Memiliki pekerjaan bagi sebagian orang, bukan sekadar upaya mencari nafkah atau penghasilan. Memiliki karir dan pekerjaan juga menjadi sarana aktualisasi diri dan menjadi bagian dari identitas. Maka ketika harus kehilangan pekerjaan sebagai dampak pandemi Covid-19, ada beban psikologis yang berat. Tak hanya bagi yang kena PHK, tetapi bagi pasangan hidup dan keluarganya.

 

Sebetulnya sejauh apa PHK dapat mempengaruhi kondisi psikologis seseorang? Terlebih di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini? Agar tidak malah menambah beban orang terdekat yang menjadi korban PHK, Kamu harus bisa memberikan dukungan dengan benar.

 

Baca juga: Penyebab Krisis Identitas di Tengah Pandemi Coronavirus

 

Data Korban PHK Akibat Pandemi Covid-19

Pandemi covid-19 mempengaruhi dengan telak kehidupan perekonomian masyarakat. Anjuran social & physical distancing, berdampak banyaknya perusahaan dan bisnis yang tidak mampu beroperasi dan mengalami kerugian besar, hingga PHK menjadi salah satu jalan keluar agar perusahaan tetap bertahan.

 

Pemprov DKI Jakarta menyebutkan terdapat 50.891 pekerja yang sudah terkena PHK dan 272.333 pekerja lainnya dirumahkan di area Jakarta. Data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan, sampai 12 Mei 2020, total pekerja yang terkena PHK di lingkup nasional mencapai 1.722.958 orang.

 

Mereka yang di-PHK bisa jadi adalah salah satu relasi atau kerabat, bahkan pasangan, atau Geng Sehat sendiri. Bagi mereka yang mengalami PHK, beban yang dirasakan menjadi ganda.

 

Dijelaskan Psikolog Retno Dewanti Purba dalam diskusi online yang diselenggarakan RnR Public Relations, Rabu (20/5), selain harus menghadapi kecemasan tertular Covid-19, mereka harus berhadapan dengan hilangnya penghasilan. 

 

Baca juga: Awas, 9 Gejala Stres Berat yang Perlu Diwaspadai

 

Menurut Retno, setidaknya ada 4 dampak psikologis yang turut terjadi saat seseorang kehilangan pekerjaannya.

 

1. Keberfungsian diri terganggu

Bagi sebagian besar orang, karir dan pekerjaan merupakan media aktualisasi diri yang memberikan arti dan tujuan hidup. Sehingga saat media untuk melakukan aktualisasi diri itu hilang, maka mereka akan merasakan keberfungsian dirinya terganggu. Hal ini akan berdampak pana gangguan kualitas hidupnya secara umum.

 

2. Identitas dan Harga Diri Jatuh

Saat kehilangan pekerjaan secara mendadak, maka bisa saja seseorang merasa salah satu bagian dari jati dirinya tercabut. Hal ini bisa menimbulkan rasa putus asa, meragukan diri sendiri, kecemasan, depresi, hingga merasa diri tidak berharga (low self-esteem).

 

3. Kehilangan Rasa Aman

Keamanan finansial tentu paling terdampak akibat PHK. Kehilangan pekerjaan membuat rasa aman akan kondisi keuangan masa depan, bahkan dalam beberapa bulan ke depan. menjadi tidak pasti.

 

4. Kehilangan Koneksi Sosial

Selain kehilangan interaksi sosial di tempat kerja, saat seseorang kehilangan pekerjaan, biasanya timbul rasa malu dan rendah diri sehingga menarik diri dari kehidupan sosial. “Rasa tertekan dan ingin menyendiri adalah hal yang sangat bisa dipahami dialami oleh seseorang yang baru kehilangan pekerjaan,” jelas Retno.

 

Baca juga: Bisa Melemahkan Imun, Begini Cara Mengelola Stres Selama Pandemi

 

Cara Memberikan Dukungan Korban PHK

Orang terdekatlah yang harus memberikan dukungan, baik suami atau istri. Caranya dengan mendampingi dan memberikan dukungan yang realistis. Jika suami yang menjadi korban PHK, ajak ia bicara dan memotivasinya bahwa dengan mengubah gaya hidup, mengatur lagi pengeluaran, maka keluarga akan bisa bertahan di situasi sulit.

 

Menurut Retno, berikut ini beberapa bentuk dukungan yang bisa kita berikan tanpa membuat korban PHK menjadi bertambah depresi. 

 

Pertama, dengan memberikan dukungan emosional dan sosial untuk membantu mereka berdamai dengan keadaan (acceptance). Setelah itu membantu mereka menyusun coping strategy, bagaimana cara menghadapi masalah.

 

“Ingat bahwa ada orang yang tipenya lari dari masalah, ada yang mampu mengenali masalah dan mencari cara mengatasinya. Kita bisa membantu memilah lingkar pergaulan yang sekiranya membawa dampak negatif,” jelas Retno.

 

Jika memungkinkan, Kamu bisa membantu perencanaan ke depan termasuk karir dan finansial, atau sekadar memberikan pengalih perhatian agar tidak terjebak pada kesedihan.

 

“Situasi saat ini memang masa yang berat bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, kita harus mampu beradaptasi dengan situasi yang telah jauh berbeda dengan sebelumnya. Karena itu untuk mempertahankan kesehatan mental dan psikologis kita, jangan sampai kita kehilangan harapan, tetap berusaha untuk produktif dan selalu menjaga kesehatan agar dapat terus mengupayakan yang terbaik bagi masa depan kita,” pungkas Retno.

 

Baca juga: Seberapa Tahan Kamu dengan Tekanan