Orang tua tentu akan melakukan yang terbaik demi sang buah hati. Dari mulai pilihan makanan, pakaian, dan pendidikan, termasuk pola asuh anak, semua yang terbaik diberikan. Namun, tidak ada ilmu yang pasti mengenai pola asuh paling benar dan efektif yang wajib diterapkan kepada anak. Masing-masing orang tua akan menerapkan pola asuh yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa berdasarkan pada wilayah tinggal dan asal serta adat dan budaya.

 

Berikut ini beberapa kisah unik mengenai pola asuh dari berbagai wilayah. Mengetahui bagaimana cara orang tua lain mengasuh anaknya akan membuat pikiran Mums menjadi lebih terbuka. Ketahui bagaimana orang tua lain merawat anaknya saat bayi, memecahkan masalah saat anak sedang mengamuk, mendidik kemandirian anak, dan lain-lain. Cerita-cerita berikut ini terinspirasi dari buku How Eskimos Keep Their Babies Warm karya jurnalis Mei-Ling Hopgood.

 

Bali

Salah satu kota di Indonesia yang banyak dikunjungi wisatawan asing ini dikenal masih memegang teguh budaya turun-temurun dari leluhur mereka. Salah satunya adalah kepercayaan untuk tidak membiarkan kaki bayi mereka menyentuh lantai selama 105 hari pertama sejak kelahiran mereka. Masyarakat Bali percaya bahwa bayi merupakan reinkarnasi dari nenek moyang mereka yang telah meninggal. Bayi dianggap sebagai pengunjung suci yang berasal dari dunia lain. Kemurnian bayi baru lahir ini bisa tercemar jika terkena tanah yang penuh dengan najis.

Baca juga : Ini Dampak Jika Orang Tua Memaksakan Kehendak Anak

 

Negara-negara Nordik

Negara-negara Nordik, seperti Denmark, Norwegia, Swedia, Finlandia, dan Eslandia mempunyai cara tersendiri dalam mengasuh bayi-bayi mereka. Yang pertama adalah orang tua biasa meninggalkan bayi dalam kereta dorong (stroller) di luar ruangan. Orang tua di sana menganggap udara luar akan membuat bayi tidur lebih nyenyak. Udara terbuka juga dianggap bisa membuat bayi makan lebih banyak dan meningkatkan kemampuan motorik mereka.

 

Selain itu, menurut mereka udara luar akan membuat bayi mempunyai daya tahan tubuh yang lebih baik. Kereta dorong beserta bayi berada di depan café sementara orang tua asyik bercengkerama dan minum kopi di dalamnya merupakan pemandangan yang wajar di sana. Meski pun cuaca sangat dingin, orang tua akan tetap membiarkan anak mereka bermain di luar ruangan, seperti taman bermain dan hutan. Pakaian hangat yang tepat akan membuat anak tetap aman dan nyaman. 

 

Orang tua di Swedia, salah satu negara Nordik juga memiliki kebiasaan unik. Saat bayi mereka sedang rewel, para orang tua akan meniup dan menepuk-nepuk bokong bayi. Kebiasaan tersebut dipercaya bisa membuat bayi merasa tenang dan nyaman.

 

Perancis

Bayi-bayi di Prancis hanya diberikan bubur sampai mereka berusia 2 tahun. Cara ini dikatakan berguna untuk melatih selera rasa makanan mereka. Lalu saat mulai besar, anak-anak akan diperkenalkan dengan 1 jenis sayuran setiap 4 hari. Hal ini berguna agar anak bisa merasakan lebih banyak rasa. Oleh karena itu, anak-anak Perancis dikenal selalu memakan sayuran dan tidak membuangnya. Orang tua di Perancis juga terkenal untuk fokus terhadap rasa dibanding tekstur sebuah makanan.

 

Suku Aka di Afrika Tengah

Orang-orang dari Suku Aka di Afrika Tengah tidak memisahkan antara apa tugas ayah dan apa tugas ibu. Mereka menyetarakan tugas-tugas yang berkaitan dengan keluarga. Orang tua secara bergiliran akan bertugas untuk berburu, menjaga anak-anak mereka, dan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan keluarga. Mereka menampis anggapan bahwa ibu lah yang bertanggung jawab penuh dalam urusan pola asuh anak. Ada waktu di mana saat sang Ayah pergi berburu, mereka juga membawa serta anak mereka di dalam gendongan. Bahkan juga menawarkan puting mereka untuk menenangkan jika sang Anak rewel.

 

Suku Kisii di Kenya

Orang-orang Kisii di Kenya memiliki kepercayaan bahwa kontak mata merupakan isyarat memberi kekuatan kepada orang lain. Ini seperti memberikan izin kepada orang lain untuk mengatur Mums. Tentunya orang tua tidak ingin melakukan ini kepada anak. Karenanya, orang tua suku Kisii tidak akan menatap langsung kepada mata bayi mereka. Ibu-ibu di Kenya akan menggendong anak mereka di belakang punggung mereka. Gendongan yang digunakan merupakan salah satu warisan budaya mereka dengan warna yang bermacam-macam.

Baca juga: Orang Tua, Hati-Hati Anak Juga Bisa Stres

 

Cina

Orang-orang Cina mulai mengajarkan buang air di kamar mandi (toilet training) sejak anak-anak mereka berusia 6 bulan sampai 1 tahun. Bukan dengan menggunakan toilet khusus anak-anak yang terbuat dari plastik, mereka menggunakan celana khusus. Selain itu, pelatihan toilet unik lainnya ada di Vietnam. Orang-orang Vietnam melakukan pelatihan toilet sejak anak mereka berusia 9 bulan dengan menggunakan teknik siul.

 

Jepang

Jepang terkenal dengan kemandiriannya. Hal itu jelas bisa terwujud karena pola asuh yang diterapkan. Kemandirian dan nilai-nilai disiplin telah diajarkan sejak anak-anak mereka masih kecil. Saat usia anak menginjak 3-5 tahun, mereka telah dilepas untuk naik kendaraan umum, seperti bus dan kereta tanpa didampingi orang tua. Begitu juga saat mereka berangkat sekolah, orang tua tidak menemani atau mengantar anak mereka. Contoh lainnya adalah saat anak mereka terlibat perkelahian, maka orang tua sebisa mungkin untuk tidak ikut campur. Mereka membiarkan anak mereka untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri dan mempelajari mengenai kebersamaan dalam suatu grup.

 

Tidak ada pola asuh yang sempurna, di mana pun. Yang bisa orang tua lakukan adalah melakukan yang terbaik untuk sang Anakmemberikan hak-haknya, yaitu tidur yang cukup, makan, pendidikan, dan menjaganya agar tetap tumbuh dan berkembang. Perbedaan pola asuh seperti kisah di atas bisa dijadikan pelajaran, bukannya saling menyalahkan atau menyebut diri sendiri sebagai yang paling benar. (AR/OCH)

Baca juga : Blue Whale Challenge, Tantangan yang Perlu Orang Tua Waspadai