Ada waktu di mana tubuh terasa kurang fit dan sehat. Lantas beberapa pasangan akan bertanya-tanya, apakah mereka boleh bercinta saat tubuh sedang sakit. Dan apakah penyakit bisa menular melalui virus yang dibawa oleh pasangan? Alhasil, beberapa pasangan merasa ragu untuk melakukan hubungan seks saat sakit, karena takut menularkan penyakitnya.

 

Selain itu, selama sakit tubuh secara naluriah akan dipaksa untuk beristirahat, sehingga hasrat untuk melakukan hubungan seks pun menurun. Mereka akhirnya menganggap kondisi tubuh yang lemah akan membuat hubungan seks terasa kurang nikmat

 

Namun, beberapa studi menyebutkan bahwa bercinta bisa memberikan dampak positif pada beberapa jenis penyakit. Dan, tidak semua penyakit akan ditularkan melalui hubungan seks. Hanya jenis-jenis penyakit tertentu yang bisa menular melalui air  mani atau cairan lubrikasi wanita. Jadi, pilihan untuk tetap bercinta atau tidak saat sedang sakit dapat bergantung pada jenis penyakit yang Kamu atau pasanganmu derita. Simak ulasannya berikut ini, yuk!

 

Batuk dan Flu

Saat flu dan batuk, tubuh biasanya sedang dalam kondisi tidak fit. Hal ini akan membuat aktivitas seks terasa kurang bergairah dan menjadi kurang berkualitas. Kebanyakan virus berpindah atau menular bukan melalui penetrasi saat bercinta, melainkan melalui belaian wajah dan ciuman. Pasalnya, virus batuk dan flu bisa ditularkan melalui udara dan kontak fisik.

 

Jika Mums atau Dads sedang terjangkit virus flu atau batuk, sebaiknya bersabar sampai penyakit tersebut sembuh. Risiko penularan ini juga tidak akan hilang, meskipun sudah membersihkan diri sebelum bercinta.

 

Sakit Jantung

Dilansir dari Kompas.com, The American Heart Association menyatakan bahwa secara umum aktivitas seksual tidak berbahaya bagi penderita jantung. Hubungan seksual masih aman dilakukan oleh penderita penyakit jantung ringan, nyeri dada (angina), penderita gangguan detak jantung (atrial fibrillation) yang terkontrol, serta penderita penyakit jantung yang tidak memiliki keluhan.

 

Hubungan seksual yang dilakukan oleh penderita penyakit jantung bisa dianggap sebagai olahraga ringan. Tetapi bagi penderita penyakit jantung yang kondisinya kerap tidak stabil, memiliki gejala yang cukup parah, bahkan pernah mengalami serangan jantung, melakukan hubungan seksual merupakan suatu aktivitas yang cukup berisiko. Bahkan, ada baiknya untuk dihindari. Namun untuk lebih pasti, sebaiknya berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu. Sebab, dokter akan lebih tahu mengenai kondisi sakit jantung yang diderita.

Baca juga: 10 Manfaat Seks Untuk Kesehatan

 

Kanker

Mums tidak perlu khawatir akan menularkan penyakit kepada pasangan selama bercinta, karena kanker tidak akan menular dan bertambah parah. Tetapi sama halnya dengan penyakit ringan seperti flu dan batuk atau penyakit kronis seperti jantung, penderita kanker diperbolehkan untuk melakukan hubungan seks dengan beberapa ketentuan. 

 

Perlu diperhatikan pada penderita kanker di daerah kelamin seperti kanker prostat pada pria dan kanker leher rahim (serviks) pada wanita, hubungan seks bisa membuat Mums dan pasangan dalam masalah. Kanker tersebut bisa menular melalui hubungan intim, meskipun kemungkinannya sangat kecil.

 

Alangkah baiknya jika lebih terbuka mendiskusikan hal ini secara lebih mendalam. Pasalnya, pengidap kanker biasanya berada dalam kondis emosional yang tidak stabil dan cenderung mudah merasa cemas akibat penyakit yang dideritanya. Perasaan cemas ini bisa memengaruhi kualitas hubungan seks yang dilakukan.

 

Sedang Kemoterapi

Bagaimana jika sedang menjalani perawatan kemoterapi? Amankah untuk melakukan hubungan seksual? Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan apabila salah satu di antara Mums atau suami sedang menjalani pengobatan yang satu ini. Pertama, apa jenis kanker yang diderita. Seperti ulasan di atas, kanker pada area genital berisiko tinggi untuk menularkan penyakit  melalui hubungan seks.

 

Kedua, pastikan jenis obat kemoterapi yang dipakai. Beberapa jenis obat kemoterapi dapat memengaruhi lendir dan lapisan vagina. Kondisi ini bisa menimbulkan luka serta iritasi saat melakukan hubungan seks. Selain itu, beberapa jenis obat kemoterapi juga berdampak pada daya tahan tubuh yang melemah. Dokter mungkin akan menyarankan agar aktivitas seksual dihentikan untuk sementara waktu sampai perawatan selesai.

 

Ketiga, perhatikan masa subur. Jika Mums melakukan hubungan seksual pada masa subur, sebaiknya gunakan alat pengontrol kehamilan, misalnya kondom. Pasien kanker yang sedang menjalani perawatan kemoterapi atau radioterapi diharapkan untuk menghidari terjadinya kehamilan. Hal ini dilakukan untuk mencegah kandungan terkena efek samping dari kemoterapi atau radioterapi.

 

Keempat, ketahui efek samping yang timbul akibat perawatan kemoterapi, di antaranya kelelahan dan tubuh terasa lemah. Kondisi ini bisa membuat penderita kanker kehilangan gairah seksual atau tidak cukup berstamina untuk melakukan aktivitas seksual. Mums bisa mencari cara lain untuk mengekspresikan rasa kasih dan sayang, yaitu dengan cara berciuman atau berpelukan. 

Baca juga: Hubungan Intim Ketika Menstruasi, Berbahayakah?

 

 

 

 

Tips Berhubungan Seks Saat Sakit

Ada bebera tips yang bisa diterapkan ketika Mums atau pasangan sedang sakit, namun ingin berhubungan intim seperti biasa. Berikut 3 tipsnya:

  1. Konsultasi kepada dokter. Dokter akan memberi tahu apakah kondisi memungkinkan atau tidak untuk melakukan aktivitas seksual. Dokter juga mungkin akan meresepkan obat pereda nyeri, agar Kamu atau pasangan bisa mengendalikan rasa sakit saat sedang bercinta.
  2. Atur posisi bercinta. Coba posisi bercinta yang paling nyaman dan aman, seperti posisi berhadapan atau side-to-side dengan menggunakan bantal tambahan.
  3. Tandai waktu yang baik. Beberapa penyakit memiliki siklus kapan dan berapa lama rasa sakit akan muncul. Oleh sebab itu, sebaiknya Mums menandai waktu-waktu yang tepat kapan tubuh dalam kondisi yang cukup fit.

 

Jika Mums atau pasangan menderita penyakit tertentu, jangan ragu untuk bertanya kepada dokter mengenai risiko-risiko yang terjadi jika berhubungan seksual bersama pasangan. Komunikasikan hal tersebut kepada dokter, agar ia bisa tahu permasalahan yang Kamu atau pasangan sedang hadapi. 

Baca juga: Apakah Hubungan Anda dan Pasangan Sudah Sehat?