Menjelang menopause, hormon seks wanita, estrogen dan progesteron, mulai menurun lho, Gengs. Saat memasuki masa menopause, beberapa wanita merasakan tanda-tanda tertentu. Namun, ada pula yang tidak merasakan tanda apapun. Sebenarnya, apa saja tanda-tanda saat memasuki masa menopause?

 


Siklus Menstruasi yang Tidak Teratur

Dikutip dari laman health.harvard.edu, siklus menstruasi Kamu menjadi tidak teratur ketika memasuki masa menopause. Jumlah darah yang keluar saat menstruasi juga mungkin akan lebih banyak, lebih sedikit, atau hanya berupa flek. Durasi menstruasi Kamu juga mungkin menjadi lebih singkat.

 

Kalau Kamu mengalami flek setelah tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut, Kamu mungkin harus berkonsultasi kepada dokter untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi yang lebih serius seperti kanker.

Baca juga: Meringankan Gejala Menopause dengan Kacang Kedelai
 


Hot Flashes

Hot flashes merupakan kondisi ketika Kamu mengalami sensasi panas, baik di bagian atas atau seluruh tubuh. Wajah dan leher Kamu mungkin menjadi merah dan mudah berkeringat. Terjadinya hot flashes dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat, bahkan sampai mengganggu tidur. Kondisi ini biasa berlangsung antara 30 detik hingga 10 menit.

 

Dikutip dari laman nia.nih.gov, kebanyakan wanita mengalami kondisi ini selama 1 hingga 2 tahun setelah menstruasi terakhir mereka. Hot flashes akan terus berlanjut setelah menopause. Namun seiring dengan berjalannya waktu, kondisi ini akan semakin jarang dialami. Oleh karena itu, konsultasikan kepada dokter jika gejala yang Kamu alami mengganggu aktivitas.

 

Rasa Kering di Vagina

Berkurangnya produksi estrogen dan progesteron dapat memengaruhi kelembapan lapisan tipis pada dinding vagina. Gejala yang Kamu alami pun dapat berupa rasa gatal atau panas di bagian mulut vagina. Kekeringan di daerah vagina dapat menimbulkan rasa sakit saat berhubungan intim.

 

Nah, untuk mengatasinya, Kamu dapat menggunakan pelumas berbahan dasar air atau pelembap vagina. Namun, berkonsultasilah kepada dokter kalau Kamu masih merasa tidak nyaman setelah menggunakan pelumas atau pelembap vagina.

 

 


Insomnia atau Sulit Tidur

Selama menuju masa menopause, Kamu akan sulit untuk tidur. Kamu mungkin bangun lebih pagi dari biasanya dan sulit untuk tidur kembali. Nah, untuk mendapat istirahat yang cukup, cobalah berbagai teknik relaksasi dan pernapasan. Kamu dapat berolahraga pada siang hari agar Kamu mendapatkan tidur yang berkualitas di malam hari.

 

Cobalah untuk tidak menggunakan ponsel atau komputer sebelum tidur, karena cahaya biru dari perangkat tersebut dapat menyebabkan Kamu sulit tidur. Mandi, membaca, atau mendengarkan lagu dapat membantu Kamu lebih rileks. Cobalah untuk tidur pada waktu yang sama setiap malam, lalu hindari makanan atau minuman yang dapat memengaruhi waktu tidur, seperti cokelat, kafein, ataupun alkohol.

Baca juga: Pria Juga Bisa Mengalami Menopause!


Masalah Saluran Kemih

Kesulitan menahan buang air kecil merupakan hal yang wajar dialami oleh wanita yang memasuki masa menopause. Selain itu, Kamu mungkin merasa ingin buang air kecil walaupun kandung kemih sebenarnya belum penuh. Kamu pun akan mengalami nyeri saat buang air kecil.

 

Kondisi yang Kamu rasakan itu disebabkan oleh jaringan di vagina dan saluran kemih kehilangan elastisitasnya. Untuk menghadapi kondisi ini, Kamu dapat minum air putih lebih sering ataupun hindari minuman beralkohol. Penurunan kadar estrogen dalam tubuh juga dapat membuat Kamu lebih rentan terhadap infeksi. Beberapa wanita juga menjadi lebih sering mengalami infeksi saluran kencing pada masa ini.

Baca juga: Wanita Berisiko Alami Penyakit Ini Setelah Menopause
 

Gangguan Mood

Perubahan produksi hormon dapat memengaruhi suasana hati wanita yang sedang menghadapi menopause. Beberapa wanita mudah marah, depresi, dan suasana hati juga mudah berubah. Kondisi ini sangat wajar dialami.

 

Kalau Kamu mengalami tanda-tanda di atas, bisa jadi Kamu akan memasuki masa menopause, Gengs! (TI/AS)