Pernah mendengar istilah payudara padat? Biasanya, istilah ini disebutkan oleh dokter jika Geng Sehat melakukan pemeriksaan mammografi. Umumnya, dokter harus memberitahu jika hasil mammografi menunjukkan payudara pasien masuk dalam kategori padat.

 

Sebenarnya, payudara padat itu merupakan kondisi yang normal dan sangat umum. Namun, mungkin Geng Sehat belum tahu jelas, apa maksud dari payudara padat, penyebabnya, serta risikonya. Supaya Geng Sehat lebih paham, berikut penjelasan lengkapnya!

 

Baca juga: Apakah Aman Memakai Bra Berkawat saat Hamil?

 

Apa Itu Payudara Padat?

 

Kepadatan payudara bukanlah suatu hal yang bisa Kamu kontrol. Kamu tidak perlu mengobatinya karena kondisinya bisa berubah-ubah setiap saat. Tingkat kepadatan payudara tidak ada hubungannya dengan bagaimana bentuk payudara dari luar atau bagaimana payudara terasa. Kepadatan payudara adalah bagaimana payudara terlihat di pemeriksaan mammografi.

 

Payudara terdiri dari lemak dan jaringan lain, yang juga berperan dalam memproduksi susu atau ASI. Pada pemeriksaan mammografi normal, lemak terlihat berwarna gelap, sementara struktur lainnya berwarna putih. Kendati demikian, jika ada kista pada payudara, warnanya belum tentu putih.

 

Mengukur kepadatan payudara merupakan penilaian yang dibuat dalam bidang radiologi. Berdasarkan apa yang terlihat di X-ray, payudara dikategorikan menjadi 4 kategori, yaitu:

 

  • Berlemak: payudara memiliki jumlah jaringan ikat (fibrosa) yang sedikit.
  • Sedikit padat dengan area kepadatan yang tersebar: kebanyakan dari payudara terdiri dari jaringan lemak tetapi beberapa area cukup padat.
  • Padat rata-rata: kebanyakan dari payudara terdiri dari jaringan padat, sementara beberapa area berlemak.
  • Sangat padat: payudara hampir tidak memiliki jaringan lemak.

 

Menurut portal WebMD, wanita berusia di atas 40 tahun umumnya memiliki perbandingan yang seimbang antara yang memiliki payudara padat dan yang memiliki payudara tidak padat. Kebanyakan dari mereka jatuh ke kategori sedikit padat atau padat rata-rata. Hanya sekitar 10% wanita yang jatuh ke kategori payudara berlemak atau sangat padat.

 

Apa Penyebab Payudara Padat?

 

Berikut sejumlah faktor yang memengaruhi kepadatan payudara:

 

  • Umur: wanita berusia muda cenderung memiliki payudara yang lebih padat ketimbang yang lebih tua. Kebanyakan payudara wanita mengalami penurunan kepadatan seiring dengan semakin bertambahnya usia, meskipun kondisi ini tidak selalu terjadi.
  • Keturunan: kalau ibu Kamu memiliki payudara yang padat, kemungkinan besar Kamu juga memiliki payudara yang padat.
  • Menopause: kebanyakan payudara wanita menjadi lebih berlemak setelah memasuki masa menopause.
  • Hormon: terapi pengganti hormon dan pil KB bisa meningkatkan kepadatan payudara.
  • Menyusui: jaringan payudara yang padat ikut bekerja dalam produksi susu. Jadi, menyusui meningkatkan kepadatan payudara.

 

Baca juga: Payudara Gatal saat Hamil, Apa Penyebabnya?

 

Kesulitan Pemeriksaan Mammografi

 

Payudara yang padat lebih sulit dibaca oleh mammografi. Biasanya, dalam pemeriksaan mammografi, tumor atau gumpalan muncul seperti titik putih, sama seperti jaringan padat. Jadi, cukup sulit untuk membedakan mana yang normal dan mana yang perlu dicurigai. Kemungkinan melewatkan tumor yang berbahaya atau salah mendiagnosis kanker payudara jadi cukup tinggi.

