Saat bayi sudah dilahirkan, ibu mana yang tidak ingin untuk memberikan susu atau ASI pada anaknya sendiri? Selain dapat membentuk bonding atau ikatan yang lebih intim dengan Mums, ASI juga baik dan sangat bermanfaat untuk kesehatan dan pertumbuhan bayi yang baru lahir. Namun pernahkah Mums mendengar bahwa ada bayi yang alergi terhadap ASI? Apakah benar ada bayi alergi ASI?

 

Baca juga: ASI Tetap Bisa Diberikan Meski Mengalami 6 Masalah Ini

 

Apakah Bayi Bisa Mengalami Alergi ASI?

ASI uumnya tidak menimbulkan gejala alergi pada bayi, melainkan apa yang Mums makan sehari-hari bisa tersalurkan ke dalam ASI sehingga dapat memicu terjadinya alergi pada anak.  Untuk itu, Mums perlu mencari tahu makanan apa yang dapat menyebabkan bayi mengalami alergi terhadap ASI.

 

Bayi yang mengalami alergi terhadap ASI biasanya menunjukkan beberapa gejala setelah ia mengonsumsi ASI, di antaranya adalah gumoh atau muntah yang terjadi secara spontan. Namun ada perbedaan dari gumoh yang biasanya dilakukan bayi, jika bayi gumoh dengan frekuensi 1 hingga 4 kali dalam satu hari dan tidak disertakan kontraksi otot perut, maka masih dapat dikatakan normal.

 

Namun jika bayi mengalami gumoh yang jauh dari frekuensi normal, hendaknya Mums segera membawa bayi ke dokter. Bisa jadi bayi mengalami alergi terhadap susu atau makanan turunan lainnya. Jika gumoh tidak diatasi dengan baik, dikhawatirkan gumoh atau air susu akan masuk ke lambung. Di dalam lambung terdapat asam lambung sehingga jika air susu tercampur dengan asam lambung dan masuk ke paru-paru akan menyumbat saluran nafas. Apalagi terjadi dalam frekuensi yang sering di atas 4 kali sehari.

 

Selain itu, bayi juga bisa muncul kemerahan pada wajah atau anggota tubuhnya beberapa saat setelah Mums memberikan ASI. Kondisi itu bukan hal yang termasuk parah karena setelah beberapa jam, wajah dan tubuh bayi akan normal kembali.

 

Baca juga: Pro dan Kontra Suplemen Zat Besi untuk Bayi ASI

 

Makanan Apa yang Harus Dihindari Mums?

Anak yang tiba-tiba menunjukkan gejala gumoh atau kemerahan setelah mengonsumsi ASI mungkin terjadi karena asupan makanan Mums banyak mengandung protein susu, misalnya saja dari susu atau produk turunan susu lainnya seperti keju, yogurt, mentega dan sebagainya.

 

Protein susu inilah yang dapat menyebabkan timbulnya alergi susu sapi pada bayi yang menyusu ASI. Umumnya, protein dalam susu sapi, dan produk yang berbahan dasar susu lainnya bisa menjadi penyebab alergi pada bayi sebanyak 2 hingga 3%. Jika alergi terhadap susu sapi gejala yang ditimbulkan berupa sakit perut atau kembung, mencret dan ruam di sekitar mulut dan kulit lainnya.

 

Bukan hanya susu yang bisa menjadi penyebab bayi mengalami alergi terhadap ASI, makanan lain seperti udang, ikan dan kacang-kacangan juga bisa menjadi penyebab bayi alergi terhadap kandungan ASI. Gejala ini bisa muncul mulai dari 2 hingga 6 jam setelah Mums mengonsumsi makanan tersebut kemudian memberikan ASI kepada bayi.

 

Mums dapat melihat perubahan pada ruam kulit atau perut bayi setelah Mums mengonsumsi beberapa makanan, jadi Mums akan mengetahui makanan apa yang bisa membuat bayi alergi terhadap ASI.

 

Jika memang bayi tetap menunjukkan gejala alergi terhadap ASI, Mums harus berhenti untuk memberikannya ASI kemudian berkonsultasilah dengan dokter. Tidak disarankan pula untuk langsung mengganti ASI dengan asupan susu formula sebelum berkonsultasi dengan dokter karena akan mengurangi asupan gizi yang diterima bayi Mums.

 

Baca juga: 4 Mitos Mengenai Perawatan Bayi

 

Sebaiknya hindari makanan yang dapat memicu alergi pada anak ketika Mums menyusui. Selain menghindari makanan yang dapat memicu alergi pada anak ketika Mums menyusui, beberapa makanan atau minuman lain yang juga perlu dihindari di antaranya:

 

1. Makanan dan minuman berkafein

Sebaiknya Mums mulai membatasi minuman dan makanan yang mengandung kafein seperti dalam cokelat, teh dan kopi. Minuman tersebut tidak boleh dikonsumsi lebih dari 2 atau 3 gelas per hari karena dapat menganggu tidur bayi.

 

2. Alkohol

Alkohol tidak baik berada dalam ASI karena dapat berdampak pada perkembangan saraf dan otak bayi. Jika Mums mengonsumsi alkohol, sebaiknya tidak memberikan ASI pada bayi sampai kadar alkohol dalam tubuh Mums benar-benar hilang.

 

3. Ikan bermerkuri tinggi

Ikan atau seafood merupakan sumber protein dan asam lemak omega-3 yang baik bagi tubuh. Namun, beberapa seafood mengandung merkuri yang tinggi sehingga tidak baik untuk tubuh seperti ikan makarel raja, ikan todak dan tilefish. Tuna juga mengandung merkuri walaupun hanya sedikit. Sebaiknya batasi konsumsi tuna setidaknya dua minggu sekali karena merkuri berbahaya bagi perkembangan risiko otak bayi

 

Jadi, bayi bukanlah alergi terhadap ASI, biasanya bayi alergi terhadap makanan yang Mums konsumsi sehingga menyebabkan bayi alergi terhadap ASI. Sebaiknya konsultasikan mengenai perkembangan bayi kepada dokter, agar lebih mudah dan cepat mengetahui bahwa bayi alergi terhadap ASI.