Berargumen serta memiliki perbedaan pendapat adalah hal wajar dalam sebuah hubungan. Namun, hindari berargumen via chat ya, karena bisa bikin masalah tambah runyam!

 

Alasan Berantem Via Chat Tidak Disarankan

Semua pasti setuju, bahwa dalam hubungan, konflik tidak bisa dihindari. Pasangan akan selalu bisa berselisih, bahkan bertengkar.

 

Karena menjadi hal yang tak bisa dipisahkan, ahli psikologi pun mengatakan bahwa pasangan suami-istri yang tidak memiliki konflik apa pun, pernikahannya justru seringkali berakhir dengan perceraian. Pasalnya, absennya argumen diibaratkan sebagai hubungan yang tidak dapat diselamatkan akibat sudah padamnya “api” kasih sayang dan cinta. 

 

Sementara, ketika sepasang suami-istri dapat melewati konflik dengan cara yang konstruktif, justru bisa membuat keduanya lebih dekat, karena konflik tersebut dapat memicu percakapan jujur yang menguntungkan hubungan dalam jangka panjang. Tentu hal ini bertolak belakang jika ketika salah satu atau kedua pasangan acuh tak acuh terhadap hubungan mereka, sehingga bahkan tidak cukup peduli untuk bertengkar.

 

Walau begitu, konflik yang memanas, menyakitkan, apalagi jika berkelanjutan, tentu juga tak baik. Perlu diingat, setiap pasangan harus mampu mengatasi konflik dengan cara yang lebih sehat dan produktif. Nah, seiring dengan perkembangan teknologi yang memungkinkan kita untuk saling berkirim pesan dengan messenger, chat tentu menjadi salah satu media untuk berkomunikasi secara intens dengan pasangan. Bahkan, bisa pula untuk berargumen. Tapi catet, hal tersebut justru bisa membuat masalah makin runyam!

 

Alasannya adalah:

 

  • Tidak ada nada vokal yang terlibat

 

Siapa nih, yang pernah jadi sensitif atau malah berantem karena membaca chat yang kelihatannya seperti datar? Nah, itulah kekurangannya chat, yaitu terlihat datar dan bisa disalahartikan. Sehingga, banyak hal dalam tulisan dapat diambil secara berbeda, dan tanpa modulasi vokal untuk mengklarifikasi, mudah untuk menganggap yang terburuk pada seseorang dan niat mereka.

 

Saat kita berbicara, orang yang kita ajak bicara dapat mengetahui seberapa serius atau ringannya kita dari nada bicara. Teks, di sisi lain, tidak memiliki nada. Semuanya datar secara tertulis, jadi komentar sarkastik atau lelucon dapat disalahartikan sebagai penghinaan.

 

Satu-satunya cara tidak dianggap menghina atau marah adalah dengan menggunakan emoji atau GIF. Ini dapat menciptakan energi yang lebih ringan. 

 

 

  • Bisa menimbulkan kesalahpahaman

 

Mengirim chat pada umumnya adalah pertukaran bolak-balik yang cepat, dan saat berdebat, itu bisa menjadi lebih cepat. Kita mungkin tergoda untuk tidak membaca semua balasan seseorang sebelum menanggapi lagi. Apalagi jika semakin kesal dan suasana kian memanas, semakin sulit untuk mengekspresikan diri dengan jelas atau untuk memahami dengan jelas lawan bicara. 

 

Nah, hal ini dapat dengan cepat berubah menjadi situasi yang lebih besar dan lebih buruk. Apalagi, semakin kesal, kita cenderung semakin tidak rasional.

 

 

 

Baca juga: Penting! Begini Cara Mencegah Obesitas pada Anak Sejak Dini

 

 

 

 

  • Tidak ada bahasa tubuh

 

Selain isyarat vokal, kita berkomunikasi secara langsung melalui bahasa tubuh dan ekspresi wajah. Bagaimana kita bertindak secara fisik, membuat orang lain tahu bagaimana perasaan kita. Di sisi lain, jika bertengkar dalam bentuk teks, pertengkaran dapat meningkat ke titik yang mengerikan tanpa satu orang pun menyadari betapa kesalnya lawan bicara.

 

Biasanya, jika melihat lawan bicara marah atau bahkan mulai menangis, kita akan berhenti sejenak untuk memastikan ia baik-baik saja. Namun jika melalui teks, kita mungkin tidak tahu apakah ia menangis atau tidak. Oleh karena itu, kita mungkin tidak berhenti melontarkan kata-kata ketika seharusnya, yang bisa menyakitkan bagi orang yang menerimanya. Berabe deh, jadinya!

 

 

  • Emoji dan GIF Bisa Menyakitkan

 

Menambahkan emoji atau GIF memang bisa menjadi penawar agar chat kita tidak disalahartikan. Namun, juga tetap ada kemungkinan penambahan emoji dan GIF dapat memperburuk keadaan dalam perselisihan yang dilakukan di chat. Contoh: Mengirim emoji memutar mata (eye-roll) atau menggelengkan kepala, bisa saja menyinggung perasaan lawan bicara, lho.

 

 

Baca juga: Kenapa Anak Takut Berjalan di Atas Pasir?

 

 

 

 

 

Cara Menghindari Pertengkaran di Chat

Setelah memahami bahaya berdebat di chat, mari kita bahas cara mencegahnya terjadi. Yang bisa dilakukan antara lain:

 

 

  • Hentikan percakapan

 

Segera setelah menjadi jelas bahwa segala sesuatunya menuju ke arah yang buruk, Mums dapat menjadi orang yang bisa menghentikan pertengkaran, sebelum situasi semakin panas. Beberapa hal yang dapat dikatakan untuk memperjelas bahwa situasinya tidak berjalan ke arah yang benar, seperti, “Kayaknya ngomongin ini di chat enggak pas, deh. Kita obrolin pas nanti Ayah udah sampe rumah, ya.”

 

 

  • Berikan alternatif

 

Setelah jelas bahwa percakapan tidak lagi terasa seperti komunikasi yang efektif, sarankan alternatif sebelum telanjur berargumen via teks. Contohnya seperti, “Pa, bisa ditelepon kapan? Aku pengen jelasin yang tadi ada di chat.”

 

 

  • Menjauhlah dari ponsel

 

Jika kita merasa bahwa chat yang dilakukan justru menjadi pertengkaran, atau lawan bicara tidak mendengarkan dan malah membuat percakapan menjadi negatif, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah meletakkan ponsel dan menjauh darinya. 

 

Tindakan melepaskan diri ini memang tak mudah, tapi sebenarnya merupakan tindakan yang menenangkan dan menjauhkan diri dari stres. Sambil menjaga jarak, Mums bisa berjalan-jalan, atau bernapas dalam-dalam untuk menurunkan tingkat stres, yang dapat membantu menenangkan diri. Setelah Mums merasa lebih tenang, maka umumnya dapat mengatasi situasi dengan lebih baik dan rasional.

 

Selamat mencoba! (IS)

 

 

Baca juga: Hati-hati 5 Perilaku Ini Tergolong Kekerasan Emosional pada Anak

 

 

Jadi orang tua memang enggak ada buku petunjuknya. Tapi, Mums bisa selalu update ilmu serta info seputar parenting di Komunitas Teman Bumil. Yuk, gabung sekarang di sini:  https://linktr.ee/KomunitasTemanBumil

Referensi:

VeryWell Mind. Arguing Via Text

Time. Healthy Fight with Partner