Selama kehamilan, masalah sekecil apa pun dapat menyebabkan kecemasan. Misalnya demam, meskipun demam biasanya tidak berbahaya, tapi jika terjadi selama kehamilan, ini dapat memengaruhi janin yang sedang berkembang.

 

Demam ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh hingga mencapai suhu yang lebih tinggi dari kisaran normal. Lantas, apa saja pengaruhnya bagi bayi dan seperti apa perawatan yang diperlukan? Kali ini kita akan membahasnya.

 

Baca juga: Mums, Ini Penyebab Ibu Hamil Kepanasan Terus!
 

Kriteria Demam dan Gejalanya

Suhu tubuh rata-rata biasanya berada di 37 derajat Celcius. Namun, suhu ini berfluktuasi sepanjang hari. Sedikit peningkatan suhu tidak selalu berarti bahwa seseorang mengalami demam.

Ada lima area tubuh yang dapat diukur suhunya untuk mengetahui apakah orang tersebut demam atau tidak:

  • Ketiak atau dahi: Dokter menganggap suhu di atas 37,4 derajat Celcius sebagai demam.
  • Mulut: Dokter menganggap suhu di atas 38 derajat Celcius sebagai demam.
  • Rektum atau telinga: Dokter menganggap 38,3 derajat Celcius ke atas sebagai demam.

Gejala demam lainnya meliputi:

  • kelelahan
  • pusing
  • mual
  • merasa kedinginan dan kepanasan secara bergantian
  • berkeringat.

Demam biasanya disebabkan oleh infeksi saluran kemih dan virus pernapasan. Namun, infeksi lain juga bisa menjadi penyebabnya.

Penyebab umum demam selama kehamilan meliputi:

  • influenza
  • radang paru-paru
  • tonsilitis
  • virus gastroenteritis
  • infeksi ginjal.

 

Baca juga: Bolehkah Anak Dimandikan Jika Demam?
 

Apakah Demam Selama Kehamilan Membahayakan Bayi?

Demam selama kehamilan berpotensi membahayakan janin, tetapi kebanyakan tidak. Banyak wanita yang mengalami demam selama kehamilan dan melahirkan bayi yang sehat. Demam dianggap tidak mengkhawatirkan jika berada di bawah 38,7 derajat Celcius dan berlangsung singkat. 

 

Berikut beberapa risiko yang mungkin ditimbulkan pada janin jika Mums mengalami demam selama kehamilan:

1. Kelainan bawaan

Sebuah tinjauan dalam jurnal Pediatrics tahun 2014 terhadap 46 penelitian sebelumnya menemukan bahwa mengalami demam selama trimester pertama kehamilan dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan celah mulut, cacat jantung bawaan, dan cacat tabung saraf sekitar 1,5 hingga 3 kali lipat.

 

CDC juga melaporkan wanita yang mengalami demam selama kehamilan setidaknya dua kali lebih mungkin melahirkan bayi dengan cacat tabung saraf. Namun, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa mengonsumsi asam folat dalam dosis yang disarankan dapat mengurangi risiko ini.

 

Meskipun tampaknya ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa mengalami demam saat hamil dapat meningkatkan risiko memiliki kelainan bawaan, tetapi penelitian yang lebih baru tampaknya bertentangan dengan hal ini. Yang terbaik, wanita hamil atau mereka yang ingin hamil dapat berbicara dengan dokter untuk mendiskusikan faktor risiko masing-masing.

 

2. Autisme

Sebuah analisis yang dimuat dalam jurnal Molecular Psychiatry tahun 2018 menemukan hubungan antara demam selama kehamilan dan autisme, utamanya saat demam terjadi pada trimester kedua. Namun, risiko terjadinya autisme pada anak yang dilahirkan oleh wanita yang mengalami demam selama kehamilan lebih rendah jika ibu tersebut mengonsumsi obat antidemam selama kehamilan.

 

Baca juga: Benarkah Kebiasaan Mengepakkan Tangan Merupakan Tanda Autisme?

 

3. Keguguran

Keguguran terjadi pada sekitar 20 persen kehamilan. Demam tidak selalu menyebabkan keguguran, tetapi demam bisa menjadi tanda adanya infeksi. Infeksi sendiri lebih mungkin menyebabkan keguguran.

 

Sebuah studi tahun 2016 yang dimuat dalam jurnal Human Reproduction Update menunjukkan bahwa infeksi dapat menyebabkan 15 persen keguguran dini dan hingga 66% persen keguguran akhir.

 

Obat untuk Demam Selama Kehamilan

Obat terbaik untuk menurunkan demam saat hamil ialah acetaminophen. Acetaminophen akan membuat Mums merasa lebih baik dan menurunkan suhu tubuh, yang selanjutnya mengurangi risiko pada bayi. Sebaiknya minum acetaminophen sesegera mungkin saat Mums merasakan demam untuk menurunkan suhu tubuh.

 

Kendati demikian, pastikan Mums berbicara dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat apa pun saat hamil. Juga, jangan minum obat lebih dari dosis yang dianjurkan untuk menghindari efek samping yang mungkin ditimbulkan. 

 

Pada intinya, Mums tidak perlu cemas berlebihan saat mengalami demam saat hamil. Yang terpenting, Mums segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan obat yang akan membantu Mums pulih lebih cepat.

 

Baca juga: 7 Fakta Obat Parasetamol Yang Harus Kamu Ketahui

 

 

Sumber:

Medicalnewstoday.com. What to know about fever during pregnancy

Healthline.com. Could-fever-harm-my-baby#Why-am-I-running-a-fever?

 Babycenter.com. Fever-in-pregnancy