Hambatan komunikasi merupakan masalah terbesar yang harus dihadapi para penyandang tuli maupun yang kemampuan mendengarnya minim seperti lansia. Padahal, setiap manusia adalah makhluk sosial yang harus berkomunikasi. Apakah Kamu mengenal dan hidup berdampingan dengan mereka? Jika iya, maka tantangan selanjutnya ada padamu!

 

Dilansir dari dhcc.org, situs untuk membantu berkomunikasi dengan penyandang tuli, kita tetap dapat berkomunikasi secara mudah dengan mereka jika tahu bagaimana caranya. Kuncinya yaitu harus berkomunikasi dengan hati. Kemudian, gunakan pula beberapa metode lain agar komunikasi dapat berjalan semakin lancar. Berikut kiat tepat berkomunikasi dengan penderita tuli maupun orang yang susah mendengar, baik secara individu, kelompok, hingga dalam keadaan darurat.

 

Baca juga: Cara Cerdas Berkomunikasi dengan Si Kecil

 

Secara Individu

  • Sebaiknya, hindari berbicara dengan nada keras, karena ekspresi wajah kita akan membuat mereka tidak nyaman. Selain itu, jika mereka telah menggunakan alat bantu dengar, volume suara yang keras juga terdengar tidak nyaman di telinga mereka.

  • Hindari bergumam, karena mereka akan semakin sulit untuk membaca gerak bibir kita.

  • Apabila mereka telah belajar dan nyaman berkomunikasi dengan membaca gerak bibir, sebaiknya tetaplah berbicara dengan kecepatan yang normal. Pasalnya jika berbicara terlalu cepat atau lambat, akan membuat mereka tidak nyaman.

  • Sebaiknya hindari terlalu menekankan ekspresi wajah dan nada bicara, karena mereka akan semakin sulit menangkap artinya.

  • Saat berbicara, pastikan jika Kamu melakukan kontak mata dengan mereka. Jangan sambil melakukan aktivitas lain, misalnya menatap layar komputer.

  • Jika Kamu menggunakan komunikasi secara tertulis, pastikan jika mereka telah memelajari alfabet.

  • Gunakan gambar atau alat bantu visual lainnya untuk mempermudah Kamu berkomunikasi dengan mereka, seperti menggunakan buku cerita bergambar.

  • Manfaatkan perkembangan teknologi, seperti smartphone maupun internet, jika Kamu akan berkomunikasi dengan mereka dalam jarak yang jauh.

  • Jika ingin berkomunikasi secara serius dengan mereka, sebaiknya pilihlah tempat yang sunyi. Terlebih jika mereka telah menggunakan alat bantu suara, maka suara latar akan sangat memengaruhi pesan yang diterima.

  • Apabila komunikasi berjalan dengan tidak lancar, bersabarlah dan tetap rileks. Jangan sampai Kamu termakan emosi saat berkomunikasi dengannya.

  • Pastikan Kamu menanyakan cara apa yang dapat dilakukan untuk mempermudah berkomunikasi dengan mereka.

     

     Manfaat Membacakan Buku untuk Anak

    Secara Berkelompok

  • Sebelum pertemuan, baik itu presentasi atau menjadi pendamping untuk mereka, sebaiknya membuat agenda pertemuan berisi semua aktivitas yang akan dilakukan. Cara ini akan mempermudah mereka untuk tetap fokus dan mengetahui apa yang sedang terjadi, khususnya apa yang sedang Kamu bicarakan dengan mereka.

  • Pastikan jika Kamu memiliki layanan akses untuk berkomunikasi dengan mereka, seperti alat bantu dengar.

  • Gunakan alat bantu visual maupun bantuan orang lain untuk mencatat semua komunikasi yang terjadi dalam pertemuan tersebut. Cara ini akan semakin memudahkan mereka untuk tetap fokus dan memahami semua informasi yang Kamu sampaikan.

  • Atur tempat duduk mereka, agar setiap orang dapat melihatmu dengan jelas.

  • Saat ingin berbicara, sebaiknya angkat tanganmu untuk menandakan jika Kamu ingin berbicara setelah orang lain.

  • Pastikan jika Kamu menerapkan prinsip satu orang berbicara dan yang lain mendengarkan. Sehingga dalam satu waktu, tidak ada dua pembicara yang saling berkomunikasi.

  • Terakhir, pastikan jika Kamu mengadakan pertemuan di lingkungan yang tenang, seperti di dalam ruangan tertutup yang kedap suara.

 

Selain cara-cara tersebut, terdapat satu lagi cara untuk berkomunikasi dengan penyandang tuli saat dalam keadaan darurat. Secara garis besar, cara yang digunakan hampir sama ketika kita berkomunikasi dengan mereka dalam keadaan normal, contohnya tetap mempertahankan kontak mata saat berbicara. Ternyata cara tersebut memanglah yang terpenting ketimbang harus berteriak saat berkomunikasi dengan mereka.

 

Kemudian, cara lainnya adalah dengan tidak menyamakan semua tanda menjadi satu arti saja. Misalnya. jika mereka mengangguk bukan berarti setuju, melainkan dapat menjadi pertanda jika mereka mengerti apa yang Kamu sampaikan. Selain itu, Kamu juga harus mengenali mereka dengan membaca gerak tubuh. Misalnya, jika mereka terlihat tidak dapat duduk tenang, berarti mereka sedang stres dan tingkat emosinya sedang tinggi.

 

Agar tidak salah persepsi, sebaiknya jelaskan terlebih dulu hingga menjalin kerja sama sebelum Kamu bertindak. Atau, bawa mereka ke area yang lebih tenang untuk menjelaskan informasi yang ingin disampaikan. Nah, cukup mudah kan Gengs? Mulai sekarang, bicaralah kepada mereka selayaknya Kamu sedang berbicara dengan orang lain, ya! (BD/AS)

 
Baca juga: Implantasi Koklea untuk Penderita Tunarungu