Kekerasan dalam bentuk apapun, baik fisik maupun emosional, tentu menimbulkan dampak yang buruk untuk perkembangan anak. Namun, dibanding kekerasan fisik, seringkali orang tua kurang menyadari bahwa diri mereka juga kerap melakukan kekerasan emosional pada sang anak. Hal ini karena kekerasan emosional tidak menimbulkan luka secara fisik yang sulit untuk diketahui. Meski begitu, dampak kekerasan emosional pada anak sama beratnya dengan kekerasan fisik. Sebuah penelitian bahkan menyebutkan jika anak-anak yang mengalami kekerasan emosional lebih rentan terhadap kehamilan di usia remaja, perilaku nakal, putus sekolah, dan penggunaan zat serta obat-obatan terlarang.

Nah, untuk lebih jelasnya mengenai dampak kekerasan emosional pada anak dan perilaku apa saja yang tergolong kekerasan emosional, berikut penjelasan selengkapnya.

 

Baca juga: Penyebab Kekerasan Orang Tua Terhadap Anak Meningkat
 

Kekerasan Emosional pada Anak

Tak sedikit orang tua yang tidak menyadari bahwa diri mereka telah melakukan kekerasan emosional pada anak. Nah, berikut ini beberapa perilaku yang sebenarnya sudah tergolong dalam kekerasan emosional pada anak. Coba dicek lagi, jangan-jangan Mums pernah tanpa sengaja melakukannya pada si Kecil!

 

1. Mengabaikan

Tidak bisa dipungkiri jika mengurus si Kecil memang menyita banyak waktu Mums dan Dads. Apalagi jika Mums dan Dads memiliki kesibukannya masing-masing. Akhirnya, karena tuntutan pekerjaan atau kesibukan lain, Mums dan Dads jadi terpaksa mengabaikan si Kecil dengan jarang menemuinya atau bahkan jarang mengajaknya mengobrol. Kebiasaan ini jika dilakukan secara terus-menerus dapat menimbulkan luka secara emosional pada diri anak.

Contoh perilaku lain yang tergolong kekerasan emosional pada anak, seperti:

  • Hadir secara fisik bersama anak, tetapi tidak memperhatikannya.
  • Menghindari kontak mata saat anak berbicara.
  • Jarang memanggil namanya ketika berbicara.

 

2. Tidak memenuhi kebutuhan anak

Kebutuhan anak tidak hanya berupa sandang, pangan, dan papan. Lebih jauh lagi, anak-anak membutuhkan orang tua dalam hal kasih sayang dan dukungan. Jika orang tua terbiasa membiarkan anak menghadapi segala sesuatunya sendiri, bahkan orang tua enggan menyentuh atau memeluk anak ketika mereka kesulitan, ini dapat membuat anak merasa kesepian dan akhirnya menjauh dari orang tua.

Kasus lain, ketika orang tua justru mengejek anak. Misalnya saat anak terjatuh dan menangis, orang tua justru berkata “Cuma jatuh dan luka kecil gitu aja kok Kamu nangis. Berlebihan deh!”. Kata- kata seperti ini tanpa sadar sering terucap dari orang tua. Biasanya orang tua berharap dengan berkata seperti ini, mereka dapat membuat anak merasa lebih tegar dan tidak selalu menangis. Namun, tahukah jika mengatakan hal ini sebenarnya sama saja menunjukkan bahwa orang tua tidak mau memenuhi kebutuhan anak akan rasa kasih sayang saat ia membutuhkannya. Anak justru mendapat ejekan dari orang tua yang membuatnya semakin terluka secara emosional.

 

Baca juga: Waspadai Kekerasan Seksual pada Anak
 

3. Membuat anak merasa terisolasi

Sangat wajar jika orang tua merasa khawatir terhadap anak-anaknya. Namun, mengekang anak, hingga ia tidak boleh berinteraksi dengan teman-teman sebayanya atau bahkan kerabat dekatnya sama saja membuatnya merasa terisolasi dan termasuk dalam kekerasan emosional.

Selain itu, terlalu sering memberi hukuman dengan mengurung atau tidak boleh berinteraksi dengan orang lain juga termasuk dalam kekerasan emosional pada anak.

 

4. Melakukan manipulasi pada anak

Bagi anak-anak, orang tua adalah sosok yang dijadikannya role model atau panutan. Tak heran jika apa yang disuruh atau diminta orang tua, anak akan melakukannya. Akan tetapi, jika kondisi ini dilakukan untuk tujuan yang buruk, misalnya meminta anak untuk berbohong atau mencuri, maka perilaku ini sudah termasuk dalam kekerasan emosional pada anak.

 

5. Mengancam anak

Wajar jika orang tua merasa kesal ketika anak tidak menuruti perintahnya. Meski begitu, orang tua tidak boleh menggertak atau bahkan mengancam anak. Kata-kata seperti, “Kalau Adik nakal, nanti Mama pukul” atau “Kalau Adik enggak mau makan, nanti Mama enggak akan kasih makan lagi”, merupakan bentuk kekerasan emosional pada anak.

 

Dalam bentuk apapun, kekerasan tentu bukanlah perilaku yang dapat dibenarkan. Kekerasan emosional yang seringkali tidak terlihat jelas, juga dapat menimbulkan luka yang mendalam secara psikologis dalam diri anak. Oleh karena itu, hindari melakukan tindakan-tindakan yang disebutkan di atas karena tergolong kekerasan emosional pada anak. (BAG)

 

Baca juga: Tayangan Kekerasan di TV Menyebabkan Anak Agresif dan Ketakutan
 

Referensi

Mom Junction. 8 Serious Negative Effects Of Verbal Abuse On Children.