Pastinya Kamu sudah tahu tentang wanita berinisial VM yang beberapa waktu lalu menjadi viral karena aksinya yang membeli obat di apotek hampir tanpa busana, bukan? Setelah ditahan dan menjalani pemeriksaan di kantor polisi, akhirnya diketahui juga penyebab wanita tersebut melakukan hal yang tidak lazim itu. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa VM menderita skizoafektif, sebuah gangguan psikologis. Maka itu, VM pun akhirnya dibebaskan oleh polisi dan dikembalikan ke keluarganya untuk menjalani pengobatan. 

 

Apa sih skizoafektif itu? Berikut penjelasan lengkap tentang penyakit psikologis tersebut bagi Kamu belum pernah mendengar penyakit ini sebelumnya!

 

Apa Itu Skizoafektif?

Skizoafektif adalah sebuah kondisi gabungan antara skizofrenia dan gangguan mood serta emosi, baik itu gangguan depresi akut ataupun gangguan bipolar. Para ahli belum yakin jika penyakit skizoafektif masih berhubungan langsung dengan skizofrenia atau gangguan emosi dan mood. Namun biasanya, penyakit ini dianggap sebagai kombinasi dari kedua penyakit tersebut.

 

Apa Gejala Skizoafektif?

Gejala dari skizoafektif berbeda-beda pada setiap orang, bisa ringan ataupun parah. Namun, gejala-gejala skizoafektif yang paling umum adalah:

1. Depresi 

  • Nafsu makan kurang
  • Kehilangan atau kenaikan berat badan
  • Pola tidur yang berubah-ubah (bisa terlalu sedikit atau terlalu banyak tidur)
  • Gelisah
  • Kurang energi
  • Kehilangan semangat melakukan aktivitas yang biasa dilakukan
  • Merasa tidak berharga dan putus asa
  • Sering menyalahkan diri sendiri
  • Sulit berfikir atau konsentrasi
  • Punya pikiran untuk bunuh diri

 

2. Mania

  • Lebih aktif daripada biasanya, termasuk dalam bekerja, berhubungan sosial, atau secara seksual
  • Lebih banyak atau lebih cepat dalam berbicara
  • Gelisah
  • Terlalu membanggakan diri
  • Konsentrasi mudah teralihkan
  • Melakukan hal-hal yang berbahaya untuk diri sendiri

 

3. Skizofrenia

  • Terlalu banyak memiliki delusi
  • Berhalusinasi
  • Pikiran yang tidak karuan
  • Bersikap aneh dan tidak biasa
  • Kurang memancarkan emosi
  • Kurang motivasi
  • Sulit berkomunikasi

 

Apa Penyebab Skizoafektif? 

Sampai saat ini, penyebab dari skizoafektif belum diketahui. Namun, para ahli berasumsi bahwa penyebab-penyebab skizoafektif di antaranya: 

  • Genetik: Skizoafektif kemungkinan besar merupakan penyakit yang diturunkan dari keluarga.
  • Masalah fungsi dan struktur otak: Penderita skizoafektif kemungkinan besar memiliki masalah pada sirkuit otak yang mengatur mood dan pikiran.
  • Lingkungan: Hal-hal seperti infeksi virus, hubungan yang tidak baik dengan orang-orang terdekat, dan stres berlebihan bisa menyebabkan dan memicu gejala-gejala skizoafektif.

Skizoafektif biasanya menyerang dan mulai terlihat pada masa-masa akhir remaja atau masa awal dewasa, umumnya sekitar umur 16-30 tahun. Skizoafektif juga lebih sering menyerang wanita ketimbang pria. Sementara itu, penyakit ini sangat jarang menyerang anak-anak.

 

Bagaimana Mengobati Skizoafektif?

Biasanya, pengobatan yang disediakan dokter untuk penderit skizoafektif adalah:

 

1. Obat-Obatan Medis

Jumlah obat yang dikonsumsi penderita Skizoafektif sangat tergantung dengan faktor-faktor seperti apakah dia menderita depresi atau gangguan bipolar, serta skizofrenia. Obat lain untuk gejala-gejala seperti delusi, halusinasi, dan gangguan berpikir adalah antipsikotik. Untuk mengobati gejala seperti gangguang mood, penderita biasanya diberikan obat antidepresan.

 

2. Psikoterapi

Pengobatan atau konseling ini diberukan supaya penderita skizoafektif bisa belajar dan mengetahui lebih dalam tentang penyakit mereka, menentukan tujuan dan keputusan, serta mengendalikan masalah-masalah terkait penyakitnya tersebut. Terapi dengan keluarga juga dianjurkan supaya keluarga dapat mengerti lebih baik tentang penyakit yang diderita oleh si penderita.

 

3. Latihan Keterampilan

Pengobatan ini secara umum fokus pada cara kerja, bersosialisasi, merawat diri sendiri, dan membantu penderita melakukan aktivitas sehari-hari lainnya.

 

4. Perawatan Intensif

Penderita skizoafektif yang parah dan memiliki gejala psikotik harus dirawat di rumah sakit, terutama kalau mereka memiliki pikiran untuk bunuh diri dan mengancam akan melukai orang lain.

 

Bisakah Mencegah Skizoafektif? 

Untuk saat ini jawabannya tidak karena keterbatasan penelitian terkait penyakit ini. Namun, kalau seseorang didiagnosis terkena skizoafektif dan melakukan pengobatan dengan cepat, maka orang tersebut bisa menghindari gejala-gejala yang terlalu parah.