Mums meletakkan si Kecil di tempat tidurnya dalam posisi telentang. Namun, beberapa saat kemudian Mums kembali untuk mengecek dan melihat posisi tidurnya berubah menjadi miring. Mums jadi khawatir, apalagi ada yang bilang kematian bayi bisa disebabkan karena posisi tidur. Bolehkah bayi tidur miring?

 

Jangan panik dulu Mums! Baca penjelasan di bawah ini, ya.

 

Baca juga: Apa Bayi Harus Dibedong? Ini Jawabannya!
 

Bolehkah Bayi Tidur Miring?

Untuk menjawab pertanyaan Mums tersebut, coba baca penjelasan di bawah ini dulu ya, Mum:

 

Risiko SIDS

Salah satu hal yang dikhawatirkan jika bayi tidur dalam posisi miring adalah kemungkinan ia akan berguling ke samping dan tengkurap. Bayi baru lahir belum bisa menggulingkan tubuhnya sendiri ketika ia berada dalam posisi tengkurap. Tidur tengkurap meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) jika bayi belum siap. 

 

Risiko SIDS paling tinggi pada bayi berusia 2-4 bulan. Jadi, pastikan Mums menidurkan bayi pada posisi telentang. Sebaiknya jangan tidur di tempat tidur yang sama dengan Mums dan Dads. 

 

Langkah terbaik adalah si Kecil tidur satu kamar dengan Mums dan Dads, namun di tempat tidur yang berbeda. Dengan begitu, Mums dan Dads juga bisa sering-sering mengeceknya. 

 

Benarkah Bisa Mencegah Bayi Tersedak?

Mungkin terkadang Mums berpikir si Kecil akan tersedak jika ia gumoh atau muntah saat tidur telentang, sehingga sebaiknya si Kecil tidur menyamping. Tetapi, menurut ahli, mitos belaka jika tidur miring bisa mencegah bayi tersedak.

 

Bahkan, menurut beberapa penelitian, risiko tersedak menurun jika bayi tidur telentang. Pasalnya, lebih mudah bagi bayi untuk bernapas saat tidur telentang. Bayi memiliki refleks otomatis yang membuatnya batuk atau menelan makanan atau minuman yang naik dari lambungnya, bahkan ketika ia tidur sekalipun. 

 

Risiko Tortikolis

Tortikolis adalah gangguan pada otot leher yang menyebabkan kepala jadi miring, bisa karena salah posisi tidur. Bayi baru lahir juga bisa terkena tortikolis, Mums. Salah satunya bisa disebabkan karena bayi tidur miring. Posisi ini kurang mendukung untuk menopang kepala dan lehernya.

 

Gejala tortikolis pada bayi di antaranya:

  • Hanya memiringkan kepalanya ke satu arah.
  • Lebih suka menyusu di satu sisi saja.
    Hanya menggerakkan matanya untuk melihat ke samping, bukannya menggerakkan kepalanya.
  • Tidak bisa menolehkan kepalanya.

 

Perubahan Warna Harlequin

Sekitar 10% bayi baru lahir mengalami perubahan warna harlequin ketika mereka tidur miring. Kondisi ini menyebabkan sebagian dari wajah dan tubuh bayi menjadi berwarna pink atau merah. Kondisi ini tidak berbahaya, jadi tidak perlu khawatir, Mums. 

 

Perubahan warna ini bersifat sementara dan hanya bertahan sekitar beberapa menit saja. Kondisi ini terjadi karena darah berkumpul di pembuluh darah yang lebih kecil pada bagian tubuh yang tertekan. 

 

Baca juga: Busui Positif Covid, Apakah ASI-nya Mengandung Virus Covid-19?
 

Kapan Sih Amannya Bayi Bisa Tidur Miring?

Ketika bayi sudah berusia 4 bulan, ia sudah menjadi lebih kuat dan memiliki kemampuan motorik yang lebih baik. Ini artinya, ia bisa mengangkat kepalanya dan menggulingkan tubuhnya sendiri ketika ia berada dalam posisi tengkurap. 

 

Pada usia ini, sudah lebih aman jika si Kecil mau tidur miring, tapi hanya jika ia berada di posisi tersebut karena upayanya sendiri, bukan karena Mum yang menidurkannya dalam posisi miring. 

 

Namun, perlu diketahui bahwa ahli mengatakan yang paling aman adalah bayi tidur dalam posisi telentang selama satu tahun pertama. Jadi, sebaiknya pastikan si Kecil tidur dalam posisi telentang ya, Mums.

 

Baca juga: Kepala Bayi Berukuran Jauh Lebih Kecil, Apa Penyebabnya?

 

Sumber:

Healthline. Is Side Sleeping Safe for My Baby?. Juli 2019.
CDC. About SUID and SIDS. 2018.