau orang dewasa yang dapat dipercayainya. Jangan menyalahkan anak atas kondisi yang terjadi, justru buatlah anak mengerti bahwa kondisinya saat ini bukan karena kesalahannya tapi karena akibat perilaku orang lain. Buat mereka tetap nyaman dengan kondisi yang telah terjadi sehingga mereka dapat menceritakan segala hal yang membuatnya merasa tidak nyaman. Anda dapat menunjukkan rasa perhatian Anda terhadap kondisinya dan tetap hargai perubahan sikapnya yang mungkin jadi lebih sering menolak kontak langsung dari orang dewasa atau bahkan anak-anak sebayanya.

 

  1. Ajarkan anak tentang beberapa petunjuk yang dapat mencegahnya dari kekerasan seksual

Anak-anak perlu diberitahukan siapa saja orang-orang dewasa yang dapat mereka percaya dan dapat menolong mereka. Bahkan orang-orang profesional seperti guru, dokter, dan polisi akan bersedia mendengar dan menolong mereka ketika mereka merasa khawatir dan takut.

Selain itu, dalam kebanyakan kasus kekerasan seksual terhadap anak, pelaku justru berasal dari orang-orang yang sudah dikenal dekat oleh anak. Mereka memanfaatkan dan menyalahgunakan rasa percaya yang sudah dimiliki anak pada diri mereka. Maka dari itu berlakukan sedikit aturan pada anak, misalnya minta anak untuk jujur mengenai siapa saja orang yang sudah memberikannya hadiah atau memintanya untuk menjaga sebuah rahasia. Luangkan waktu bersama dengan anak di rumah bisa menjadi solusi yang tepat.

Yang tidak kalah penting untuk Anda perhatikan adalah tetap mengajarkan anak agar tidak mudah menerima ajakan atau pemberian dari orang asing yang tidak dikenalnya. Hal ini mengingat pelaku kekerasan seksual bisa berasal pula dari orang asing.

 

 

Anak-anak adalah sosok yang seharusnya dilindungi oleh orang yang lebih dewasa. Tetapi nyatanya tidak semua orang dewasa memiliki niat baik untuk menjaga mereka. Sungguh ironis memang, namun inilah kenyataannya sekarang. Sebagai orangtua, Anda memang tidak bisa menjauhkan kemungkinan buruk dari anak Anda, namun dengan mengajarkannya cara-cara di atas, diharapkan anak bisa menjaga dirinya ketika jauh dari pandangan Anda. Dengan kemampuan anak untuk menjaga dirinya, maka risiko terjadinya kekerasan seksual dapat semakin diminimalkan.