Mums, apakah anak-anak di rumah sering menggunakan headphone dalam waktu lama? Jika iya, kebiasaan tersebut bisa membahayakan telinga mereka loh. Sama berbahayanya seperti mendengarkan musik dengan volume tinggi.

 

Tanpa keamanan yang tepat, anak-anak dapat memiliki gangguan pendengaran, kesulitan komunikasi, dan gejala lainnya seperti telinga berdenging, aural bermasalah, kepekaan, dan rasa sakit. “Penting bagi orangtua untuk melindungi pendengaran anak-anak dari bahaya penggunaan earphone,” kata Brian Fligor, PhD, audiolog anak di Boston.

 

Baca juga: Mums, Sudah Tahu Cara Membersihkan Telinga Bayi yang Benar?

 

Tingkat Aman Penggunaan Headphone

Itulah kenapa, orang tua harus selalu mengingatkan agar anak-anaknya menggunakan headphone dengan volume rendah. Orang-orang lebih khawatir tentang media sosial, video game, dan lamanya anak-anak menggunakan heandphone. Namun, tidak ada yang pernah bertanya bagaimana penggunaan headphone dan volumenya.

 

“Tidak sedikit anak-anak yang bermain video game sambil memakai headphone dengan volume keras. Atau, mendengarkan musik dengan memakai headphone bervolume tinggi,” ucap Brian. Lantas, seperti apa penggunaan headphone yang aman? Umumnya, headphone untuk anak-anak dibatasi pada 85 desibel. Namun, ada banyak headphone dengan kapasitas lebih dari itu.

 

Headphone dengan 85 desibel sebagai tingkat yang aman sama sekali tidak masuk akal. Paparan yang terjadi bukan hanya intensitas, tapi juga berapa lama penggunaannya dan seberapa sering dipakai. Angka 85 desibel yang digembor-gemborkan suatu merek headphone bukan karena aman, tapi salah satu cara untuk mengatur kebisingan,” kata Rick Neitzel, PhD, profesor ilmu kesehatan di University of Michigan.

 

Meski demikian, Rick mengungkapkan batas aman penggunaaan headphone untuk waktu lama berkisar 70 desibel. Lebih dari itu, bisa menyebabkan kerusakan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan. “Selama delapan jam paparan kebisingan setiap hari, batas aman ialah 83 desibel. Namun, 75 desibel merupakan kompromi yang realistis,” jelas Rick.

 

Baca juga: Telinga Berdenging, Tanda Awal Ketulian
 

Perhatikan Ini Sebelum Membeli

Selain itu, paparan kebisingan bersifat kumulatif. Jika seorang anak yang sering menggunakan headphone juga berlatih drum setiap hari, dosis kebisingan pada hari itu akan meningkat. Oleh karena itu, para ahli menyarankan untuk menggunakan penyumbat telinga. Faktor yang tidak diketahui adalah kerentanan setiap individu.

 

“Dosis kebisingan yang sama tidak memiliki dampak yang jelas pada beberapa orang,” kata Bryan Pollard, pendiri Riset Hyperacusis, lembaga nonprofit yang mendanai penelitian tentang rasa sakit yang disebabkan oleh kebisingan.

 

Kerusakan dari kebisingan tingkat rendah yang konstan menumpuk dengan sedikit peringatan. Seringkali, setiap orang menyadari dengan terlambat jika pendengaran mereka memiliki masalah. “Perubahan persepsi pendengaran bisa bertahap atau tiba-tiba,” kata Bryan.

 

Kehilangan pendengaran bukan berarti segalanya terdengar lebih pelan. Namun, komunikasi dengan orang lain akan lebih menantang. Masalah lain pada pendengaran ialah tinnitus, telinga bordering yang memengaruhi 10 hingga 20 persen populasi. Biasanya membutuhkan lebih sedikit paparan kebisingan untuk menyebabkan tinitus daripada gangguan pendengaran. “Tinitus jauh lebih menyusahkan. Sering disertai dengan perasaan tertekan atau tekanan yang disebut aural fullness,” jelas Rick.

 

Jadi, apabila anak-anak masih ingin menggunakan headphone, ada beberapa hal yang harus mums perhatikan sebelum membelinya. Berikut beberapa tips memilih headphone untuk anak-anak.

1. Ukuran headphone harus sempurna. Tidak terlalu ketat dan longgar, dan berdiri dengan tepat di atas kepala anak mums yang menutupi telinga.

2. Tahan lama. Anak-anak cenderung sering merusak barang-barang secara tidak sengaja. Karena itu, pilihlah headphone yang tahan lama.

3. Sesuaikan dengan kebutuhan anak. Anak-anak penderita disleksia yang mengonsumsi obat-obatan cenderung mengalami gangguan pendengaran. Karena itu, mums harus mencari headhphone yang dapat mengurangi kebisingan.

4. Ketahui spesifik suaranya. Ketahui berapa batas kebisingan maksimum headphone yang ingin dibeli. Pastikan anak-anak tidak mendengarkan dengan volume besar.

 

Baca juga: Kenali 5 Bahaya Penggunaan Earphone bagi Kesehatan
 

 

Referensi:

TheNewYorkTimes. How to Protect Kids’ Ears From Constant Headphone Use

firstcry. Are Headphones Really Safe for Kids?