 

Namun, bukan berarti Kamu harus berhenti melakukan pemeriksaan mammografi. Pasalnya, pada wanita dengan payudara padat sekalipun, tumor atau gumpalan cukup sering terdeteksi. Selain itu, dengan adanya kemajuan teknologi digital, pemeriksaan mammografi jadi lebih akurat. Meskipun kualitas pemeriksaannya belum sempurna, mammografi masih menjadi alat pemeriksa terbaik untuk mendeteksi dini kanker payudara.

 

Hubungan Risiko Kanker dengan Kepadatan Payudara

 

Untuk mendeteksi dini kanker payudara, direkomendasikan agar semua wanita untuk melakukan pemeriksaan sendiri setiap bulan, periksa ke dokter setiap tahun, dan rutin melakukan pemeriksaan mammografi ketika sudah memasuki usia 40 tahun.

 

Memiliki payudara padat meningkatkan risiko kanker payudara. Namun, ahli tidak setuju jika hanya karena memiliki tingkat kepadatan payudara tinggi, seseorang harus melakukan skrining kanker lebih banyak. Kamu harus berkonsultasi dengan dokter tentang risiko faktor lain yang dimiliki. Kalau Kamu memiliki risiko yang lebih tinggi, misalnya faktor umur, ras, riwayat dan keluarga, mungkin sebaiknya melakukan pemeriksaan lebih sering.

 

Tes Skrining Lain yang Bisa Dilakukan

 

Sejumlah pemeriksaan di bawah ini bisa menemukan kanker secara lebih cepat dan akurat, dibandingkan mammografi:

 

  • MRI: kalau Kamu memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara, biasanya akan direkomendasikan untuk melakukan tes MRI bersamaan dengan pemeriksaan mammografi tahunan.
  • Digital breast tomosynthesis (DBT): ini merupakan jenis mammografi khusus, yang mengambil gambar dari sudut berbeda-beda, kemudian digabungkan untuk menampilkan gambar 3D.
  • Ultrasound: dokter juga bisa menggunakan pemeriksaan gelombang udara untuk menghasilkan gambar bagian dalam payudara.
  • Breast-specific gamma imaging: merupakan bahan radioaktif yang disuntik ke pembuluh darah, kemudian dideteksi dengan kamera khusus. Biasanya, gambar yang terdeteksi pada jaringan kanker berbeda dengan gambar pada jaringan normal.

 

Kekurangan dari pemeriksaan adalah sering kali ditemukan hal-hal bukan tumor ganas atau kanker. Hal tersebut bisa mendorong dilakukannya lebih banyak pemeriksaan, bahkan operasi yang mungkin tidak Kamu perlukan.

 

Tetaplah melakukan pemeriksaan mammografi secara rutin. Konsultasikan dengan dokter jika Kamu benar-benar membutuhkan lebih banyak pemeriksaan. Kalau Kamu ragu dengan hasilnya, coba lakukan pemeriksaan di beberapa tempat yang berbeda, supaya langkah selanjutnya bisa dipertimbangkan. (AS)

 

Baca juga: Benarkah Payudara Kecil Menghasilkan ASI Lebih Sedikit?

 

Sumber:

 

American Cancer Society: “Breast Density and Your Mammogram Report.”

 

Breastcancer.org: “Having Dense Breasts.”

 

Radiological Society of North America: “Dense Breasts.”

 

American College of Radiology: “Breast Density; Breast Cancer Screening.”

 

National Cancer Institute: “Understanding Breast Changes: A Health Guide for Women.”

 

Joshi, S. Insights into Imaging, October 2013.

 

Freer, P. Radiographics, March-April 2015.

 

Karla Kerlikowske, K. Annals of Internal Medicine, May 2015.