“Lebih baik mencegah dari pada mengobati.”

Kamu setuju tidak GengS dengan kalimat tersebut? Pencegahan penyakit bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan, yakni dengan menerapkan pola hidup sehat. Pola hidup sehat yang bisa dilakukan misalnya rutin olahraga bersama teman-teman. Atau menjalani pola makan yang seimbang, Kamu bisa mencoba untuk masak makanan Kamu sendiri di rumah menggunakan bahan-bahan yang bergizi.

Bagaimana kalau sudah sakit? Biaya pengobatan saat ini tidak bisa dikatakan murah. Banyak perawatan yang menggunakan obat-obatan paten yang cukup mahal. Padahal, sudah banyak lho jenis obat-obatan generik yang bisa digunakan. Namun, masih banyak masyarakat yang memandang sebelah mata jenis obat generik. Kurangnya sosialisasi juga membuat dokter lebih sering memberi resep obat paten ketimbang obat generik.

 

Baca juga : Pilih Obat Paten Atau Obat Generik

 

Obat generik adalah obat yang masa patennya telah habis. Masa paten setiap obat adalah selama 20 tahun. Setelah masa paten habis, perusahaan farmasi mana pun bisa memproduksi obat tersebut tanpa perlu meminta izin sang Penemu obat. Masa paten obat juga tidak bisa diperpanjang. Namun, produksi obat ini tentu juga harus memenuhi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

Obat generik pun ada 2 jenisnya, yang pertama Obat Generik Berlogo (OGB) dan yang kedua adalah Obat Generik Bermerek dagang (OGM). Obat generik bermerek diberi merek dagang sesuai dengan keinginan perusahaan farmasi pembuatnya. Sedangkan obat generik berlogo diberi nama sesuai dengan nama zat berkhasiat di dalamnya.

GengS, harga OGB memang relatif lebih murah namun kualitasnya tidak kalah dibandingkan dengan obat bermerek dagang. Kok bisa?  OGB diproduksi dalam skala yang besar jadi lebih efisien pembiayaannya. Lalu, untuk pengemasan juga dibuat dengan sederhana, biasanya OGB hanya memiliki tiga warna dan dominasinya adalah warna putih.

Selain itu, OGB diproduksi dari obat paten yang telah habis masa patennya. Sebelumnya, obat paten telah melewati uji klinis, jadi OGB tidak perlu menjalani kembali uji klinis karena sudah terjamin khasiat dan keamanannya. Tidak hanya itu, harga obat generik berlogo juga ditetapkan oleh pemerintah sehingga tentu saja dibuat agar dapat terjangkau oleh masyarakat.

Pada tahun 1989 pemerintah meluncurkan program obat generik berlogo ini dengan tujuan memberi pilihan obat kepada masyarakat yang kualitasnya terjamin namun dengan harga terjangkau dan ketersediaan obat yang memadai. Kecukupan obat ini tidak bisa lepas dari peran rumah sakit dan perusahaan farmasi.

 

Baca juga : 10 Cara Menjenguk Pasien di Rumah Sakit

 

Dexa Medica yang telah berdiri sejak 1969 ini ikut ambil bagian dalam program pemerintah tersebut. Pada tahun 1991, PT. Dexa Medica mulai memproduksi obat generik berlogo. Di tahun 2012, jumlah OGB yang telah diproduksi Dexa Medica berjumlah 92 macam obat. Obat tersebut di antaranya adalah jenis antibiotik, antijamur, antivirus, antidiabetes, antikolesterol, antihipertensi, dan lain-lain. OGB yang diproduksi Dexa Medica juga tersedia dalam berbagai bentuk seperti injeksi, topikal (krim), dan oral (tablet, kapsul, sirup).

Obat Generik Berlogo milik Dexa Medica dapat dengan mudah diidentifikasi melalui logo segitiga merahnya dan slogan yang  berbunyi, ‘Segitiga Merahnya, Bikin Hemat’. OGB yang diluncurkan Dexa Medica sesuai dengan program pemerintah agar setiap orang dapat hidup sehat dengan mendapatkan obat dengan harga yang terjangkau sekaligus berkualitas.

Untuk memproduksi Obat Generik Berlogo ini, perusahaan farmasi harus mendapatkan sertifikat CPOB dari pemerintah. Dexa Medica sendiri telah mendapatkan sertifikat tersebut dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sejak tahun 1990.

Penggunaan OGB ini terus dipromosikan oleh pemerintah karena manfaatnya tersebut. Pemerintah melalui PERMENKES Nomor 02.02/MENKES/068/I/2010 menyebutkan bahwa rumah sakit pemerintah wajib untuk memakai OGB. Serta peserta jaminan kesehatan masyarakat juga harus diprioritaskan  memakai OGB.

OGB ini memberi pencerahan kepada pasien yang harus mengonsumsi obat secara terus menerus tanpa terputus. Obat paten dengan harga yang mahal bisa membuat biaya pengobatan pasien meningkat dan menyebabkan pengobatan menjadi terputus. Namun, peresepan yang menggunakan obat generik dapat menolong pasien tersebut. Sayangnya, obat generik berlogo ini masih dispesifikasikan untuk masyarakat kelas menengah ke bawah. Walau kenyataannya, kualitas obat generik pun terjamin, sama halnya obat paten dengan kandungan yang sama.

Ada pula beberapa jenis OGB yang banyak dicari di pasaran bahkan melebihi obat bermerek dagang. Di antaranya adalah Captopril sebagai obat hipertensi, Simvastin sebagai obat kolesterol. OGB yang dijual bebas contohnya adalah paracetamol dan antasida. Jangan lupa untuk selalu mengikuti petunjuk cara penggunaan yang tertulis ya, GengS.

Penggunaan OGB ini masih perlu ditingkatkan. Sosialisasi lebih harus diberikan kepada masyarakat, dokter juga apoteker. Untuk pasien, jangan ragu untuk bertanya kepada dokter mengenai resep obat yang diberikan. Jika ada obat paten yang bisa diganti dengan OGB, kenapa tidak? Saat sakit kita juga tetap perlu berhemat.

 

Baca juga : 3 Langkah Menyimpan Obat dengan Benar